empat puluh satu

1.6K 368 222
                                    

Ryujin bener-bener gak tau harus ngapain. Masalahnya, Chaewon nangis terus gak bisa ditanyain. Tadinya Ryujin nelepon Haechan, tapi nomor hp cowok itu gak aktif. Mau nganter Chaewon pulang, tapi mobilnya di rumah Chenle, kan tadi berangkat ke rental Jisung nebeng sama Chenle.

Akhirnya nelepon Felix.

Felix nyampe, sebenernya Chaewon gak mau disuruh pulang. Tapi Ryujin maksa.

"Gue gak bisa bantu banyak, Chae. Bukan gue gak mau nerima lo di sini, tapi lo butuh lebih dari sekedar tempat buat tidur."

a b d i

Felix sebenernya tau banget permasalahan soal Haechan didepak itu, tapi dia diem aja. Apalagi ini sangkut pautnya sama Chaewon, jadi makin gak berani komentar. Apa yang abdi satu ini lakuin cuma nganter Chaewon ke Pak Suho —kayak apa yang Ryujin minta.

Pak Suho kemarin marah banget lihat Chaewon kacau. Sekarang harus ngelihat Chaewon dalam keadaan begini lagi.

Marah lagi.

Tapi gak jadi meledak waktu Chaewon bilang, "Pa, aku putus sama Haechan.."

Pak Suho lemes, natap Chaewon gak percaya.

Sedangkan Chaewon nangis lagi walaupun udah gak sekejer tadi.

"Besok rapat —Papa bela Haechan, ya? Jangan biarin dia diusir dari sini. Jangan pisahin Haechan sama Chenle.."

Pak Suho makin speechless.

"Tolongin Haechan ya, Pa?"

Pak Suho mendekati Chaewon, narik kepala putri tunggalnya itu buat bersandar di dadanya.

"Maaf.." kata Chaewon lagi.

"Kenapa minta maaf?"

Chaewon gak ngejawab —gak sanggup. Dia nyalahin diri sendiri, andai aja dulu dia gak ngajak Haechan jadian dan akhirnya terjebak dalam kondisi serba salah kayak sekarang.

It's all her fault. And now she thinks nothing but to pay it off.

Karena berawal dari Chaewon, maka Chaewon juga yang harus mengakhiri.

"Nak, you're doing great," kata Pak Suho, ngusap pelan rambut anaknya yang masih nangis di pelukannya.

"Let's finish all this shit and go back to our own place."

a b d i

Rapat hari ini agak istimewa, karena setelah ngebahas progress perusahaan, disambung sama rencana rolling beberapa personil —termasuk kepala divisi dan beberapa staf.

Dalam rapat itu, udah jelas ada Pak Suho dan Chenle sebagai pemimpin —didampingin sama Bu Irene. Dan seluruh jajaran direksi beserta kepala divisi HRD yang kerja sama dengan Marketing yang jadi penentu sistem rolling.

Ada beberapa kandidat yang bakal dapet jatah rolling, termasuk Yuta, Taeyong dan Haechan.

"Oke, jadi saya sampaikan keadaan anak perusahaan kita yang bakal jadi sasaran aja ya," kata Miss Jimin —kepala divisi HRD Zhong Group.

"Ada tiga anak cabang kita yang sepertinya butuh perhatian khusus, yaitu Batam, Palu dan Irian. Masing-masing masalahnya beda dan berdasarkan data evaluasi harian dan bulanan, ada beberapa kandidat yang cocok buat ngemban kepercayaan ini dan bantu temen kita di sana buat meningkatkan profit."

"Di Irian, kita masih kekurangan tenaga yang mumpuni, dan cabang kita ini emang paling muda, masih setahun. Ada banyak SDA sebenernya, tapi standar kita belum nyampek. Maka dari itu, nanti Kun saya kirim ke sana buat ngadain survey dan nyusun pelatihan yang sesuai. Karena lokasi perusahaan kita agak sulit dijangkau, maka nanti Kun bakal ditemenin sama Byungchan dari Logistik buat nyari solusi terbaik terkait distribusi fasilitas dan mobilitas karyawan."

Abdi 2.0 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang