3T ~ Rencana

1.5K 88 11
                                    

Saat nyaris bogeman Taraga mendarat di cekung hidung Kenan, cowok itu mengangkat kedua tangannya.

"Udah, udah, udah ... gue nyerah." ucap Kenan kemudian tertawa kecil.

"Aduh perih." rintihnya memegang bibirnya yang berdarah. "Duh, nasib gue gini banget yah, demi bikin kalian seneng nih." ucap Kenan membuat kerut kening Taraga makin dalam.

Teresa yang melihat Taraga menguatkan cengkramannya di kerah baju Kenan, segera menahannya.

"Udah, udah Tar, sumpah seumur hidup gue gak mau nyakitin Tari,"

"Gak mau gue urusan berantem sama lo, bogeman lo ngeresep sampe tulang." ucap Kenan sambil menunjuk ke arah beranda.

"Happy birthday, triplet." kata Kenan pada akhirnya.

"Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday triplet."

Taraga melonggarkan cengkramannya di baju Kenan, menyisakan kusut di kain hitam itu.

Tere juga masih teresiap, ia masih berpegangan pada lengan Tara.

Sedangkan Tari, ia berlari mendekati Kenan yang kembali duduk di atas paving.

"Happy birthday, guys." ucap Adevin bergabung dengan Cahaya, Mbak Lilis, Mbok Sarti, Pak Mukhlis, mami dan papa Kenan, serta beberapa teman sekolah mereka.

"Lo gila, Ken!" bisik Tarina.

"Arkh, sakit babe." rengek Kenan sambil berdiri dengan bantuan Tarina.

"Lo gila, Ken!" tutur Taraga.

"Lo gil-"

"Udah Re, iya tau iya, iya gue gila." potong Kenan sambil terkekeh.

"Lo sahabat tergila gue emang, Ken." Taraga segera memeluk gentle sahabatnya itu.

"Make a wish dulu." ujar Cahaya yang memegang kue ulangtahun dengan gambar 3 minion.

Flup.

"Udah dapet semua keinginan gue." ucap Teresa meniup lilinnya saat Taraga dan Tarina masih menatap api lilin itu selagi menyusun do'a.

"Dih." cibir Tarina.

"I love you, guys." Taraga merangkul kedua kembarannya.

***

"Duh gue deg-degan banget pas Tara awalnya gak kepancing waktu gue bentak Teresa." ucap Kenan yang sekarang duduk di sofa bersama Tarina yang sibuk mengacak kotak obat.

"Gue malah deg-degannya pas Tara gak bisa ditahan." sahut Adevin sambil memakan hidangan yang telah disiapkan oleh orang tua Kenan, selaku penanggung jawab dalam acara kejutan ini.

"Iya woe, kita kaget banget tadi liat dari jendela." sahut teman sekelas Taraga.

"Iya, sampe tadi si Caca udah mau nyerah, udah mau keluar, katanya takut Tara gak ketahan." timpal lainnya.

"Arkkk." pekik Kenan saat Tarina menempelkan kapas dengan alkohol di lukanya.

"Sorry." ujarnya santai.

Sedangkan Taraga dengan seksama memperhatikan Tarina mengobati luka Kenan, masterpiece dari kerja kerasnya.

"Gue gak ada kepikiran, sumpah, kalian bikin rencana ginian." kata Teresa saat ia kembali dengan membawa kompresan serta batu es.

"Yang ikhlas menerima resiko, yang bikin rencananya." tunjuk Cahaya menunjuk Kenan.

"Sorry banget ya Ken, gila aja lo tiba-tiba gitu, kalo lo gak ngebentak kaya tadi, gak mungkin lah gue mukul lo, selama ini lo sahabat gue." kata Taraga penuh sesal.

Kenan terkekeh dengan bibirnya yang dipaksa kaku, "Ya emang tujuannya gitu Tar, kalo lo gak mukul gue, gak berhasil namanya surprise ini." ucap Kenan hendak tertawa.

"Awwk." pekiknya lagi.

"Sukurin, ketawa aja terus!" tutur Tarina menghentikan kegiatannya demi menatap datar Kenan.

Kenan tersenyum, "Aw." Kenan memegangi bibirnya yang luka. "Gak deh, udah diem nih, lanjut lagi aja." kata Kenan menuntun tangan Tarina untuk kembali mengobati lukanya.

***

"Thanks banget guys, buat surprise nya." ucap Taraga seusai Kenan mendapat pengobatan atas dua lebam di rahang bawahnya dan satu luka bibir.

"Makasih, sayang, aku gak nyangka banget kamu ikutan ide gila ini cangcorang pada." tutur Taraga pada Caca, pacarnya.

Cahaya mengangguk manis, "Selamat ulang tahun." lanjutnya.

"Gue awalnya bingung mau ngerjain lo gimana, jadi begitu inget kita bertiga secara kasat mata udah jadi couple besar, jadi gue perdayain deh, Adevin sama Caca." ujar Kenan.

"Terus, prom night besok, lo apa kabar Ken?" tanya salah seorang temannya.

Kenan mengangkat kedua alisnya, menanyakannya pada Tarina.

Gadis yang duduk di sampingnya itu cepat-cepat berdiri kemudian pergi dari ruang tengah dengan membawa kotak obat serta bekas kompresan.

Apa hubungannya sama gue, anjir.

"Yahhh, pergi dong, si nyonya." goda temannya yang lain.

"Tenang aja, biar gue gak seberapa ganteng, takutnya malah banyak yang naksir gue kalo kelewat ganteng.

"Gue gak mau bikin Tarina cemburu-"

"Kenan!! Pergi lo! Disuruh pulang sama nyokap lo!!" teriak Tarina dari arah dapur.

Seisi ruang tamu tertawa, termasuk kedua orang tua Kenan yang sedang duduk di meja makan dekat dapur.

"Tapi Tara beneran udah tobat sekarang, guys." celetuk Adevin.

"Melotot sama kembarannya aja, siap-siap aja kecolok garpu tala itu mata lo pada." lanjut Adevin mengundang tawa teman-temannya.

"Gue tuh emang sayang dari lahir sama mereka, merekanya aja suka gak tau diri." ujar Taraga mendapat pelototan dari Teresa.

"Dan cuma bebeb gue aja yang bisa bikin Taraga kicep." bangga Adevin sambil merangkul Teresa.

***

Huhuwww triple up untuk triple T🤟
Sorry kalo banyak typo.

For more strories, cek profil aku ya guys🧡
Dengkiu udah baca

Semangat selalu temen-temen, jaga kesehatan, stay safe, jangan kemana-mana dulu kalo gak penting-penting banget.
#DiRumahAja
#BacaWorkAkuAja (wkwk🤣)
#IndonesiaMembaca

TRIPELTI : Welcome Home [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang