Chaewon segera ngambil jaket dan lari keluar. Pas baru sampe hall, dia ketemu sama Jaehyun yang baru aja mau masuk.
"Jangan lari-lari," tegur Jaehyun. Chaewon cuma senyum sekilas, tapi tetep lari-lari.
Di luar, Haechan udah nunggu. Cowok itu langsung nengok dengan senyum yang segera merekah waktu liat Chaewon lari ke arahnya sambil megangin rambut.
"Hehe.." adalah kata pertama yang Chaewon ucapkan setiba di depan Haechan.
"Kenapa dipegangin gitu?"
"Kalo dipake lari berantakan, soalnya gak diiket," jawab Chaewon sambil ngerapihin rambut.
"Lagian kenapa lari-lari?"
"Soalnya kamu bilang udah nunggu di bawah."
"Ya gak perlu lari-lari, kan saya gak buru-buru." Haechan ngusap rambut Chaewon sebentar.
"Aku yang buru-buru."
"Emang mau kemana?"
"Ketemu kamu."
"Eeeeeyyy.." Haechan ketawa. Kapan lagi digombalin nona muda.
"Udah berapa hari gak ketemu?" tanya Haechan, ngambil tangan Chaewon dan diajak jalan menuju salah satu kanopi deket taman halaman rumah.
"Hampir semingguan gak sih?"
Haechan berdengung. "Lama juga, ya?"
Chaewon manggut-manggut. "Sama-sama sibuk, jadi gak kerasa."
Haechan ngangguk setuju. "Kapan mau main lagi?"
"Hm? Main kemana?"
"Gak tau, butuh refreshing ini," ringis Haechan.
"Emang projek kamu bisa ditinggal? Skripsinya juga, udah sampe mana?"
"Masih revisi dikit-dikit, senin besok mau daftar kompre."
"Wow, cepet banget??"
"Sengaja dikebut. Soalnya masih ada tanggungan lain, sama beratnya pula. Kepala saya mau meledak rasanya," keluh Haechan sambil megangin kepala.
Chaewon berdengung, lalu mengernyit waktu Haechan natap dia aneh.
"Apa?"
"Gak pengen ngepuk-puk apa?" melas Haechan.
"Dih?" Chaewon ketawa, tapi kemudian nepuk-nepuk kedua pipi Haechan pake telapak tangan.
"Ih, tirus loh!" serunya waktu sadar pipi Haechan gak seberisi dulu."Hmm, banyak yang bilang gitu," angguk Haechan. "Makanya ini buru-buru ngelarin skripsi, abis gitu fokus ke projek."
Chaewon nyebik, natap Haechan melas. "Pola makannya dijaga, jangan sampe sakit," katanya.
"Iyaa," senyum Haechan sambil ngambil salah satu tangan Chaewon.
Setelahnya, diam. Haechan sibuk nunduk sambil mainin jari-jari Chaewon yang dia pegang. Sementara Chaewon.. pikirannya balik lagi ke hal-hal yang sejujurnya gak pengen dia bahas sekarang.
Tadinya, dia takut ketemu sama Haechan. Takut banget. Bingung, gak tau lagi deh. Tapi setelah liat cara Haechan senyum nyambut dia dengan senyuman tadi, semua ketakutannya hilang.
Jadi, sebisa mungkin dia gak mau ngebahas masalah itu sekarang. Jangan dulu.
"Mau refreshing kemana, hey?" tanya Chaewon sambil ngegerak-gerakin jarinya yang masih dipake mainan sama Haechan.
Haechan mendongak. "Enaknya kemana? Maunya berdua."
Chaewon menyipitkan mata.
"Eh gak, ding. Ajak siapa aja boleh. Den Chenle? Non Yireon? Ryujin? Jaemin —ah, Jaemin jangan, tar sekampung dia ajak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Abdi 2.0 ✔
Fanfiction[ bahasa | completed ] sequel ABDI 1.0 "berat ya jadi abdi." winterwoops ©2020