enam belas

1.7K 346 32
                                    

double update!
silakan scroll up kalo belum baca ♡













Akhirnya, setelah terlebih dulu nganterin Yireon balik ke fakultasnya, mobil yang dikendarai sama Haechan dan Chenle melaju ke Dream Delight, kafe tujuan mereka.

Sampe di Dream Delight, ternyata Junkyu udah nungguin.

"Sorry lama, tadi ngantri ngurusin wisuda soalnya," kata Chenle sambil ngejabat tangan Junkyu.

"It's okay, aku juga baru nyampe, kok," kata Junkyu. "Halo juga, Mas Haechan. Lama gak ketemu."

Haechan ngangguk kikuk. "Segala pake 'mas', kita seumuran, Pak," cengirnya.

"Malah aku dipanggil Pak, berasa udah punya anak sekebon," canda Junkyu.

Sebenernya manggil 'mas' bukan cuma perkara umur, Junkyu juga tau kalo mereka seumuran. Lebih ke 'jarak' aja sih, karena Junkyu tau dia ke Haechan gak bakal sedeket dia ke Chenle. Tapi kalo dipanggil 'pak' juga gamau.

"Panggil langsung nama aja, ya, kalo gitu? Dari kemarin-kemarin bingung gimana nyebutnya," putus Junkyu pada akhirnya.

Haechan ketawa sambil ngangguk setuju. Apa kata bos dah.

"Sebelumnya, ini kenalin dulu personal assistant ku," kata Junkyu sambil nunjuk cewek yang sedari tadi duduk di sebelahnya sambil senyum. Kirain Haechan tadi adeknya, lah ternyata personal assistant?

"Choi Lia." Cewek itu ngangguk sopan ke arah Haechan dan Chenle.

"Kalo seumpama aku gak bisa dihubungi suatu waktu, bisa ngontak Lia ini," tambah Junkyu.

Percakapan mereka bersambung ke masalah bisnis —gak semuanya dibahas karena Junkyu juga tau kalo di depan ini masih bakal ada acara wisuda Chenle.

Karena bahasan bisnis udah dirasa cukup, percakapan mereka beralih ke hal-hal personal kayak kuliah, hobi, dan lain-lain percakapan khas orang baru kenalan. Gak cuma Chenle, Haechan juga mulai bisa akrab sama Junkyu, bahkan ke Lia yang baru dia kenal dalam hitungan jam. Mereka ngobrol, bercanda, ketawa —kayak temen sendiri.

"Kafe ini sepi, padahal dari segi makanan sama minuman udah lumayan loh," komentar Junkyu sebelum nyeruput minumannya.

"Berarti marketingnya yang bermasalah," sahut Lia.

"Hmmm boleh tuh kamu gabung ke sini."

"Terus?"

"Jadi dewi penyelamat, kan kamu di kampus dulu marketing terus setiap ada projek," kata Junkyu sambil ketawa. Padahal gak ada yang lucu.

"Ngaco."

"Dinilai dari omongan, kalian udah kenal lama, ya?" Chenle tiba-tiba ikut nimbrung.

Junkyu sama Lia pandangan-pandangan.

"... I guess?" cengir Chenle, takut salah ngomong.

Junkyu ketawa. "Bener, kok, bener. Aku sama Lia udah kenal dari —SMA ya Li, kalo gak salah?"

"Salah, SMP," koreksi Lia.

"Ih, masa selama itu?"

"Gak inget siapa yang gendong kamu ke UKS pas pingsan gara-gara dihukum upacara gak pake dasi?"

Junkyu cengo. "IH IYAAAA —tapi itu bukannya Mia, ya?"

"Amnesia," cibir Lia. "Mia padus, ngapain gendong-gendong kamu orang dia lagi tugas di lapangan."

Junkyu ketawa pait sambil garuk kepala. Iya juga ya, kalo ada yang sakit kan itu jatahnya PMR, bukan padus.

Chenle sama Haechan pandang-pandangan. Junkyu sama Lia malah asik bernostalgia sendiri.

Abdi 2.0 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang