Rabu, 11 Juli 2007
07.30 WIB - PemakamanBagus, Bagas, Della, Naura, Naya, Nathan, Theo, Samuel dan beberapa orang lainnya. Sudah berada di pemakaman. Naura dan teman-temannya sudah izin kepada pihak sekolah.
Setelah mendoakan almarhum/ah. Semua orang pun pergi. Kecuali Naya dan orang terdekatnya. Saat ini Naya dan Naura duduk diantara makam kedua orang tuanya. Mereka berdua masih menangis sejak semalam.
"Ayok kita pulang. Kalo kalian nangis terus kayak gini, mereka gak bisa tenang" ucap Bagus
"Kalian sayang kan sama mereka?" tanya Bagas. Naya dan Naura mengangguk.
"Kalo kalian sayang sama mereka, berhenti nangis dan ikhlaskan mereka pergi. Jangan buat mereka sedih" ucap Bagas.
"Ayok dek kita pulang" ucap Della membantu Naya dan Naura berdiri.
Mereka pun pergi dari makam.
••••
*Depan Rumah*
"Jangan ada yang ganggu aku. Biarkan aku sendiri dulu" ucap Naya langsung lari dan masuk kedalam rumahnya.
"Naya, kak" ucap Naura
"Biarin dia nenangin diri dulu. Naya butuh waktu untuk sendiri" ucap Bagus
Semuanya masuk kedalam rumah Naura.
•••
*Ruang Keluarga*
"Sayang udah jangan nangis lagi" ucap Nathan.
"Aku ditinggal orang tua untuk yang kedua kalinya. Gimana aku gak sedih coba? Orang yang aku sayang malah pergi ninggalin aku" ucap Naura
"Dek udah. Kamu tenang dulu. Ini semua udah takdir dari Tuhan. Kalo kamu emang sayang sama mereka, ikhlasin mereka untuk pergi" ucap Bagas
"Iya, Na. Kamu gak boleh terpuruk ya. Buat mereka tenang di alam sana. Jangan buat mereka sedih liat kamu yang terus-terusan nangis begini. Seharusnya kamu bisa nenangin Naya. Disini, dia yang paling terluka" ucal Della
Naura langsung menghapus air matanya.
"Iya kakak bener. Aku harus ikhlas. Disini, Naya yang paling terluka. Dia pasti sedih banget" ucap Naura
"Disini banyak orang yang support aku. Tapi, Naya sendirian dirumah. Aku harus nemuin dia" ucap Naura.
"Jangan. Biarin Naya sendiri dulu untuk sementara waktu. Kasih ruang dia untuk nenangin diri. Kalo dia udah tenang, baru kita ngobrol sama dia" ucap Bagus.
"Hmm iya kak"
▪▪▪
19.00 WIB - Rumah Naya
Saat ini Naura sudah berada di rumah Naya. Ia berniat untuk bicara kepada Naya.
"Non Naura"
"Iya bi?"
"Non Naya dari tadi pagi gak mau makan dan gak keluar dari kamarnya juga. Bibi takut dia kenapa-napa, non"
"Yaudah biar aku yang ngomong sama dia" ucap Naura
"Iya non"
Naura pun langsung ke kamar Naya.
Saat Naura ingin membuka pintu kamar Naya, ternyata pintunya di kunci."Nay. Ini aku Naura. Buka dong pintu nya. Aku mau ngomong" ucap Naura
"Tinggalin aku sendiriiii" teriak Naya
"Naya kamu gak boleh kayak gini terus. Kamu harus kuat. Aku tau, kamu sedih banget mama papa pergi. Tapi kalo kamu kayak gini terus, mereka bisa sedih Nay" ucap Naura
KAMU SEDANG MEMBACA
ThanUra [BERSAMBUNG...]
Teen Fiction[CERITA INI SUDAH SELESAI. NANTIKAN KELANJUTAN CERITANYA DI THANURA 2] MOHON MAAF JIKA BANYAK TYPO. HARAP DI MAKLUM YA GUYS. HEHEHE. NANTI PASTI DI PERBAIKI KOK 😊 // Dalam suatu hubungan, kepercayaan itu penting. • Bagaimana dengan kisah cinta Na...