Diary - 05

36 3 0
                                    

'Page 1'

Dear Diary

-Hari ini merupakan pertama kalinya aku datang ke Indonesia. Ini adalah Negara kelahiran ibuku, Ya ibuku adalah orang Indonesia asli bernama lengkap Renatalia Wilies, biasanya orang-orang memanggilnya Wilia. Ibuku memiliki kulit kuning langsat mulus seperti orang Asia pada umumnya, dia memiliki bola mata hitam kecoklatan dan rambut hitam yang lembut, Ibuku adalah sosok wanita yang terkenal tomboy, tapi walaupun begitu sebenarnya dia adalah wanita yang sangat lembut dan baik hati. Aku rasa sifat lembutku menurun darinya.

Lalu bagaimana dengan kak Ana, dia adalah gadis yang kasar dan juga permberani sama seperti Ayahku. Ayahku adalah orang Rusia asli bernama lengkap Matthias Carterov Barnard. Dia adalah pria paling tampan yang pernah aku temui di Dunia ini. Dia memiliki rambut pirang kecoklatan yang diturunkan kepadaku dan juga kak Ana, selain warna rambut mata biru kami juga sangat mirip dengan miliknya.

Kak Ana punya sifat dan sikap seperti Ayah, bahkan sorot mata tajam mereka sangat mirip. Sedangkan sifat dan sikapku sangat mirip dengan ibuku, kami punya sorot mata yang lembut.

Baru sehari disini, aku sudah merindukan mereka bertiga. Aku rindu sentuhan ibu, pelukan Ayah dan kecupan Kak Ana.-


Ana terdiam setelah membaca halaman pertama Diary adiknya itu, pada halaman pertama Adiknya menulis tentang keluarganya. Ana tidak dapat menahan tetes air matanya, dia teringat ketiga sosok yang paling dia cintai itu sekarang.

"Ma, Pa, Kris.. Miss You.." gumam Ana pelan

Ana terus mengerakan bola matanya membaca setiap halaman yang ditulis oleh adiknya itu, beberapa halaman awal hanya berisikan tulisan yang menceritakan hari-hari Kris selama tinggal di Indonesia. Tidak ada yang aneh pada tulisan adiknya itu sampai akhirnya Ana tiba di halaman berikutnya.


'Page 31'

Dear Diary

-Sudah lama rasanya aku tidak menulis, aku tau aku memang tidak rutin menulis setiap harinya. Karna bagiku tidak selamanya setiap moment yang aku rasakan perlu aku tuliskan dibuku ini.

Tapi,

Hari ini aku mungkin akan menulis lebih rutin. Tidak terasa sudah Setahun berlalu sejak aku pindah dan tinggal di Indonesia. Dan sekarang aku sudah menginjak kelas 2, Aku pikir setelah semakin lama disini aku akan merasa nyaman dan akrab dengan sekitarku. Tapi itu salah!!

Itu tidak seperti dugaan, aku mulai depresi sekarang. Aku mengalami waktu yang sulit di sekolah. Aku merasa takut saat menginjakkan kaki di sekolah, mereka semua tampak menyeramkan. Seolah-olah tatapan itu ingin membunuhku, kenapa mereka tiba-tiba berubah 360 derajat seperti itu kepadaku.

Apa yang salah? Kenapa semuanya tiba-tiba berubah. Mereka yang dulu dekat denganku tiba-tiba menjauh dariku. Mereka melukaiku, bukan hanya perasaanku tapi juga diriku!

Apa yang salah dengan mereka semua????????-



Ana terdiam cukup lama setelah membaca lembar ke 31 diary itu, dia akhirnya tau bahwa adiknya mengalami waktu yang sulit di sekolahnya. Sepertinya Kris dibenci dan juga disakiti di sekolahnya.

"Sial, sebenarnya apa yang terjadi kepada Kris?" umpat Ana geram

Ana terus membaca setiap halaman di buku itu, buku itu sangat tebal dan semuanya mungkin berisi kurang lebih dari 200 halaman. Ana tidak melewatkan satu halaman pun, dia membacanya dengan teliti setiap kejadian yang dituliskan oleh Kris di buku diarynya.

Sampai akhirnya Ana berhenti di salah satu halaman yang berhasil membuat Ana mengerang murka setelah membacanya. Disana tertulis,




'Page 101'

Dear Diary

-Mati ! Mati! Mati! Mati! Mati! Mati! Mati! Mati saja kalian semuanya!!!!!!!!

Aku benci teman sekelasku, aku benci teman sekolahku, aku benci guruku, aku benci semua orang!!!

Kenapa mereka menyiksaku sampai begini, apa salahku hingga mereka semua tega memperlakukanku layaknya binatang seperti ini!

Tidak ada yang membelaku, tidak ada yang menolongku. Semuanya menyiksaku! Haruskan Aku Mati saja?! atau aku Bunuh saja mereka semua. Aku harap KALIAN SEMUA MATI!!

SATU PERSATU AKAN MATI DI TANGANKU! AKU HARAP MEREKA MATI! MATI DAN PERGI DARI HIDUPKU!!!-





Brakkk

Ana memukul keras meja di hadapannya. Sekarang dia sudah diselimuti emosi dan amarah yang besar. Dia benar-benar marah mengetahui semua ini. Dia bahkan tidak peduli lagi dengan rasa sakit yang dia rasakan saat menghantam meja yang keras ini, dia tidak peduli jika tangannya akan memar ataupun terluka.

Ana benar-benar terpaku setelah membaca itu, sekarang dia paham apa yang membuat Kris adiknya tampak ketakutan setiap ke sekolah. Dia mengerti sekarang kenapa Kris merasa terluka.

Setelah membaca setiap lembaran Diary itu, satu fakta utama yang Ana ketahui yaitu adiknya Kris telah menjadi bahan Bully, dia dirisak oleh seluruh teman sekolahnya setiap hari bahkan setiap waktu. Itu membuat Ana murka mengetahuinya.

"Jadi ini yang dialami oleh Kris, aku tidak bisa diam. Aku akan balas semua perbuatan kalian" gumam Ana murka

Ana melirik foto Kris berseragam sekolah yang terbingkai rapi di atas meja. Matanya berkaca-kaca menahan tangis dan juga emosi. Dia tidak akan diam saja dengan semua kejadian ini, dia punya bukti bahwa adiknya menjadi korban bully di sekolah dan dia harus membalaskan semua itu.

"Tenanglah Kris, akan ku balas mereka semua. Akan ku hancurkan mereka semua dengan tanganku sendiri. Akanku Balaskan Dendammu Kristina"

Ana keluar dari kamar Kris dia menghampiri bibinya yang sedang duduk termenung di ruang tengah.

"Ana ada apa?" Tanya Anita heran

Ana tersenyum sinis, kemudian dia membisikan sesuatu kepada Anita. Anita membelalakan matanya kaget mendengar bisikan Ana.

"Ana apa kamu serius?" Tanya Anita tidak percaya

"Percayalah padaku Bi!" balas Ana santai

Anita meneguk liurnya gugup, tatapan tajam mata Ana membuat Anita bergedik ngeri. Dia tidak menyangka memiliki seorang keponakan yang menyeramkan seperti Ana.

"Baiklah, akan bibi urus sekarang" jawab Anita pada akhirnya

Ana menyeringai senang, kemudian dia berlalu pergi meninggalkan bibinya dan kembali ke kamar. Sampainya di kamar, Ana langsung membuka lemari pakaian Kris dan mengacak isi lemari itu mencari sesuatu.

Tak lama setelah dia dapat menemukan barang yang dicarinya, Ana kembali mengembangkan seringaiannya dan sembari berujar..

"Show Time"


-tbc

Huhu🤭 kira-kira apa yang akan Ana lakukan? Taukan kalian.
Votenya jgn lupa guys😁

Diary SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang