dua puluh satu

1.9K 372 26
                                    

Setelah launching projek diresmikan, dibuat pula tim khusus kolaborasi yang nanti bakal berkiprah langsung buat ngegarap projek itu. Chenle dan Junkyu tentu aja jadi penanggung jawab, sementara ketua dan wakilnya adala Lia dan Haechan —dibantu Ryujin dengan pertimbangan bahwa Haechan lagi sibuk skripsi juga sekarang. Jadi, Haechan wakil 1, yang sebisa mungkin harus standby kalo misal Lia butuh. Dan Ryujin wakil 2, yang harus standby juga buat ngegantiin Haechan seandainya tiba-tiba Haechan berhalangan.

Kenapa kok gak Ryujin aja? Pertimbangannya dari Chenle; soalnya Ryujin baru banget dan ini projek perdana dia. Jadi sebisa mungkin bener-bener disiapin tenaga yang udah mateng. Dan Ryujin kan masih dianggap staf training karena masa kerjanya yang belum genap 2 bulan.

Sebenernya ada beberapa staf lain yang memungkinan buat direkrut ke posisi itu, tapi balik lagi, semua pertimbangan ada di baginda Chenle.

Keluar dari ruang rapat, Haechan langsung pamitan mau ke kampus. Katanya ada konsul.

"Dianterin?" tanya Ryujin. Semenjak jadi co-assistant Haechan, Ryujin dapet mobil dinas. Wenaaaaaaaaaakkkkk

"Gak dari dulu-dulu aja anjeng," gemes  Ryujin waktu itu, kena tapuk sama Hyunjin.

"Kalo dia denger bisa-bisa ditarik lagi itu mobil," omel Hyunjin.

Untung ya pacarnya waras.

"Kaga, naik ojol aja gue yang cepet. Lagian tar abis konsul balik ke sini lagi," jawab Haechan sambil masukin laptopnya ke dalem tas, gak lupa ngambil bendelan draft skripsi yang dari tadi udah dia siapin di atas printer.

"Ya udah, ati-ati, semangat!"

"Yoi." Setelahnya Haechan langsung cabut, gak lupa pamitan sama Chenle yang lagi ada di hall —nganterin Junkyu sampe pintu masuk utama kantor.

"Buru-buru banget?" celetuk Junkyu.

"Iya, Bos. Ada konsul ini setengah jam lagi," cengir Haechan.

"Naik apa, Haechan?" tanya Lia.

"Ojol, yang cepet."

"Mau bareng aku aja? Sekalian aku mau ke studio deket kampus kamu. Searah."

Haechan natap Lia dan Junkyu bergantian.

a b d i

Btw, iya, Haechan berangkat ke kampus bareng sama Lia. Kalo ditimbang-timbang gak enak nolak, lagian salah tadi di awal dia pake nyebut kalo konsulnya masih setengah jam lagi. Kalo gak bilang kan Chenle pasti gak ikut ngedorong buat ngeiyain.

Sedangkan Bos Junkyu balik ke kantor, masih ada rapat lain. Haechan jadi bingung, kok atasan rapat sekretarisnya malah keluyuran?

"Tadi si Bos mau rapat lagi kan ya katanya?" tanya Haechan. Daripada diem-dieman berdua doang di dalem mobil, mending buka percakapan. Lagian abis gini bakal sering ketemu, jadi latihan akrab juga biar enak ngobrolnya.

"Iya," angguk Lia. By the way, sekarang ini Lia yang nyetir. Katanya biar nanti gak ribet tukeran kursi.

"Kok kamu malah keluyuran?"

"Nggak keluyuran, kan aku ada tugas ini," senyum Lia.

"Oh, ini juga termasuk tugas dari si Bos?"

"Iya."

"Emang ke studio apa?" tanya Haechan lagi setelah berjeda.

"10th Gallery," jawab Lia.

Haechan mengernyit. 10th Gallery? Kayak pernah denger.

Abdi 2.0 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang