Diary - 19

21 2 0
                                    

Liko mengangkat tangannya, jarinya terarah menyentuh dagu Ana. Dengan sentuhan lembut Liko mengelus pipi mulus Ana dengan jemarinya.

Kemudian Liko perlahan mulai mendekati wajahnya kearah Ana dan dia membisikan sesuatu kepada Ana yaitu..

"Aku.. yang aku inginkan adalah Kau" jawab Liko yang membuat Ana menautkan alisnya bingung

"Maksudmu apa? kau menyukaiku ya??" Tanya Ana balik tanpa basa-basi

Liko tersenyum mendengar tebakan Ana yang sebenarnya salah.

"Haha.. sepertinya kau masih berharap jika aku Menyukaimu yaa?" tawa Liko mengejek

"Lalu apa, kalau memang bukan itu hm?"

Liko makin mendekati wajahnya dan bibirnya terarah membisikan sesuatu tepat ditelinga Ana.

"Bantu aku ungkap siapa pembunuh Ibuku!!"

Ungkap Liko pada akhirnya, dan itu sukses membuat Ana terkejut. Kenapa Liko meminta itu padanya

"Apa aku tak salah dengar?"

"Tidak, aku serius dengan permintaanku Ana."

Liko menampakkan keseriusannya, dan Ana dapat mengetahui itu dari sorot mata Liko.

"Baiklah, aku akan membantumu. Tapi dengan satu syarat.."

"Syarat apa? Menjadi pacarmu?" tebak Liko kepedean

Ana tertawa mendengar tebakan Liko yang sebenarnya juga salah

"Bukan, aku mau kau bantu aku ungkap kecelakaan yang menimpa adikku Kris. Aku ingin tau siapa dalangnya, hanya saja sangat sulit bagiku untuk mengungkapnya. Aku tidak mengenal jelas orang-orang dinegara ini berbalik dengan kau yang pastinya jauh lebih tau, betulkan." jelas Ana

Liko mengangguk paham, dia tidak keberatan dengan persayaratan Ana. Mengingat Liko juga tidak dapat mengungkap kematian ibunya karna kekurangan informasi.

"Baiklah, aku setuju"

Liko menjulurkan tangannya berjabat tangan dengan Ana dan disambut hangat oleh Ana.

Sekarang keduanya sudah resmi bekerjasama, saling membantu.

**

Sekarang Ana dan Liko kembali ke kelas mereka, selama di perjalanan menuju kelas mereka berdua tidak henti menjadi bahan tatapan oleh siswa-siswi di sekolah mereka. sepanjang koridor terdengar bisik-bisik dari para siswa-siswi itu.

"apa aku tidak salah lihat"

"Liko dan Kris"

"Bagaimana bisa mereka tiba-tiba dekat begini"

"Kris, dia pasti menggodanya"

"Dasar wanita jalang"

"Dia tidak pantas bersama Liko"

"Akanku balas dia nanti"

Begitulah berbagai macam umpatan yang dibisikan oleh mereka kepada Ana, Ana berusaha tenang. Dia tidak mau menujukan emosinya didepan mereka lagi.

Sedangkan Liko, dia melirik Ana dalam diam. Dia tau pasti Ana sangat emosi sekarang mendengar cacian dan umpatan mereka padanya.

Dan tiba-tiba Liko merangkul bahu Ana kedalam dekapannya yang mana berhasil membuat para siswa-siswi itu heboh terutama siswi perempuan.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Ana kaget saat mendapati Liko yang merangkulnya erat

"Shh.. diamlah!! Kau pasti kesalkan mendengar cemooh mereka" bisik Liko pelan tepat di telinga Ana

Diary SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang