Kalo dibilang tenang apa enggak setelah Chaewon upload foto kapan hari yang dia bareng sama seorang cowok bernama Hwang Yunseong.. kayaknya bohong deh. Jaemin sih yang peka. Berhubung dia sering buka ig Heejin yang mana saling follow sama Chaewon, makanya dia tau soal foto itu.
Dan kayaknya hidup tanpa ngerecokin orang itu bagai sayur tanpa garam buat Jaemin. Buktinya Haechan ditakut-takutin.
"DISELINGKUHIN LO MAMPOS AHAHAHAHAHA.."
Haechan jadi makin kepikiran lah. Emang si Jaemin bangsat.
"Kerja yang bener," kata Yuta pada suatu kesempatan. Haechan yang ditegur malah hilang kendali, kesandung hampir terjungkal ke depan. Gak bener-bener jatoh tapi berkas yang dari tadi dia dekap di dada yang berantakan ke lantai.
"Lo kenapa, sih?" tanya Yuta, segera ngebantuin Haechan ngumpulin kertas-kertas ajaib yang kalo hilang salah satu angka nol di slip gaji juga ikut berkurang.
"Pusing gue, Bang," keluh Haechan sambil berdiri setelah semua berkas kembali terkumpul.
"Kalo sakit istirahat, daripada kerja meleng gini, tar lu juga yang kena," tanggap Yuta.
"Iya.." sahut Haechan seadanya.
Karena kantor Yuta dan Haechan beda arah, akhirnya mereka pisah di ujung koridor. Haechan belok ke kanan, menuju ke ruang General Manager, ruangannya Chenle. Di tengah jalan dia ketemu Jaehyun.
Kayaknya pikiran Haechan yang lagi riwet banget itu kebaca deh, makanya Jaehyun sampe berhenti, langsung nahan lengan Haechan begitu aja sampe cowok muda itu natap Jaehyun kaget.
"Aduh Abang, Eneng kaget," keluh Haechan sambil merem sekilas dan menghela nafas panjang.
Jaehyun bergidik.
"Lo berapa hari gak tidur?" tanya Jaehyun.
Haechan senyum nyeremin. "Mau nemenin bobo, ya?"
"Hah, hahah, gue jitak mau?" Jaehyun ketawa garing, ngelus kepala Haechan terus diketuk ubun-ubunnya siapa tau ada jin terperangkap di sana.
"Gue lagi pusing, Bang. Jangan ketuk-ketuk," kata Haechan sambil nepis tangan Jaehyun.
"Tumben?"
"Tumben apa?"
"Tumben bisa pusing?"
"Ya namanya manusia, bukan dewa," sahut Haechan. "Udah ah, gue mau ke ruangan Den Chenle, tar dia ngomel lagi gue makin pusing."
"Ya udah sono, ati-ati."
"Iya sayangku."
Untung Jaehyun selow, kalo dapet Yuta udah di tendang sampe Mars kali.
Masuk ke ruangan Chenle, ternyata ada Yireon. Setengah bersyukur, soalnya ada pawang. Jadi Chenle gak bakal marah-marah -soalnya Haechan perlu ngerapihin berkas yang dia berantakin tadi.
"Suntuk banget, Chan?" tanya Yireon.
"Iya, Non, agak gak fit," sahut Haechan, masih sibuk ngerapihin berkas di tangannya.
"Kenapa kok berantakan gitu?" tanya Chenle.
"Jatuh tadi di depan," jawab Haechan seadanya. "Tar tunggu aja, jangan ngomel, saya lagi pusing."
Chenle menghela nafas. Harusnya dia yang protes malah si abdi yang bacot. Oke.
Yireon sih ketawa cantik doang.
"Oiya, Chan, dalam waktu deket Chenle mau naik jabatan, loh," kata Yireon.
Haechan natap Chenle sama Yireon bergantian. "Mantap, dong?" sahutnya datar. Bener-bener kehilangan semangat, gak tau kenapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abdi 2.0 ✔
Fanfiction[ bahasa | completed ] sequel ABDI 1.0 "berat ya jadi abdi." winterwoops ©2020