Diary - 01

61 5 0
                                    

08.00 pm, Moscow – Rusia

Bukk

Brakkkk

Suara pukulan dan hantaman kuat terdengar cukup keras di dalam rumah itu. seorang pria berjas hitam rapi melangkahkan kakinya turun menuruni tangga ke gudang bawah tanah di rumah besar itu. tangannya memegang sebuah telepon.

Tok tok

"Akkkkhhh..."

Ketukan pelan dari pintu itu terdengar disaat bersamaan dengan suara teriakan kesakitan di balik pintu kayu gudang tersebut.

Pintu itu terbuka dan memperlihatkan seorang gadis cantik keluar dengan cipratan noda darah di baju dan wajahnya, bahkan kedua tangannya dilumuri noda darah yang masih segar.

"Ada apa?"

Tanyanya dingin sambil melap bersih kedua tangannya dengan handuk kecil yang diserahkan oleh seorang pelayan.

"Telpon dari Bibi Anita untuk anda Nona Anastasia!" ujar pelayan berjas rapi itu sopan

Gadis yang diketahui adalah Anastasia itu langsung mengambil telpon itu dan memulai percakapannya dengan sosok yang di panggil Bibi Anita itu.

"Ada apa Bibi?" tanyanya dingin

"Ana, bisakah kamu ke Indonesia sekarang. Kris keadaannya semakin memburuk, dia ingin bertemu denganmu Ana!" ujar wanita paruh baya di balik telpon itu cemas

"Baiklah, malam ini aku akan balik ke Indonesia"

jawab Ana singkat dan kemudian mematikan telpon itu sepihak.

"Pesankan tiket ke Indonesia malam ini juga, Cepat!!!" teriak Ana dingin

"Baik Nona"

Pelayan itupun segera mengiyakan perintah Ana dan segera memesankan tiket pesawat ke Indonesia. Dan malam itu juga Ana langsung terbang ke Indonesia menemui adiknya Kris.

**

02.00 am, Jakarta – Indonesia

Ana gadis itu baru saja sampai di Indonesia pagi dini hari ini. Dari bandara dia langsung menuju ke rumah sakit tempat Kris adiknya di rawat. Sorot mata tajamnya memancarkan kecemasan dan ketakutan disaat bersamaan, pikirnya tidak lepas dari Kris adiknya.

Terlihat gadis cantik yang terbaring lemah di atas ranjang dingin dengan banyak peralatan medis di tubuhnya.

Tak lama pintu kamar tempat gadis itu dirawat terbuka, memperlihatkan gadis cantik lainnya yang terlihat sangat mirip dengan gadis yang terbaring disana.

"Kris.." panggilnya lembut

Tangannya mengenggam lembut tangan Kris. Ana dia baru saja sampai di rumah sakit tempat Kris di rawat. Ana mengelus lembut rambut panjang adiknya.

"Kris, ini kakak. Bangunlah Kris!" lirih Ana sendu

Ana mulai berkaca-kaca melihat keadaan adiknya yang tampak mengenaskan dengan tubuh kurus yang dingin dan wajah pucat.

"Kris, sebenarnya ada apa denganmu, bukankah kamu bilang kamu baik-baik saja saat terakhir kali menelpon kakak.. kenapa kamu bohong?" gumam Ana sendu

Dia tidak menyangka bahwa keadaan adik semata wayangnya ini separah ini. Kris menelpon Ana sebulan yang lalu dan mengatakan dia Cuma mengalami kecelakaan kecil dan hanya terluka sedikit. Tapi ternyata semua itu bohong, sebaliknya Ana melihat sendiri ini bukan akibat kecelakaan biasa. Seolah Kris telah mengalami kecelakaan parah yang menimpanya.

Kris bukan hanya terluka biasa, melainkan mengalami geger otak dan sudah koma tak sadarkan diri selama 2 minggu ini. Ini jelas bukan kecelakaan biasa.

"Kris bangunlah, kakak berjanji akan melindungimu mulai saat ini!" ujar Ana sebelum memutuskan keluar dari kamar Kris dirawat.

Ana baru saja keluar dari kamar rawat Kris, karna waktu berkunjung telah selesai. Ana akhirnya memutuskan untuk bertemu dengan Anita bibi dari Ana dan Kris.

"Ana, bagaimana keadaan Kris. Apakah dia sudah sadar?" Tanya Anita penasaran

"Sebenarnya apa yang telah terjadi kepada Kris?" Tanya Ana dingin dan tajam kepada bibinya

Bibi Anita terdiam sejenak, melihat tatapan intimidasi dari Ana membuat Anita sedikit takut. Ana dan Kris sangat berbeda, jika Kris memiliki Aura Bersahabat sebaliknya berbeda dari Ana yang memiliki Aura Membunuh pada dirinya.

"Kenapa diam bi?" Tanya Ana sekali lagi

"Sebenarnya bibi juga tidak tau apa yang sebenarnya terjadi kepada Kris, Ana. Yang bibi tau Kris mengalami kecelakaan, bibi diberi tau Kris di tabrak lari oleh sebuah mobil. Tubuhnya terhempas ke pinggir jalan dan kepalanya membentur pinggiran jalan sangat keras hingga menyebabkan Kris mengalami pendarahan yang hebat di kepalanya. hanya itu yang bibi tau Ana" jelas bibi Anita

Ana hanya menatap datar bibinya.

"Lalu apa tersangka yang menabrak Kris sudah di tahan?"

"Tidak."

Jawab Anita singkat membuat Ana menatap heran kepada bibinya itu.

"Apa maksudnya tidak?"

"Setelah operasi pertama Kris selesai, Kris berpesan kepada Bibi agar tidak melaporkan kecelakaan yang dia alami ini ke pihak berwajib. Awalnya bibi tidak mau mendengar ucapan Kris, tapi Kris memaksa bibi agar tidak melaporkan kejadian ini dan juga merahasiakan semua ini darimu Ana."

Bibi Anita menatap penuh rasa bersalah kepada Ana, mata Ana memicing tajam setelah mendengar cerita dari bibinya itu.

"Kris mengatakan kepadaku bahwa dia hanya diserempet mobil saat menyebrang sepulang sekolah dan ternyata kenyataan yang sebenarnya malah tidak seperti itu. kenapa Kris merahasiakan ini semua."

Ana meremas rambutnya kasar, dia tampak marah dan sedih disaat bersamaan saat ini.

"Bibi juga tidak tau alasan ini semua. Kris sangat tertutup, dia berubah semenjak setahun belakangan ini." Ungkap Anita kepada Ana

Ana hanya diam, tidak merespon ucapan dari bibinya itu. kepalanya sangat pusing saat ini, dia pusing memikirkan sikap Kris. Dia kecewa karna Kris membohonginya, Kris adiknya bukanlah gadis yang suka berbohong. Kris adalah gadis yang polos dan jujur dia bahkan tidak berani berbohong sebelumnya, apalagi berani membohongi Ana kakaknya.

"Ini tidak bisa dibiarkan.." batin Ana murka

-tbc

Gimana seru gak? Kalau suka jangan lupa Vote dan coment juga okey😊

Diary SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang