Jenny mengembangkan seringaiannya. Kedua temannya juga tersenyum sinis menatap Ana yang hanya diam tidak merespon.
"Ayok kita mulai" ujar Jenny angkuh
Dan kemudian Fany dan Lia langsung mencengkram kedua lengan Ana. Menyeret Ana menjauh dari gerombolan siswa-siswi yang sedari tadi menonton mereka.
Ana tidak meronta saat diseret kasar oleh Fany dan Lia, dia dengan santai mengikuti mereka. Ana sendiri penasaran kemana dia akan dibawah pergi oleh ketiga bocah ingusan itu.
"Bocah-bocah ini tidak sadar berhadapan dengan siapa sekarang." batin Ana miris
Tak lama Ana dan ketiga gadis itu sampai di toilet wanita. Mereka langsung menyeret Ana masuk ke dalam, beberapa siswi yang ada di dalam toilet langsung bubar keluar tidak mau ikut terlibat jika tetap diam disana saat melihat ketiga gadis itu.
"Apa kamu siap Kris?" Tanya Jenny santai
"Apa yang akan kalian lakukan?" Tanya Ana balik tak kalah santai
Mendengar nada bicara Ana membuat Jenny dan teman-temannya jengkel. Bisa-bisanya dia bersikap santai saat tau akan disiksa. Ingatlah dia bukan Kris yang kalian kenal wahai anak muda.
"Aku akan membuat kau ingat siapa kami sebenarnya" jawab Jenny sinis
Kemudian Fany dan Lia mendorong kasar Ana hingga jatuh berlutut di depan Jenny. Jenny tersenyum sinis sambil mengambil sebungkus besar bubuk putih yang tampaknya adalah tepung.
Dengan santainya Jenny menyiramkan tepung itu ke atas kepala Ana. Ana hanya diam tidak merespon, ini mengingatkan Ana akan tulisan Kris di diary yang jelas menuliskan bahwa dia juga pernah diperlakukan keji seperti ini.
'Page 77'
Dear Diary
Siang itu saat jam istirahat, tiba-tiba Jenny dan gengnya datang menghampiriku. Dia menyeretku pergi ke toilet, disana dimulailah penyiksaan yang dilakukan Jenny kepadaku.
Jenny, dia menaburkan tepung ke atas kepalaku. Setelah itu kedua temannya Fany dan Lia mulai menampar pipiku bergantian, aku menangis saat merasakan perih dikedua pipiku. Bukan itu saja, Jenny dia juga menjambak kasar rambutku sampai beberapa helai rambutku rontok berjatuhan.
Tidak puas sampai disana, Fany dia mulai menyiramkan air ke wajahku. Dia menamparkan aliran deras air itu tepat mengenai mata dan mulutku, membuatku tersedak saat merasakan air itu masuk ke dalam mulutku.
Lia dia juga tak kalah kejam, dia memasukan sabun batang ke dalam mulutku. Membuatku memakan sabun itu. mereka terus menyiksaku dan tidak lupa menyumpah-serapahiku dengan kata-kata kasarnya.
Tamparan demi tamparan, pukulan demi pukulan dan tendangan demi tendagan mereka bertiga layangkan padaku saat itu.
Dan saat bel berbunyi mereka menyelesaikannya dengan mengurungku di dalam toilet.
Aku terkurung sangat lama sampai malam tiba.
Ana mengepal tangannya erat. Apa yang pernah dituliskan Kris di diarynya, sekarang dapat Ana rasakan dengan jelas.
Sekarang Ana disiksa sama persis seperti yang dituliskan oleh Kris. Ana ditaburi tepung, disirami air, disuapkan sabun, dan tidak lupa ditampar, dipukul bahkan ditendang berkali-kali oleh ketiga siluman di depannya itu.
Kringggg
Bel berbunyi, Jenny yang baru saja menampar Ana langsung berhenti. Dia menatap kedua temannya.
"Kita selesaikan sekarang"
"Baiklah" jawab Fany dan Lia serentak
Brakkk
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Sister
Mystery / ThrillerDiary Sister [END] Bukan sekedar cerita tentang kisah cinta anak SMA pada umumnya. Cerita ini diselimuti misteri dan teka-teki dari tokoh utamanya. Kisah Anastasia yang menyamar menjadi adik perempuannya yaitu Kristina. Ana yang berusaha mengungkap...