3T ~ Kejutan

1.6K 93 2
                                    

         Mereka take off sekitar pukul 9 malam, dan sekarang mereka tengah terlelap kecuali Tarina yang tadi sempat tidur sebelum berangkat.

Sambil mendengarkan lagu dari ponselnya, ia memandangi posting-an di beranda media sosialnya.

Benar yang Tere bilang, itu adalah foto pertama bagi mereka bertiga setelah 12 tahun foto terakhir mereka tidak pernah lagi mengambil foto bersama.

Tarina menoleh ke sebelahnya, dimana Tere membaringkan kepalanya di punggung kursi.

Senyuman Tarina sedikit demi sedikit terangkat. "Dari lo, gue bisa sayang sama diri gue sendiri, Re." bisiknya sambil membenahi selimut Teresa.

Di seberang sana, Taraga juga nampak terlelap di bawah topi baseball hitam yang memutupi wajahnya.

"Gue kehilangan waktu bertahun-tahun sama kalian, dan gue baru ngerasa nyesel sekarang." batin Tarina dengan senyuman tipisnya.

"Tolong jangan tinggalin gue guys." lanjutnya sebelum kembali fokus pada ponselnya.

"Jangan tinggalin gue juga, Ri."

Ketika Tarina sudah menatap ponselnya, ia merasakan tangan Teresa memeluknya.

Tari menolehkan kepalanya, dan mendapati Teresa yang masih memejamkan matanya.

"Selamat tidur, Re, kita akan sampe bareng-bareng dengan selamat." bisik Tarina.

Usai tragedi kecelakaan pesawat yang merenggut kedua orang tua kandung mereka, si kembar tiga memiliki trauma tersendiri dengan pesawat.

Itulah mengapa, Taraga dan Teresa langsung memaksakan diri untuk tidur begitu duduk.

***

         Begitu tiba di villa keluarga mereka, tiga remaja yang tadi terkantuk tiada tanding itu sekarang tengah berlarian di tepi pantai.

"Guys!!!" panggil Abraham dari halaman villa yang tak jauh dari bibir pantai.

"Udah jam 2, ayo cepet masuk." panggil Abraham.

"Tanggung pah, bentar lagi." sahut Taraga balas berteriak.

"Berasa pantai dia yang bikin apa ya?" cicit Teresa yang saat ini duduk santai diatas pasir lembut itu.

"Kok anak bunda gak ikutan main?" Bunda Wina yang memakai piyama duduk di sebelah Teresa.

Gadis itu menoleh demi melihat wajah bundanya. Kemudian ia tersenyum, dan melihat ke arah Tarina, Taraga dan Papa Abraham yang sedang berkejaran.

"Bunda, bisa tolong bicara?" kata Teresa yang merebahkan kepalanya di bahu Wina.

"Bicara?" Wina mengerutkan keningnya.

"Apapun bun, Tere pengen mama ada di sini." sahut Teresa. Mengerti maksud dari keponakannya itu, Wina tersenyum tulus sambil mengusap ujung kepala Tere.

"Teresa sekarang udah segede gini, jangan berantem-berantem terus sama Tarina sama Taraga, bentar lagi kalian ninggalin bunda sama Papa Abam, baik-baik di Melbourne nanti ya." masih berbicara, Wina menatap wajah sendu Teresa yang memejamkan matanya.

Tesss.

Kain piayama Wina terasa basah, dan ia mendapati Teresa yang mengalirkan air mata. Melihat itu, Wina mengecup dahi Tere.

"HAPPY BIRTHDAY!!!!!!!" pekikan itu berhasil membuat Tere membuka matanya yang terpejam.

Ia terkekeh saat melihat Tarina yang berdiri di atas dermaga dan merentangkan kedua tangannya.

"TARAGA, LO GANTENG DUNIA AKHERAT!!!" kinilah saatnya Teresa benar-benar terkekeh saat Taraga ikut  menimpali.

"KALIAN BERDUA NORAK!!!" balas Teresa berteriak.

"Bahagia terus ya sayang." ucap bundanya. "Makasih buat semuanya, bun." kata Teresa berdiri sambil mengulurkan tangannya, membantu bundanya berdiri.

"Tere udah janji, Tere akan sayang sama duo norak itu." tunjuk Teresa pada dua kembarannya yang sedang tertawa bersama papa Abraham.

"Papa, Mama kalian pasti bahagia ngeliat kalian sekarang." ucap Bunda Wina.

Teresa tersenyum lebar sambil berjalan bersama bundanya ke arah dermaga. "TARINA, TARAGA HAPPY BIRTHDAY, I LOVE YOU!!!"

Ya, hari ini si kembar tiga tengah berulang tahun, mereka begadang sejak landing tadi, dan menghabiskan detik-detik pergantian hari mereka.

***


       "Tara...." dengan mengetuk beberapa kali pintu kamar Taraga, Teresa mengetik sesuatu di ponselnya.

"Heum?"

Klekk

Sesosok dengan kemeja flannel dan celana selutut itu mengangkat kedua alisnya.

"Udah mau bobo?" tanya Teresa yang dijawab gelengan oleh kembarannya.

"Keluar yuk." ajak Teresa.

"Ngapain ih, udah jam segini juga." jawab Tara.

"Gue ngantuk Re, kenapa nyuruh keluar?" satu salinannya juga hadir di sana.

Kemudian Teresa nyengir lebar sambil menunjukkan layar ponselnya yang menyala.

"Apaan?" Taraga mengerutkan alis  sama halnya dengan Tarina.

"Payah kalian, udah ayo keluar." Teresa menggendeng kedua kembarannya dan menarik mereka keluar dari villa.

"Yeeeeeyyyy." sorak Teresa begitu tiba di tepi pantai yang sangat sepi itu.

"Apasih, Re?" potong kedua kembarannya.

Syyutttttttt

Dari tangan kiri Teresa, sebuah wiped cream meluncur tepat pada wajah kedua kembarannya.

"Happy March 15th!!!!" pekik Teresa kemudian melempar botol krim kue itu dan segera berlari meninggalkan kedua kembarannya.

Taraga dan Tarina yang sudah terlumuri krim hanya bisa saling berpandangan, dengan back sound tawa dramatis Teresa.

"Teresa!!! Balik gak lo?!!!" Taraga segera berlari mengejar Tere, sedangkan Tari menyempatkan diri untuk meraih botol krim dan turut mengejar Tere.

Sekarang Taraga sudah berhasil menangkap Tere, dan ia mengunci kembarannya itu dengan pelukan sampai Tarina tiba dan menyemprotkan krim itu juga.

"Arrrkkkkkkk, kena mata!!!" pekik Teresa meronta dari pelukan Tara untuk membersihkan wajahnya.

Tarina juga tak ingin puas hanya melihat penderitaan Tere, ia juga menyemprot wajah Tara dengan krim. "Gue bantu lepasin lo dari Tara, Re." kekeh Tarina kemudian berlari.

"Sialan, gue juga kena." ucap Teresa segera berlari ke arah air untuk membasuh wajahnya, membiarkan Taraga yang membalaskan dendamnya pada Tarina.

Jadilah mereka saling berkejaran hingga lelah demi mengerjai satu-sama-lain dalam rangka ulang tahun ke-19 mereka.

***

Iyahhh, udah sebulan setengah ditinggal ini work, sekalinya up back segaring ini ceritanya.🤭
Sorry guys, aku lagi banyak tugas, dikejar deadline mulu😢
Doain lancar lah, ntar libur semester aku janji rajin up deh🤭 (padahal sekarang baru bulan pertama semester 2)🤣🤣

Anyways. HAPPY BIRTHDAY,
.TRIPLE T.




7:10 PM
15/03/2020

TRIPELTI : Welcome Home [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang