dua puluh lima

1.7K 357 127
                                    

Berita soal akan adanya dinner sama keluarga Dokter Kim pun juga sampe ke Chaewon. Bedanya, kalo Junkyu dikasih tau lewat chat, topik ini dibahas pas acara makan malam keluarga Zhong.

Chenle yang makannya males-malesan karena pas rapat tadi udah makan dan agak ngantuk plus capek juga langsung melek. Chaewon juga langsung buffering —sampe sendok yang dia pegang tergelincir ngebentur piring.

"Hah? Apa, Ma?" tanya Chaewon.

Bu Irene menghela nafas, ngulas senyum terus ngulangin kalimatnya. "Besok, jam 7, kita semua ke SM Hotel buat dinner sama keluarganya Bu Taeyeon."

Chaewon segera ngelirik Pak Suho was-was, sedangkan Papanya itu gak kelihatan mau berkomentar apapun.

"Aku juga?" tanya Chaewon.

"Iya, kita berempat —semuanya. Nanti Johnny, Jaehyun sama abdi kamu dan Chenle itu juga ikut."

"Hah??"

"Biar kenal, kan setelah ini kita jadi keluarga."

"Gak perlu seburu-buru itu," sela Pak Suho. "Lagian Chenle sama Junkyu masih sibuk ngurusin projek, biar fokus ke sana dulu."

Bu Irene ngangguk sambil nyeruput kuah supnya. "Tau. Makanya aku pengen mereka kenal dan segera deket. Jadi kalo projek kelar dan produk baru udah resmi launching, udah ada tindakan serius —tunangan misalnya?"

"Mama!" Chenle gemeteran, entah karena apa kepalanya mendadak pening. Chaewon pun sampe kaget karena sebenernya dia pun tiba-tiba blank cuma karena dengerin penuturan Bu Irene yang melesat kayak Shinkansen.

"We call it 'bonding', kayak keluarga kita sama Yireon," lanjut Bu Irene.

Chenle menghela nafas kasar, sementara Chaewon bener-bener gak tau harus gimana. Satu-satunya yang dia pikirin saat ini cuma Haechan.

Kalo Bu Irene bilang Haechan besok ikut ke acara ini, berarti gak mungkin Haechan gak bakal tau. Terus gimana Chaewon jelasinnya?

"Chan, aku dijodohin."

Gitu? Tapi sayangnya bukan hal kayak gitu yang Chaewon pengen sampaikan ke Haechan. Tapi sebaliknya, apakah Haechan bakal terima seandainya Chaewon minta waktu buat ngatasin masalah ini sendirian? And in fact, Chaewon gak ada clue apakah Haechan bisa berbuat sesuatu soal hal ini.

Kuasa Bu Irene yang paling tinggi di sini —bahkan di atas Pak Suho karena kepemilikan aset yang jelas diwariskan ke beliau dan Chenle. Pak Suho cuma pengganti karena perusahaan butuh pemimpin baru. Gak lebih.

Apalagi ini cuma Haechan? Ibarat jentikin jari, Bu Irene bahkan bisa nyingkirin Haechan sekalian sama kedua kakaknya dari kediaman Zhong.

Semudah itu.

"Jadi, besok semuanya kosongin jadwal, ya? Kalo misal memungkinkan, Yireon juga boleh diajak," tambah Bu Irene.

"Ma." Takut, tapi akhirnya Chaewon berusaha bersuara.

"Hm?"

"Yang dimaksud 'bonding' itu bukan cuma melalui tunangan, kan? Iya, kan, Pa?" Chaewon noleh Pak Suho, harap-harap cemas kalo papanya bakal sedikit ngasih dukungan.

"Of course," angguk Pak Suho. "Ada banyak cara lain buat 'bonding'. Hubungan kekeluargaan gak cuma dilambangkan sama pernikahan."

"Exactly, but at least we try to look more natural, can we?" sahut Bu Irene. "Isn't it better to be real family?"

"Ma —"

"Ralat, it's much better than having a relationship with an abdi." Bu Irene motong kalimat Chenle. "Kita orang terhormat, seharuanya menjaga kehormatan yang kita punya."

Abdi 2.0 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang