delapan

2.3K 441 62
                                    

Sebenernya, sumpah, Chaewon itu gugup banget waktu Haechan tiba-tiba nongol di depan pintu. Untung Haechan datengnya bawa belanjaan, makanya Chaewon iyain aja waktu Haechan pamitan mau masak buat sarapan. Dan kesempatan itu Chaewom manfaatin buat kabur ke kamarnya, nutup pintu pelan-pelan terus dikunci dari dalem.

Setelahnya dia langsung melorot gak punya daya di lantai.

"Astaga... itu anak ngapain kesini segala, ck," omel Chaewon sambil nguatin kakinya terus merangkak ke arah nakas dimana hp nya tergeletak ter-charge.

Sambil nungguin hp nya booting, Chaewon sesekali nengok pintunya. Padahal dia sendiri tau dan sepenuhnya sadar kalo pintu itu kekunci, tapi khayalannya kemana-mana. Kalo didobrak gimana?

Ah, bego.

Sesaat setelah hp nya nyala, puluhan notif chat dan missed calls masuk. Termasuk punya Haechan yang bilang pengen nyamperin Chaewon.

Sumpah, Chaewon baru tau. Soalnya kemaren keburu ketiduran dan bangun-bangun hp nya mati.

Lagian kalopun Chaewon tau chat itu, kayaknya juga gak bakal percaya. Kan Chaewon lagi ngambek.

"Aduh..." rutuk Chaewon lagi. Mendadak lemes mikirin habis ini mau gimana.

Ya ngambek sih, masih agak kesel juga sekarang sama cowok itu. Tapi semua rasa itu mendadak tercampur-aduk sama kegugupan.

Lama gak ketemu, ketemu sekali langsung dipeluk. amBYARRRRRR

Jujur aja, Chaewon kangen. Andai aja gak ada masalah....

"Non?"

"Hah?" Chaewon melonjak kaget waktu pintu kamarnya diketuk.
"A-apa?" tanya Chaewon, gak bergerak dari duduknya malah semakin ngedusel ke kasur.

"Kok dikunci?" tanya Haechan lagi.

"Lagi ganti baju!" Padahal mah enggak.

"Oh, ya udah. Udah mateng sarapannya, saya tunggu di ruang makan, ya?"

"Iyaaaa."

Sesaat masih diem was-was, dan akhirnya bisa bernafas lega.

"Tapi gue harus gimanaaaaa???"

Panik lagi.

a b d i

"Katanya ganti baju?" tanya Haechan saat akhirnya Chaewon keluar dari kamarnya.

"Iya.. gak jadi," kata Chaewon.

Haechan cuma ngangguk-angguk, dia juga tau kok kalo tadi itu cuma alasan. Nona muda ini emang selalu mudah ditebak.

Haechan ngedorong kursi di sampingnya, mempersilakan Chaewon buat duduk. Dan tanpa bilang apa-apa lagi, Chaewon duduk di sana. Entah kenapa bersebelahan sama Haechan begini bikin panas dingin, jadi cewek itu berniat buat ngegeser kursinya agak menjauh.

Tapi sama Haechan malah ditarik sampe mepet, dong.

"Sanaan ih, Chan. Kayak lagi di angkot aja mepet-mepetan," kilah Chaewon.

"Iya, nanti kalo Non Chaewon udah selesai sarapannya saya geser," kata Haechan.

Chaewon nengok Haechan dengan alis bertaut, tapi kemudian kembali berpaling waktu bertatap mata sama Haechan.

"Makan dulu," kata Haechan sambil ngedeketin semangkuk sup sayur yang tadi dia masak.

"Cuma satu?"

"Iya, buat Non Chaewon."

"Kamu gak makan?"

"Non Chaewon aja yang makan."

"Kamu kenapa gak makan?"

Abdi 2.0 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang