Sabtu, 23 Desember 2006
09.00 WIBNaura sudah bangun sejak pukul 7 pagi tadi. Dan ia dengar Della akan pergi pukul 9. Naura pun keluar dari kamar dan melihat ke lantai satu. Terlihat ada Della yang sudah siap untuk pergi, ada Bagas dan Bagus juga disana. Naura pun langsung turun kebawah. Terlihat raut wajah Bagus sangat sedih.
"Eh Naura. Aku pergi ya" ucap Della berjalan ke arah pintu. Naura langsung buru-buru lari menuju pintu. Ia berlari sambil memegang perutnya yang masih terasa sakit.
Sampainya di pintu, ia langsung menutup dan menguncinya. Semuanya pun bingung. Naura berjalan menghampiri Della.
"Mau kemana?" tanya Naura tegas
"Aku mau pulang ke Bandung" ucap Della
"Siapa yang suruh pergi?" tanya Naura. Bagus dan Bagas saling tatap.
"Kan kamu kemaren bilang...."
"Aku cuma bilang jangan berhubungan lagi. Bukan nyuruh pergi. Iya kan?"
"Tetap disini" ucap Naura. Semuanya lagi lagi terkejut dengan ucapan Naura.
"Tinggal disini aja" ucap Naura langsung memeluk Della.
"Maafin aku dulu selalu ngerjain kakak. Itu karena salah kakak sendiri, gak bisa diajak bercanda. Sedangkan aku kan orangnya suka bercanda" ucap Naura. Della membalas pelukan Naura.
"Maafin kakak juga ya" ucap Della. Naura melepaskan pelukannya dan menghampiri Bagus.
"Kakak ini cowok atau bukan sih, hah?" tanya Naura tegas. Bagus bingung
"Kalo kakak cowok, seharusnya kakak perjuangin cinta kakak. Bukannya langsung nyerah gitu aja. Aku kemaren sengaja ngomong gitu. Nyuruh kakak putus dan jangan berhubungan lagi. Aku pengen tau kakak lebih milih siapa. Ternyata kakak milih aku"
"Aku gak kenal sama kak Bagus yang ini, dia gak tegas kayak biasanya. Seharusnya dia bener-bener nolak keputusan aku kemaren dan berusaha supaya aku bisa nerima hubungannya. Tapi, dia malah nyerah gitu aja. Aku gak kenal sama dia" ucap Naura. Bagus masih diam, ia bingung harus ngomong apa?
"Aku setuju sama hubungan kalian berdua. Apalagi kak Della bisa bikin kak Bagus ceria lagi kayak dulu ya walaupun enggak sama aku sih. Tapi, gpp. Aku gak sejahat itu mau ngerusak hubungan kalian yang udah terjalin lama. Jadi, kalian kapan nikah?" tanya Naura. Tiba-tiba Bagus langsung memeluk Naura.
"Dekk makasih, makasih" ucap Bagus
"Maaf ya udah bikin kakak sedih semaleman. Aku baru kali ini ngeliat kakak terpuruk gitu. Aku gak suka" ucap Naura.
"Aku sayang sama kamu" ucap Bagus mencium kening Naura. Bagas juga ikutan berpelukan.
"Kak Della" panggil Naura. Della pun menghampiri mereka dan ikutan berpelukan.
Tiba-tiba Naya masuk kedalam rumah. Naya punya kunci duplikat rumah Naura. Jadi kapanpun Naya mau masuk, gampang.
"Wets ada apaan nih pada pelukan? Kok aku gak diajak?" tanya Naya
"Sini" ajak Bagas. Naya langsung berlari dan ikut berpelukan. Ya walaupun ia belum tau apa yang terjadi.
..
Setelah beberapa menit pelukan, akhirnya lepas juga."Ada apa sih?" tanya Naya
"Aku udah bilang tentang aku cuma ngetest kak Bagus itu lho" ucap Naura
"Ohh kirain ada apaan pagi-pagi udah pada pelukan. Udah gitu pintu rumah di kunci, untung aku punya kunci duplikatnya" ucap Naya.
"Hahaha kasihan dah dikunciin" ucap Bagas
"Yehhh"
"HAH? AKU LAGI MIMPI GAK SIH? APA MATA AKU YANG SALAH LIAT?" Tanya Naya
KAMU SEDANG MEMBACA
ThanUra [BERSAMBUNG...]
Roman pour Adolescents[CERITA INI SUDAH SELESAI. NANTIKAN KELANJUTAN CERITANYA DI THANURA 2] MOHON MAAF JIKA BANYAK TYPO. HARAP DI MAKLUM YA GUYS. HEHEHE. NANTI PASTI DI PERBAIKI KOK 😊 // Dalam suatu hubungan, kepercayaan itu penting. • Bagaimana dengan kisah cinta Na...