empat belas

2K 397 84
                                    

double update!
silakan scroll up kalo belum baca ♡












Yireon dateng ke kantor Chenle hari ini, bawa-bawa pizza segala untung pada belum keluar buat makan siang.

"Aduh, Non Yireon mah cantik lahir batin emang ya," kata Ryujin semangat.

"Hehe.. makan disini aja Ryujin, gak usah keluar," kata Yireon.

Wataknya Ryujin ya mau lah. Gak ada cerita sok jaim gak mau, sikat ya sikat aja. Karena jaim = menyiksa diri sendiri.

"Haechan mana?" tanya Yireon, toleh kanan-kiri. Tadi sempet ngintip ke ruangannya Haechan juga gak ada tas atau apapun tanda-tanda cowok itu ada di sana.

"Ngampus, lagi konsultasi Bab 1 dia," jawab Chenle sambil ngebuka kotak pizza bawaan Yireon.

"Bab 1? Skripsi?"

Chenle ngangguk. "Iya."

"Ih, sumpah?"

"Kok kaget?" Chenle mandang Yireon gak ngerti. Ryujin juga. Kayak seolah-olah tuh konsultasi skripsi bagi Lee Haechan adalah sebuah kemustahilan (?)

"Ya soalnya dia tuh kayak hidupnya santuy mulu kayak di pantuy," kata Yireon. Ryujin ketawa. Cantik-cantik selera humor juga picisan ternyata.

"Dia mah gitu, diem-diem hanyut kek tai —ADUH KOK DIGEPLAK???"

"Ada makanan jaga mulutnya!" omel Yireon.

"Iya iya, maap pizza."

"Lah, pizza disembah?" heran Ryujin. Ternyata bukan Haechan doang yang absurd, ini couple juga gak ada bedanya. Sekarang baru sadar akan arti don't judge the book from the cover.

"Kalo dia udah tahap ngerjain skripsi sekarang, berarti jadi sering absen, dong?" tanya Yireon.

Sekarang tiga orang itu duduk melingkar di sekitar meja Chenle. Yireon hadap-hadapan sama Chenle sedangkan Ryujin di samping.

"Ya tergantung. Kalo emang mau konsul mau gak mau ijin," jawab Chenle.

"Ryujin di sini sampe kapan?" tanya Yireon ke Ryujin.

"Seminggu lagi habis sih masa magang saya," kata Ryujin.

"Yah.. kalo Ryujin juga selesai magang, kamu yang bantu siapa dong, Yang?"

"Kamu?"

"Ngaco," dengus Yireon.

Chenle masih sibuk ngunyah, mau ngomong tapi kalah sama laper.

Sebenernya, Ryujin mau ngomong sesuatu. Beberapa hari yang lalu, menyusul kabar kalo dia bakal direkrut buat ngegantiin posisi Haechan jadi asisten pribadi Chenle, tantenya —namanya Miss Jimin, yang kerja di divisi HRD Zhong Group ini sempet nelepon Ryujin,  ngabarin beberapa hal penting. Salah satunya ya perekrutan itu. Tapi karena belum ada kabar lebih lanjut dari atasan, Miss Jimin minta Ryuji diam dulu.

Lagian Chenle juga belum ada tanda-tanda mau ngobrolin itu. Ryujin makin gak berani bilang.

Halah ikut takdir aja lah, batin Ryujin. Tapi gak nyangkal juga dia gelisah. Ya gimana ini nyangkut masa depan, coy, masa depan.

Lagian ini masalah magang doang kenapa jadi kayak drama perebutan kekuasaan begini, nunggu satu lengah terus tikam dan ambil alih. Serius, Ryujin gak habis pikir. Apalagi kapan hari itu juga sempet julid dikit sama Miss Jimin soal pernikahan Bu Irene dan Pak Suho yang katanya cuma buat nyambung bisnis.

Kayak gitu tuh nyata coy, Ryujin gak habis pikir. Tau gitu Ryujin gak mau kaya, orang kaya masalahnya banyak. Tapi kalo kere juga lebih banyak masalahnya, anjir. Ribet banget, serba salah hidup cuma sekali juga.

Abdi 2.0 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang