3T ~ Pulang

981 56 3
                                    

          "OK, rasanya gue udah mulai gila, lama-lama diem dan cuma ngebatin kaya gini."

Kenan yang tengah duduk di hadapan tumpukan tugasnya segera beranjak dari duduknya.

"Persetan lah Tarina masih marah atau nggak, intinya gue harus ketemu Tari sekarang." tekat Kenan segera meraih jaketnya.

"Ken, semuanya gak akan jadi baik-baik aja kalo lo diem aja ketika Tarina memilih diem dan pergi kaya sekarang."

"Lo harus usaha, Kenan!"

"Tari, aku minta maaf udah gak percaya sama kamu, aku janji bakal lebih percaya lagi sama kamu."

"OK! Kenan, lo harus siap." cicit Kenan selagi ia di dalam lift.

Namun semua kata-kata yang telah Kenan susun sebelumnya menjadi pupus seketika, saat ia tiba di sebuah taman dan beberapa meter di hadapannya, nampak Tarina yang digiring ke dalam pelukan seorang laki-laki.

Laki-laki yang sama dengan yang Kenan lihat saat beberapa hari lalu, laki-laki yang menyebabkan pertengkarannya dengan Tarina.

"Dan yang lo liat gak salah Ken." bisiknya pada diri sendiri kemudian melangkah lebih dekat lagi.

"Sekali aku nguatin hati buat percaya sama omongan kamu, tapi kenyataan yang aku liat seolah jelasin semua yang aku persepsiin belakangan ini, Tar."

Satu kalimat, kemudian berlalu.

Kenan tak ingin lebih sakit hati lagi, ia tak ingin lebih kecewa lagi.

"Gue pengen nyerah, sekarang." cicit Kenan menggenggam erat kepalan tangannya.

.
.
.
.
.


          "Itu Kenan?" bisik Aga yang masih sama-sama melihat arah perginya Kenan.

Tarina mengangguk kecil, "Biarin lah, bodo amat gue, terserah dia mau gimana."

"Nggak Tar, di sini gue juga yang bikin kalian berantem, gue yang bikin Kenan salah paham." Aga menarik tangan Tarina untuk segera bergegas dari tempat itu.

"Kita kejar Kenan sekarang, gue bantu lo jelasin ke dia." Aga dan Tarina berlari untuk mengejar Kenan.

"Kak... percum-"

"Gak ada yang percuma Tari, sekarang kejar Kenan." Aga mendorong pundak Tarina untuk berlari mengejar Kenan, mendahuluinya.

"Titip tas sama buku-buku gue." ucap Tarina menoleh pada Aga setelah ia membiarkan barang-barangnya terjatuh bebas dari rengkuhannya.

"Tujuannya ngebuangin barang-barang ini apaan? Biar larinya lebih kenceng?" celoteh Aga yang tengah memunguti barang-barang Tarina.

***


      "Kenan!" panggil Tarina.

Namun Kenan memutuskan untuk mengabaikannya dan terus melenggang.

"Ken!" Tarina meraih lengan Kenan dan ia berhenti berlari tepat setelah berhasil menghadang langkah Kenan.

Dengan nafasnya yang masih tersenggal, Tarina sedikit membungkuk dan masih memegang lengan Kenan.

Kalo aja situasinya beda, gue pasti udah panik ngeliat lo kaya gini Tar.

"Ken, dengerin gue mau ngomong."

"Masih perlu?" ucap Kenan dengan cueknya.

Tarina berdiri tegak dan melepas pegangannya dari lengan Kenan.

Lo salah Ken, sok cuek ke Tari sama aja lo mancing dia buat ngejauhin lo. Rutuk Kenan yang masih bersembunyi di balik topeng tak perdulinya.

Wah sialan nih cowok, sok tampang tembok lagi, gue balik ngambekin, kelabakan sendiri lo.

"Nih Tar."

Saat masih lengang terasa di antara Kenan dan Tari, dua kata dari Aga berhasil memanggil tatapan tajam seorang Kenan.

Tarina menerima tas yang disodorkan oleh Aga, "Gue cuma usaha buat jelasin sama lo, siapa dia, ngapain gue di sini, kenapa gue pergi,"

"Kalo lo udah gak perlu ya gapapa." tutur Tarina pada Kenan.

"Yaudah ayo ngomong di rumah! Ngapain kamu pake pergi-pergi segala?!" sahut Kenan dengan ketus.

"Llah, kenapa malah jadi kamu yang marah-marah?!" balas Tarina.

"Karena aku punya hak buat jagain kamu!" sungut Kenan.

"Dan hak buat nyakitin aku?!"

Aga meraih lengan Tarina, "Udah Tar, kita lagi di tempat umum, ngomongnya baik-baik aja yuk, gak mau jadi tontonan orang kan?" ucapnya.

"Yang boleh nyakitin kamu cuma aku, karena cuma aku yang bisa nyembuhin luka kamu." ucap Kenan meraih tangan Tarina, dan ia tautkan di antara jemarinya sendiri.

"Apasih sih..." ringis Tarina yang merasa aneh dengan ucapan Kenan. "Kak Aga makasih ya, bilangin makasih juga buat Areeyata sama Kak Hana, ya." ucap Tarina yang sekarang digandeng makin erat oleh Kenan.

Aga tersenyum dengan mengangkat jempol kanannya.

"Udah kenapa sih?! Buruan pulang!" ucap Kenan dengan jengah, ia meraih tas Tarina untuk ia gendong dan satu tangannya yang lain ia gunakan untuk menarik Tarina pulang.

"Apasih gak jelas, sewot banget jadi orang, heran." ucap Tarina yang akhirnya mengalah dan mengekor langkah Kenan yang tergesa-gesa.

"Gue cemburu! Puas lo?!!"

"Udah buruan pulang sekarang, kita ngomong di rumah aja."

Dengan mengabaikan Aga yang terkekeh kecil, Kenan menarik Tarina untuk berlalu dari tempat itu.

***

Iyaaaaah, lagi Corona ya Ken? Makanya ngomongnya #DiRumahAja
Wekaweka, satu atau dua atau tiga chapter lagi guys🧡
Bisitu The End yak, aku gak buka konflik baru🤟





12:12 AM
15/05/2020

TRIPELTI : Welcome Home [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang