3T ~ Tamu

1K 64 2
                                    

         Bip

"Tara sama Teresa pulang." ucap Tarina melepaskan pelukan Kenan dan berjalan keluar dari kamarnya.

"Re." panggilnya menyambut Teresa yang baru saja tiba.

"Tari."

Dengan sama-sama melangkah, kedua gadis berwajah sama itupun saling membuka pelukannya.

"Sorry ya Ri, gue gak bermaksud nampar lo." ucap Teresa sebagai sambutannya.

"Gue tau gue yang salah, gue nyembunyiin masalah gue dari kalian, padahal kita udah sepakat buat saling terbuka, gak boleh ada rahasia." lanjut Teresa usai memeluk Tari.

"Gue juga berlebihan, gue minta maaf ya." tutur Tarina.

"Beberapa hari ini, lo tinggal di mana?" tanya Teresa.

"Gue di tempat temen gue." jawab Tarina.

"As always, Tarina kalo lagi ada masalah, andalannya kabur." timpal Taraga yang saat ini memilih menonton aksi drama kedua kembarannya sambil duduk di lengan sofa.

"Kalo gue lagi emosi, yang ada malah makin runyam Tar kalo gue tetep di sini, gak kelar-kelar kita adu mulut berhari-hari,"

"Jadi mending gue pergi dulu buat nenangin diri, gue butuh waktu buat mikir kesalahan gue dan apa yang harus gue lakuin." ucap Tarina.

"Iyadeh, rindunya gue sama kembaran gue ini." Taraga ikut berhamburan memeluk Tarina dan Teresa.

"Emang nyatanya jarak paling ampuh ya buat nyatuin yang terpisah." lontar Teresa.

"Jarak yang akan membawa keegoisan pada kerinduan." timpal Tarina tersenyum.

"Bentar deh, terakhir kali lo sama Kenan lagi berantem kan? Kalo gue liat-liat lagi, kok bibir kalian berdua bengkak?" kata Taraga melemparkan tatapan menggodanya.

"Ya ampun, gue ada kelas setengah jam lagi, Ken, anterin." Tarina meloloskan diri dari pelukan kedua kembarannya dan segera menarik Kenan untuk keluar dari unit apsrtemennya.

"Tolol anjir ngelesnya, kelas apaan kaga bawa tas kaga bawa buku." kekeh Taraga.

***

           Hari ini adalah hari libur, jadilah Tarina mengundang Areeyata, Aga dan Hana untuk datang ke apartmentnya.

"Dalam rangka balas jasa karena beberapa hari lalu aku numpang di apartment kalian, hari ini kita party kecil di tempat aku." ajak Tarina yang menggandeng tangan Hana dan Areeyata.

"Welcome." ucap Tarina membuka pintu unit apartemennya.

"Makasih Tarina." jawab mereka kemudian masuk.

"Hi guys." sambut Teresa yang sedang merapikan meja makan dengan senyuman lebarnya.

"Tara... temen-temennya Tari udah dateng nih." teriak Teresa.

"Hi, gue Teresa, bisa kalian panggil Tere." Tere mendekat dan mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Hana."

"Areeyata."

"Aga."

Jawab ketiganya bergantian sesuai jabatan tangan Teresa.

"Eh udah dateng ya? Kok gak kabari aku babe?" kata Kenan setelah terdengar bunyi 'bip' dari pintu apartment.

"Kak Aga ya?" ucap Kenan sambil menyodorkan jabatannya.

Aga hampir saja kelepasan tertawa kalau saja Hana tidak menyenggolnya.

"Sorry ya kak, gue kira lo belum punya tunangan." kata Kenan usai berjabat tangan dengan Aga.

"Gapapa Ken, gue ngerti kok, Tarina juga udah cerita sama Areeyata kok kalo kalian udah baikan." sahut Aga.

"Ini Hana, tunangan gue, dan ini adik gue, Areeyata." kenalkan Aga.

"Padahal gue yang ngundang, malah kalian kenalan sendiri." kata Tarina merengut.

"Welcome guys, gue Taraga kembaran mereka." Taraga keluar dari toilet sambil menggulung lengan bajunya.

Sekali lagi mereka berkenalan satu-sama lain, kemudian dilanjutkan dengan makan sambil mengobrol ringan.

"Kalo Areeyata LDR-an, doinya kuliah di Singapore." ucap Hana di sela-sela obrolan mereka yang lebih banyak tawa itu.

"Oh lo mau tips, Ar? Gampang, nih tanya master nya LDR." masih dengan kekehannya, Kenan menunjuk Teresa yang duduk di sebelah Tara.

Menyadari adanya kesalahan dalam perkataannya, Kenan segera menelan tawanya.

"Atau tanya gue aja, gue pakar cinta dari zaman Romeo ngejar-ngejar Juliet." lanjut Kenan segera mengalihkan topik dengan memaksakan kekehannya.

"Bisa aja Kenan, sekali liat Tarina jalan sama cowok lain aja langsung cemburu ngomong pakar cinta." tawa Hana pecah kemudian.

Dengan sesekali melirik ke arah Tere, Kenan melemparkan tatapan merasa bersalahnya pada calon saudara iparnya itu.

***

            Usai kepulangan ketiga tamunya, Tere, Tari, Tara dan Kenan masih tetap tinggal di meja makan.

"Re, gue minta maaf, gue gak maksud ngungkit hal itu-"

"Gapapa Ken, gue putus juga baru beberapa hari, jadi bukan salah lo kalo lo kelepasan ngomong kaya tadi." jawab Teresa dengan senyuman ikhlasnya.

"Lagian Adevin juga kayanya udah terima, semalem dia telfon gue, dan kayanya dia terima keputusan gue.

Tingtrrriiriing

"Adevin nelfon." Taraga segera menunjukkan display ponselnya, sebuah panggilan masuk dari Adevin.

"Iya, halo Vin?"

"..."

"Huh? Tunggu bentar!" Taraga yang tadinya duduk di salah satu kursi bar kitchen tiba-tiba melonjakkan badannya dan dengan tergesa ia berjalan ke arah pintu apartment.

"Tar, mau kemana?" tanya Teresa yang tak mendapatkan jawaban apapun dari kembarannya.

***

Hayolooooh kenapa Adevin nelfon Taraga?

Sorry banget guys, aku gak bisa perpanjang cerita ini lagi, takutnya makin bulet kalo aku tambah konflik baru. Jadi aku mau fokus sama calon sequel nya aja yaw🧡 Dengkiu udah support cerita ini🤟




12:35 PM
16/05/2020

TRIPELTI : Welcome Home [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang