NN - 65

218 4 0
                                        

Senin, 10 November 2008
13.00 WIB

Naura dan Dinda akan berangkat ke London besok, 11 November. Mereka mendapat penerbangan pukul 7 pagi. Saat ini Naura sedang berada di kamarnya menyiapkan semua barang bawaannya.

Sebenarnya berat untuk Naura meninggalkan Indonesia. Walaupun ini hanya sementara, tapi Naura akan merindukan keluarganya. Naura akan mengejar cita-citanya untuk menjadi seorang dokter.

Saat Naura sedang merapihkan pakaiannya di koper, ia menemukan sebuah foto yang ia bawa dari kamarnya. Yaitu foto dirinya bersama Bagus dan Bagas. Naura pun langsung terduduk di kasur. Ia menatap foto tersebut sambil tersenyum, namun air matanya menetes dengan sendirinya.

"I will really miss you" ucap Naura. Tak lama datanglah Diva bersama Deven.

"Dek" panggil Diva. Naura langsung menghapus air matanya. Lalu, ia kembali merapihkan pakaiannya.

"Ada apa kak?" tanya Naura tersenyum.

"Kamu gak perlu nyembunyiin kesedihan di depan aku. Aku tau kamu lagi sedih" ucap Diva.

"Enggak kok. Aku gak sedih" ucap Naura sembari meletakkan kopernya di sudut kamar.

"Kamu gak perlu bohong dek. Aku tau kok kamu lagi sedih" ucap Diva. Naura pun duduk dihadapan Diva.

"Aku pasti sangat merindukan kalian" ucap Naura.

"Kita juga pasti rindu sama kamu. Mangkanya kamu harus semangat belajarnya. Raih cita-cita kamu menjadi dokter. Kamu harus kembali dengan membawa kabar gembira, kamu lulus dengan nilai terbaik" ucap Diva.

"Iya kak itu pasti. Aku akan belajar dengan baik disana. Aku pasti bisa menggapai impian ku menjadi seorang dokter" ucap Naura.

"Amin"

•••

Sementara itu dirumah Naya yang lama. Nathan sibuk mempersiapkan pesta pernikahannya. Ia sangat yakin sekali bahwa Naura akan datang besok untuk menikah dengan Nathan.

Semua orang sudah memberitahu Nathan, bahwa Naura tidak akan datang. Tapi Nathan tetap yakin Naura akan datang. Nathan sudah seperti orang yang kehilangan akal.

"Nath, pernikahan lo dengan Naura kan sudah dibatalin" ucap Bagas

"Enggak kak. Gue sama Naura besok akan menikah. Gue udah ikhlas kok kalo Naura hamil. Yang penting Naura bersama gue" ucap Nathan

"Nath, lo jangan gila. Naura gak akan pernah kembali kesini" ucap Naya

"Kalian kenapa sih? Lihat aja besok. Naura pasti akan datang. Dia akan memakai gaun yang udah kita beli" ucap Nathan.

"Kak Nathan. Jangan kayak gini, aku sedih liat kakak kayak gini. Kakak harus ikhlas kalo kak Naura pergi" ucap Rara

"Naura gak akan kemana-mana. Dia pasti nginep dirumah temennya. Besok kamu harus dandan yang cantik ya" ucap Nathan tersenyum

"Kakkkk" Rara langsung memeluk Nathan sambil menangis.

"Eh kok menangis? Besok aku akan menikah, kamu harus bahagia. Kalian juga semuanya harus hadir dipernikahan  gue sama Naura. Jangan sampe gak hadir lho ya" ucap Nathan.

Sesungguhnya mata Nathan sudah berkaca-kaca. Namun, ia tetap tersenyum. Seakan-akan Naura akan datang besok. Padahal dia tau, Naura sudah pergi.

▪▪▪

19.00 WIB - Taman Belakang Rumah David.

Naura sedang duduk sendirian disana sambil menatap cincin tunangan yang diberikan oleh Nathan. Ia juga sambil memegang kalung yang diberikan oleh Nathan. Dan pastinya menatap foto dirinya dan Nathan juga.

Naura merasa sangat sedih. Seharusnya besok adalah hari pernikahannya. Tapi semuanya hancur begitu saja. Naura masih bingung, entah siapa orang yang tega fitnah dirinya dengan cara kotor seperti itu. Naura hanya bisa berdoa, supaya orang itu sadar atas kelakuannya. Semoga orang itu mendapat karma nya.

Dengan adanya masalah itu, hubungan Naura dengan orang tersayangnya pun hancur. Kakak kandungnya sendiri sudah tidak percaya dengan Naura. Bahkan sahabat masa kecilnya juga tidak percaya. Seharusnya mereka ikutin kata hati, jangan ego mereka.

Tapi yasudahlah. Naura akan memulai hidup yang baru di negara orang. Ia akan hidup mandiri, ketemu banyak orang baru, lingkungan baru, semuanya serba baru. Naura akan berjuang demi menggapai cita-citanya menjadi seorang dokter. Entah kapan ia akan bertemu dengan keluarganya lagi. Entah mereka masih menganggap Naura adik atau tidak? Yang pasti Naura sangat sayang kepada kakak-kakaknya.

Tiba-tiba David dan Diva pun datang dan langsung duduk dihadapan Naura.

"Hey ngapain disini sendirian? Ngelamun lagi" ucap David

"Ah enggak kak. Cuma menghirup udara segar aja" ucap Naura tersenyum.

"Kamu kangen ya sama Nathan? Buktinya kamu lagi lihat foto dia kan?" tanya Diva

"Hah? Hmmm"

"Santai aja dek" ucap David

"Kak, sebelum besok aku pergi. Aku ada permintaan" ucap Naura

"Apa? Katakan saja" ucap Diva

"Jangan pernah kasih tau mereka kalo aku ada di London. Aku gak mau masalah ini terus berlanjut. Aku mau hidup dengan tenang disana. Setelah kuliah ku selesai, aku akan kembali kesini. Pokoknya apapun yang terjadi jangan kasih tau mereka. Terutama kak Bagus. Aku udah terlalu sakit hati ke dia. Dia udah nampar aku. Udah gak peduli sana aku. Pokoknya segalanya" ucap Naura

"Iya kamu tenang aja. Kita janji gak akan kasih tau mereka" ucap David

"Makasih kak" ucap Naura

"Penerbangan jam 7 kan?" tanya Diva

"Iya kak"

"Yaudah mendingan sekarang kamu tidur. Perjalanan jauh" ucap Diva

"Hmm iya kak

•••

*Rumah Bagus*

Ada Bagus-Della, Bagas-Beby, dan Naya.

"Nathan kayaknya emang udah kehilangan akal. Dengan yakin kalo Naura bakalan dateng besok" ucap Bagas

"Dia pasti dateng. Mana mungkin sih dia gak dateng, secara dia kan sayang sama Nathan. Jadi pasti dia dateng" ucap Bagus

"Naura gak akan dateng. Aku yakin, dia itu udah terlanjur sakit hati sama kamu. Karena kamu udah nampar dia dan selalu menyudutkan dia" ucap Della

"Tapi emang itu kenyataannya" ucap Bagus.

"Nathan aja udah ikhlas kalo emang Naura beneran hamil. Yang penting dia bersama Naura. Nah sedangkan kamu kakak kandungnya sendiri tidak menginginkan Naura ada disini" ucap Della

"Hey STOP!" bentak Naya. Semua orang langsung menatap ke arah Naya.

"Kalian berdua mau sampe kapan debat terus? Enggak ada gunanya dan enggak akan merubah segalanya. Setidaknya kalian berfikir kek. Naura gimana diluar sana? Gimana keadaannya? Dia udah makan belum? Seharusnya kalian mikir itu. Bukannya malah debat kayak gini" ucap Naya kesal.

"Iya Naya benar. Walaupun gue kecewa juga sama Naura. Tapi, bagaimanapun dia adik gue. Naura itu belum terlalu cukup dewasa. Dia masih polos seperti yang kita kenal selama ini. Kita gak tau keadaan dia gimana? Jujur, gue juga sedih kak dia pergi" ucap Bagas

"Udah kalian percaya aja, Naura akan datang besok" ucap Bagus langsung pergi ke kamarnya.

"Kak Bagus gak akan bisa maafin Naura" ucap Beby

"Dia itu terlalu egois" ucap Della

"Yaudah kita coba aja liat besok" ucap Naya.

"Iya"

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


ThanUra [BERSAMBUNG...]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang