3T ~ Bel

1.1K 64 11
                                    

         "Huuuuuwaaaaaaarkkkkkh, bunda..."

Dalam waktu yang hampir bersamaan, ketiga bersaudara itu berhamburan lari memasuki rumah.

"Heeh, kenapa pada lari-lari?" tanya Abraham yang keluar dari kamarnya.

"Ada yang pencet bel tapi gak ada orang, pah." sahut Teresa segera memeluk lengan Abraham.

"Taraga kenapa ikutan lari? Tumben." ujar Abraham berjalan menuju beranda rumah, dan masih diikuti oleh si kembar tiga.

"Gapapa, buat bikin Tere sama Tari parno aja." sahut Taraga kemudian duduk di salah satu sofa.

"Sialan lo anjir." timpal Teresa turut duduk di sofa.

Sedangkan Tarina masih mengekori Abraham untuk mengecek keadaan di luar.

"Kenapa pa?" tanya Tarina pada Abraham yang sedang mengecek bel.

"Aman kok ini, gak kenapa-napa kayanya."

"Malem pa." sapa seseorang yang menyela perbincangan Tari dan Abraham.

"Kenapa dateng-dateng kamu cengengesan?" tanya Tarina dengan tatapan menyelidik.

"Dih, suka-suka aku kan? Emang gak boleh seneng ketemu papa mertua?" ujar Kenan masih cengengesan.

"Sialan lo Ken!!" Tarina yang menemukan logat kejahilan Kenan segera memukulinya.

"Eits, aku calon suami kamu, gak boleh KDRT." ujar Kenan menangkap tangan Tarina yang berniat memukulinya.

"Makan tuh KDRT." Tarina segera beranjak masuk.

"Yaudah ayo masuk Ken." ajak Abraham.

"Apaan ternyata Tar?" tanya Teresa yang masih penasaran.

"Ada setan." sahut Tarina ketus.

"Malem guys." sapa Kenan.

"Oooooh... jangan bilang lo yang ngerjain kita, Ken?" tuduh Teresa.

Kenan nyengir kuda demi menjawab tuduhan Tere, "Tadi sih niatnya mau ngerjain Tarina, siapa tau dia takut terus nangis dan superhero Kenan dateng buat nyelametin." kekeh Kenan.

"Mati aja lo Ken."

Ding dong.

***

         Setelah saling berpandangan, kali ini Tarina memukul pundak Kenan, mengisyaratkan laki-laki itu untuk membuka pintu dan mendorong Kenan ke arah pintu.

Tak kalah penasarannya, Taraga dan Teresa kembali mengekori Tarina yang masih bersembunyi di balik punggung Kenan.

Klek

"Kalian ngapain main kereta-keretaan kaya anak TK gini?" ucap orang yang berdiri di depan pintu itu.

Kenan yang berdiri di paling depan sekaligus membukakan pintu segera menoleh. Tarina memegang pundaknya, dibelakang Tarina Taraga nampak mengintip dengan satu tangan berpegangan pada bahu kiri Tari, dan di paling belakang Teresa menarik punggung kaos yang dikenakan Tara.

"Malem om, tante." sapa Taraga kemudian melenggang masuk dengan cool nya.

"Malem mi, pa." sapa Tarina pada sepasang suami istri yang tak lain adalah kedua orang tua Kenan.

"Kenapa mami sama papa ke sini?" tanya Kenan.

"Sayang, bunda sama papa di rumah gak?" tanya Celine, Mami Kenan.

"Ada mi, Tari panggilin dulu ya." kata Tarina.

"Gue aja, Tar." Tere segera berlari masuk usai menyapa kedua orang tua Kenan.

"Mau ngomongin apa mi? Kayanya penting banget?" tanya Kenan masih sangat penasaran.

"Mami sama papa mau ngomong sama bunda sama Papa Abam... selamat malam." sapa Mami Kenan kemudian, saat dari arah belakang Tarina dan Kenan muncul Wina dan Abraham.

"Kalian masuk gih, kita mau ngobrol dulu." ujar Wina yang segera dituruti oleh Kenan dan Tari meskipun dengan kening yang berkerut dalam.

"Antara mereka mau ngomongin soal pernikahan kita, atau lagi mau ngebatalin perjodohan ini." bisik Tarina pada Kenan.

"Ih amit-amit sama opsi kedua." sahut Kenan segera merengkuh pinggang Tarina.

***

         "Re, lo udah dari kapan mulai kontak-kontakan lagi sama Adevin?" tanya Taraga yang sejak tadi masih sibuk bertukar pikiran dengan Teresa soal rekan kerja Tere yang sepertinya tertarik pada Tara.

"Gak lama sih, belum sebulan." sahut Teresa dengan santai.

"Kok bisa? Adevin kan baru sekitaran sebulan balik ke Indo." tutur Taraga.

"Ya gak tau gue, orang gue lagi ketemu client, gak sengaja ketemu, yaudah lanjut." sahut Teresa.

"Canggung gak pas lo ngobrol lagi setelah bertahun-tahun lost contact?"

"Berusaha gak canggung aja sih." jawab Teresa.

"Emang lo udah mulai pacaran lagi sama Adevin, Re?" tanya Tarina yang duduk menimbrung di ruang keluarga bersama Kenan.

"Gak ada kata pacaran atau balikan selama beberapa minggu ini kita mulai komunikasi lagi." jawab Teresa mengangkat kedua bahunya.

"Terus kalian berdua kenapa masuk?" balik tanya Teresa.

"Disuruh masuk, oh iya guys, kalo menurut kalian, kenapa nyokap bokap gue nyuruh gue sama Tarina masuk waktu mereka mau ngobrol?" ucap Kenan.

"Mau bahas nikahan kalian kali." sahut Tere sekenanya.

"Ya kalo mau bahas nikahan, justru seharusnya mereka ikut ngebahas Re, please lah jangan malu-maluin karisma muka ganteng Taraga." timpal Taraga.

"Apa mungkin yang lagi mereka bahas itu... soal pembatalan perjodohan gue sama Tari?" tanya Kenan dengan ragu.

***

Deng Deng Deng...
Ayey ayeyyyy








7:16 PM
16/05/2020

TRIPELTI : Welcome Home [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang