3T ~ Perang harga diri

1.7K 85 5
                                    

         Setelah acara pertunangan Kenan dan Tarina, tidak banyak perubahan yang terjadi.

Mungkin hanya status mereka yang berubah, tapi Tarina belum bisa secara langsung merubah pikirannya sepenuhnya, ia hanya baru membiarkan hatinya terbuka untuk Kenan.

"Ri, temenin gue ke mall yuk." Teresa masuk ke kamar Tari yang senantiasa tidak terkunci.

"Males, ngantuk gue." jawab Tarina dari kasurnya.

"Udah siang ya ampun, anak gadis, masih tidur juga, bangun gak lo!" Tere menyingkap selimut Tarina dan membawanya saat ia membuka tirai di kamar Tari.

"Gue kelar pertandingan sampe jam satu semalem." ucap Tarina memeluk guling.

"Buruan bangun, lo gak sarapan juga tadi, ini udah jam dua belas." ucap Tere.

"Ntar malem aja deh Re ke mall nya, sumpah gue ngantuk banget." jawab Tari.

"Nanti malem gue mau nemenin bunda packing." ucap Tere.

"Bunda mau kemana emangnya?" tanya Tarina dengan suara seraknya.

"Bali, seminggu, ada gathering koloni perusahaan." jelaskan Tere.

"Papa juga?" tanya Tari.

"Taraga juga." jawab Tere.

"Kita?" tanya Tari

"Kita? Lo aja kali, gue mah ikut." ucap Tere menyalakan TV di kamar Tari.

"Yaudah." jawab Tari mencebikkan bibir.

"Ih buruan Ri, mandi sana, gue sekalian mau beliin pesenan bunda." suruh Tere.

"Iyyah...." akhirnya Tarina turun juga dari kasurnya.

"Pencemaran wajah cantik Teresa tuh anak, kalo orang gak tau bisa dikata gue yang males." omel Teresa membenahi kamar Tarina

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

        "Bentar Re, gue makan dulu, gak tahan, perut gue perih banget." ucap Tarina begitu keluar dari kamar mandi.

Ternyata ada Taraga juga di kamarnya.

Dua kembarannya itu sedang heboh memainkan gim.

"Sejak kapan di kamar gue ada joystick dan kawan-kawannya?" monolog Tari berjalan keluar dari kamarnya, membiarkan dua kembarannya yang heboh lesehan beradu strategi.

"Mbak Tarina biar saya aja yang masakin." Mbak Lis cepat-cepat mencuci kedua tangannya.

"Gapapa mbak, lanjutin aja, ntar kalo saya butuh bantuan, saya minta tolong Mbak Lis." ucap Tarina pada Lilis yang memasukkan beberapa belanjaan ke dalam lemari es.

"Selamat siang putri tidurnya papa." Tarina menoleh, dan mendapati Abraham yang sedang menuang air ke gelas.

"Eh pah, siang, tumben papa baliknya cepet?" tanya Tari.

"Pengen makan siang di rumah, soalnya bunda bilang Tari lagi masak." kekeh papanya sambil berjalan mendekat.

"Heumm, ejek aja terus." ucap Tari menyelesaikan nasi gorengnya.

"Papa mau makan gak?" tawar Tarina.

"Boleh deh." jawab Abraham melepas dasinya.

"Bunda mana pa?" tanya Tari.

"Belum pulang emangnya?" tanya Abraham.

Tarina menggeleng sambil mengambil dua piring.

"Tadi bilangnya mau urusin tiket, papa kira beli online." jawab papanya kembali duduk di meja makan.

TRIPELTI : Welcome Home [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang