Diary - 11

30 2 0
                                    

PLAKKKK

"Kristina.."

Sebuah tamparan mendarat tepat di wajah Ana, bertambah satu lagi memar di wajah cantiknya. Disaat bersamaan terdengar teriakan dari seseorang.

"Buk Eden, ada apa anda disini?" Tanya buk Mey setelah sesaat menampar Ana

"Buk Mey, kenapa anda menampar Kristina?"

Buk Eden menghampiri Ana, dan memeluknya. Dia menyentuh lembut pipi Ana yang barusan ditampar oleh buk Mey.

"Kristina, apa kamu baik-baik saja?" Tanya buk Eden cemas

Ana mengangguk pelan sambil terus menatap buk Eden.

"Kenapa anda membela murid kurang ajar itu buk Eden, anda lihat sendiri dia dengan beraninya melawan saya." Ujar Buk Mey emosi

"Tapi, anda tidak perlu menamparnya seperti itu buk Mey"

Buk Eden mencoba membela Ana, walaupun dia tau dan lihat sendiri Ana memang bersikap tidak sopan kepada gurunya itu.

Buk Mey melirik tajam Ana yang berdiri di belakang buk Eden, dengan tatapan sinisnya dia menatap Ana dan berujar tajam

"Kristina, sebaiknya kamu pergi dari sini. Saya muak melihat wajah kamu"

Buk Mey mengusir Ana keluar dari ruangan itu, Ana mengembangkan seringainya. Dia menatap sinis buk Mey dan segera berlalu pergi dari ruangan itu.

Buk Eden yang melihat Ana pergi langsung saja memanggilnya

"Kris, kamu mau kemana?"

"Pergi menjauh dari hewan buas ini" jawab Ana santai

Buk Mey yang mendengar ucapan kasar Ana, hampir saja ingin menampar Ana untuk kedua kalinya tapi keburu dihalang oleh buk Eden.

"Kristina, sebaiknya kamu pergi"

Buk Eden langsung menyuruh Ana pergi setelah berusaha menahan buk Mey yang sudah murka karna Ana.

Ana dengan langkah angkuhnya langsung melangkah pergi meninggalkan ruangan itu, mengabaikan cacian dari buk Mey yang terdengar jelas di telinganya.

**

Ana sampai di lantai 3, tepat kelasnya berada. Tapi Ana menghentikan langkahnya sejenak berpikir apakah dia masuk kelas atau bolos saja.

"Sebaiknya aku bolos saja. Moodku sangat buruk sekarang" batin Ana kesal

Akhirnya Ana memutuskan membolos di hari kedua sekolah. Ana benar-benar murid berandal, sangat jauh berbeda dari Kris yang rajin.

Ana melangkahkan kakinya menuju lantai 4, di lantai 4 ada terdapat beberapa ruangan lain. Salah satunya terdapat ruangan musik, ruangan club, labor komputer, labor kimia, ruang osis dan banyak ruang lainya.

Ana mengedarkan pandangannya keseluruh sudut koridor itu, membaca satu-persatu papan nama yang tertempel di pintu ruangan itu.

Sampai akhirya mata Ana tidak sengaja melihat seseorang yang sangat Ana benci yaitu

"Jenny" gumam Ana pelan

Jenny dan teman-teman sekelasnya tampak menuju ruang musik. Tiba-tiba Jenny dan kedua temannya menghentikan langkah mereka melihat ke ujung koridor yang sepi, tapi sayangnya disana kosong tidak ada siapapun disana.

"Sepertinya aku melihat seseorang" ujar Jenny

"Tidak ada siapa-siapa disana Jen" balas Fany

"Sudahlah, ayok masuk"

Diary SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang