3T ~ Berakhir

1.2K 73 17
                                    

Klek

"Tere sama Tara kemana?" tanya Tarina yang langsung duduk di kursi meja belajarnya.

Kenan yang baru saja menutup pintu kamar Tarina segera beranjak menuju bibir kasur, "Siapa cowok itu?"

Tarina tak menjawab, karena pertanyaan pertamanya belum dijawab oleh Kenan. Ia memilih menatap kesal ke arah Kenan.

"Tara lagi nemenin Teresa nemuin Adevin." jawab Kenan seolah mengerti tatapan Tarina.

"Sepupunya Bombom, namanya Qizaga, dia ambil jurusan yang sama, kebetulan ketemu di kelas umum bareng adiknya juga."

"Kak Aga anak jurusan matematika terapan angkatan tahun lalu, dan ambil bisnis di angkatan sekarang, beberapa kali kita sekelas.

"Taman itu, di gedung belakang itu ada perpustakaan, pertama kali ke sana, Kak Aga ngajak ngerjain tugas bareng sekalian ngenalin tunangannya, ada adiknya juga di sana."

Tanpa menunggu aba-aba dari Kenan, Tarina berinisiatif untuk menjelaskan semuanya pada Kenan.

"Terus kalo cuma gitu kenapa harus pergi beberapa hari ini?" tanya Kenan.

"Kamu pikir lah, sakit gak jadi aku? Aku udah usaha buat nerima semuanya, tapi kamu malah gak percaya sama aku?"

"Dan kamu meluk Tere yang notabene pernah suka sama kamu di depan aku." lanjut Tarina.

Kenan beranjak untuk mendekati Tarina, "Aku minta maaf, bukannya aku gak percaya sama kamu babe, aku cuma gak suka liat kamu tiba-tiba jalan sama cowok, kamu keliatan seneng banget sampai rela hampir telat kelas-"

"Itu telat gara-gara nyelesain tugasnya banyak banget, jadi agak lama, dan jelas aku seneng lah waktu itu, aku ketemu sepupu Bombom, dan mereka welcome semua sama aku." jelaskan Tarina.

"Aku minta maaf juga karena udah buat kamu cemburu." kekeh Kenan segera menarik Tarina berdiri dan dipeluknya dengan erat.

Plaak

"Aaash sakit, Tari." ringis Kenan masih memeluk Tarina.

Usai memukul punggung Kenan, Tarina pun balas memeluk Kenan.

"Setimpal ya?" ujar Kenan.

"Kamu gak percaya aku juga gak percaya, kamu cemburu aku camburu." lanjut Kenan.

"Hmm." sahut Tarina merebahkan pipinya di bahu Kenan.

"Aaaaaaarkh... Kenan!!!!" pekik Tarina saat Kenan mengangkat Tarina yang masih ia peluk untuk berputar-putar di tempat.

***

"Satu hal yang bisa aku simpulin dari jalan Tuhan yang indah ini." ucap Kenan yang masih enggan melepaskan pelukannya pada Tarina.

"Apa?" tanya Tarina.

"Hubungan saling cinta itu mungkin indah, tapi belajar saling mencintai dari 0 itu jauh lebih indah."

"Banyak yang kita lalui Tar, perasaannya up and down banget, sebentar kita perang perasaan gak suka, habis itu kita mulai luluh, ada sedikit masalah dan itu ngebuat kita kalap, setelah itu romantis-romantisan,"

"Jadi rasanya semua berwarna, gak semonoton hubungan yang saling cinta." lanjut Kenan yang kini juga merebahkan pipinya di bahu Tarina.

"Maaf ya Ken, kalo aku masih sering gak sesuai sama ekspektasi kamu." Tarina mendongak untuk memberikan Kenan sebuah ciuman di pipi.

"Me too, kita saling belajar ya Tar? Karena mau sebaik apapun hubungan, pasti akan ada beberapa retak di dalamnya." Kenan melonggarkan pelukannya untuk bisa menatap wajah Tarina.

"Aku percaya, Tuhan gak main-main mempertemukan kita dalam takdir, apapun kekurangan aku akan tertutupi kelebihan kamu, dan begitupun sebaliknya."

Kenan menghapuskan jarak yang memisahkannya dengan Tarina, hingga bibirnya bersentuhan sempurna dengan milik Tarina.

"Ini hukuman karena kamu udah pergi beberapa hari dari aku." ucap Kenan yang nyaris tanpa jarak.

Tarina mengangguk kecil, mengakui kesalahan dan menerima hukumannya.

Kenan meraup bibir tipis Tarina dengan mata yang tak ingin terlepas kontak dengan milik Tarina, sedangkan tangannya masih memegang pinggang sang gadis dan satu lagi ia gunakan untuk mendorong tengkuk Tari agar mempermudahnya memperdalam ciuman.

Dan seolah ada ribuan kupu-kupu yang menggerayangi perutnya, Tarina ikut terbawa suasana terbukti dengan kedua tangannya yang kini berpegangan di bahu Kenan.

"Hmm," setelah beberapa saat mereka berciuman, Tarina akhirnya memukul-mukul dada Kenan kala ia merasa kehabisan oksigen.

Kenan yang mengerti segera melepaskan pagutan itu, namun ia tak lantas merubah posisi. Kenan hanya memberi ruang bernafas untuk Tarina, sedangkan kening dan ujung hidung keduanya masih saling menempel.

Setelah menyelipkan anak rambut Tarina ke balik telinga gadis itu, Kenan kemudian melingkarkan kedua tangannya di pinggang Tarina.

"Alafyu, Tarina Skyno." sekali kecupan lagi mendarat manis di bibir Tari.

"Ken, udah... bibirnya udah bengkak banget ini." cicit Tarina mengusap bekas saliva di bibirnya. Ntah milik siapa yang tertinggal di sana, yang jelas bibir Tari terasa berdenyut saat ini.

"Jangan kabur-kabur lagi makanya." kekeh Kenan kini mulai menciumi wajah Tarina.

"Heeum, udah ah, keburu Tara sama Tere balik." Tarina memundurkan wajahnya untuk menghindari ciuman gemas Kenan.

"I don't care, cuz I'm happy with you right now." seringai Kenan kembali menciumi wajah Tarina.

"Ajari aku untuk menjaga cinta ini sampai kelak, Ken." tutur Tarina sebelum ia bungkam dan memasrahkan wajahnya diciumi oleh Kenan.

"I'll." jawab Kenan di sela kegiatannya.

***

Daaaaaaaaaah selesai😘
Yeayyy udah pagi guys, dan aku belum tidur juga, wekawekaa
Aku up sekarang, habis ini mau gutbayi bobok sampe siang🧡

🤟Dengkiu for reading and leave voment of my work🤟



2:47 AM
15/05/2020

TRIPELTI : Welcome Home [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang