Dua bulan sudah para remaja yang sekarang tengah meriungi meja makan itu meninggalkan tanah kelahirannya, dan melipir ke negera seberang untuk menimba ilmu.
"Gimana? Seru gak kelas kalian?" tanya Taraga membuka suara.
Kenan, Tarina dan Teresa segera mengalihkan pandangan mereka dari piring masing-masing.
"Lumayan lah, awal yang gak seberapa buruk buat gue sih." sahut Kenan.
Ding dong.
"Gue aja." ucap Tarina saat melihat Tere hendak beranjak dari kursi bar nya.
"Morning, Tari." sapa gadis dengan senyuman penuh itu.
"Morning, Ca, ayo masuk." ajak Tarina.
"Masa lo yang disamperin doi sih Tar?" sindir Kenan saat melihat sekilas Taraga menyambut Cahaya dengan pelukannya.
"Gapapa Ken, gue yang mau kok, lagian kan sekalian gue ke kampus." bela Cahaya yang masih dalam rangkulan Kenan.
"Oh iya, nih tadi aku bikinin kamu sarapan, nih kalian ada yang mau gak?" tawar Cahaya mengeluarkan isi paper bag nya.
"Huhuuu, akhirnya makanan enak khas Indonesia." sahut Teresa berhamburan membuka kotak-kotak makan yang Cahaya bawakan.
"Aku lebih pilih makan masakan kamu kok, Tar." bisik Kenan yang duduk di sebelah Tarina.
Gadisnya itu hanya menjawab dengan cebikan, "Kalo mau makan sih, makan aja, gak usah sok manis." kemudian berlalu menuju wastafel untuk membersihkan piring sisa makannya.
Kenan nampak terkekeh melihat reaksi Tari, dan ia memutuskan untuk mengekor Tari ke arah wastafel.
"Aku temenin lagi sampai kampus ya." ujar Kenan ikut membersihkan piring makannya.
Tarina hanya mendeham sambil mengangkat kedua alisnya.
"Ehmmm, gemes banget." Kenan mengusel hidungnya pada pipi kiri Tarina. Sedangkan sang empunya pipi yang sudah sering diperlakukan demikian hanya diam saja.
"Dah sana siap-siap, aku aja yang lanjutin." ucap Kenan mengambil alih piring di tangan Tarina.
***
Turun dari bus, Kenan tak lepasnya menggandeng tangan Tarina hingga memasuki gedung Fakultasnya.
"Kamu gak ada kelas?" tanya Tarina sembari mereka melangkah makin dalam menyusuri halaman gedung itu.
"Ada, tapi nanti sore, kalo kamu selesai kelas kabari aku ya, aku yang jemput." kata Kenan saat mereka tiba di luar gedung tempat Tarina belajar.
Gadis itu mengangguk singkat, kemudian menerima usapan gemas di ujung kepalanya.
"Yaudah, aku mau ketemu Adevin dulu, nanti kabari aja kalo udah mau balik, aku pergi ya." pamit Kenan.
Tarina mendeham sambil mengangguk, "Hati-hati." pesannya.
"Pengen cium, tapi lagi di kawasan akademik." cicit Kenan segera memeluk Tarina dalam dekapannya.
"Dah, sana berangkat, biar bisa ngobrol lama sama Adevin." ujar Tarina kemudian mereka sama-sama melangkah mundur dan berbalik langkah yang berlawanan arah.
Sebuah lambaian singkat mengakhiri perpisahan sementara sepasang kekasih yang menjadi korban perjodohan itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Kepagian banget kayanya gue, kelasnya belum dibuka." cicit Tarina yang kemudian memutuskan untuk menanyakan keberadaan Kenan. Ia merogoh isi tasnya, demi mencari benda pipih kesayangannya itu.
Dugh
Beberapa buku tebal bersamaan luruh di atas lantai koridor.
Tarina membelalak dan segera berjongkok untuk mengambil buku-buku yang teronggok di atas lantai itu, "I'm so sorry."
"That's my fault, sorry." sahut laki-laki itu turut membantu Tarina memungut buku-bukunya dari lantai.
"This is yours?" ucap Tari sambil menyodorkan dua buku tebal bertuliskan A Survey of Mathematics with Application, dan satu buku tebal lainnya yang tak nampak judulnya.
Laki-laki itu tersenyum ramah kemudian mengangguk singkat, "Waiting for this class?" ucapnya melirik kelas umum yang akan Tarina ikuti sebentar lagi. Ia juga menyodorkan buku milik Tarina yang juga sempat terjatuh.
Gadis itu mengangguk sebagai jawabannya, "And you?"
"Yeah, me too, anyways, Qizaga." ucapnya mengulurkan jabatan tangannya.
"Malay? Singapore?" tanya Tarina.
Laki-laki itu menggeleng singkat, "Indonesia." sahutnya.
"Serius? Gue juga dari Indonesia, dari mana? Jakarta?" tanya Tarina yang segera excited bisa menemukan teman pertamanya yang dari Indonesia.
Laki-laki itu tersenyum kecil sambil mengangguk singkat kemudian ia mengangkat kedua alisnya.
"Oh iya, gue Tarina." ujar Tari saat ia menyadari belum menyebutkan nama.
"Kak Aga...."
Kedunya menoleh ke seorang gadis yang memeluk beberapa buku itu.
***
"Sini, Ar." ucap laki-laki yang dipanggil Aga tadi."Tar, ini adik gue, namanya Areeyata, Ar, dia juga dari Indonesia, namanya Tarina." kenalkan Aga.
"Halo, gue Tarina." sapa Tarina tersenyum menyodorkan tangannya.
"Areeyata." jawabnya balas menjabat tangan Tari.
"Anak tahun pertama juga ya?" tanya Aga disahuti anggukan oleh Tarina.
"Sama dong kita." ucap Aga.
"Bohong." sergah Areeyata.
Tarina mengerutkan keningnya melihat perbedaan pendapat di hadapannya.
"Nggak dong Ar, gue emang anak tahun pertama di fakultas bisnis." kekeh Aga.
"Berarti di fakultas lain udah lebih dari setahun?" sela Tari.
Aga dan Areeyata bersamaan mengangguk, "Kak Aga udah semester 3 di matematika terapan, dan sekarang rangkap di bisnis juga." jelaskan Areeyata.
Tarina mengangguk mengerti.
"Lo tinggal di mana?" tanya Tarina.
"Apartment Sat Fredicol." sahut Areeyata.
"Sama, sebelahan." jawab Aga seolah mengerti arti tatapan Tari.
"Lo?" tanya Aga.
"Apartment yang deket pusat perbelanjaan." sahut Tarina.
"Udah dibuka, duduk bareng yuk." ajak Areeyata.
Tarina kemudian mengangguk dan bersamaan memasuki ruangan dengan semangat, "Lo dari SMA mana, Ar?"
***
I'm back🧡
Yeaaay, collab sama work pertama aku yang judulnya 'AREEYATA' nih🤟🤟
Mau cepet selesai, karena aku udah nyiapin cerita baru yang bisa dibilang sequel dari dua work ini🤭4:46 AM
11/05/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIPELTI : Welcome Home [END] ✅
Fiksi Remaja{Season 2 dari cerita My Twins~3T} Dipersatukan kembali, bukanlah akhir kisah mereka. Welcome Home. » Taraga Abigael » Teresa Abiriel » Tarina Abiel Saran aja, baca dulu My Twins ~ 3T nya yak🤭 Start. : 1 Januari 2020 Finish : 16 Mei 2020 {My 5th w...