Chaewon bangun jam 9 pagi, dalam kondisi meringkuk di sofa ruang tengah dan badannya dibungkus selimut sampe leher. Masih samar, dia inget semalem ngobrol banyak sama Haechan sampe jam 3 pagi. Padahal Haechan udah kelihatan capek banget, tapi maksain begadang karena mata Chaewon masih belum ngantuk karena insomnia.
Emang sialan, padahal udah tenang diapelin sama si sayang tapi insomnia nya belum ilang juga.
Chaewon duduk, masih sambil sesekali nguap dan menggelung rambutnya asal. Dia noleh sekitar, masih ada mantel Haechan yang tersampir di sandaran sofa, tapi di depan pintu udah ada koper —punya Haechan.
Oh iya, Haechan siang ini kan pulang ke Indonesia?
Chaewon yang masih ngantuk jadi tambah lemes. Mereka gak bakal ketemu lagi dua bulan ke depan, harus nahan kangen lagi :(
Beberapa saat Chaewon ngumpulin nyawa, akhirnya dia berjalan ke pantry —ngikutin bau sedap makanan yang dia yakin berasal dari Haechan yang masak di sana. Dan bener, cowok itu lagi masak —entah apa, dan itu bikin Chaewon gak kuasa buat akhirnya nubruk punggung Haechan.
"Eh —kaget!" Haechan berjingkat, sementara Chaewon cuma ketawa kecil sambil nautin kedua tangannya di depan perut Haechan.
"Pagi," katanya.
"Belum cuci muka ini pasti," tebak Haechan tanpa sedikit pun gangguin Chaewon yang lagi gelendotan manja di punggungnya. Cowok itu balik lagi fokus masak —walaupun gak fokus-fokus amat ya grogi juga.
"Iya, kok kamu tumben udah bangun?" tanya Chaewon balik.
"Saya mah bangunnya sebelum ayam berkokok."
"Atau kamu yang berkokok?" kelakar Chaewon.
"Iya kali," sahut Haechan. "Gak mungkin juga saya bertelur."
Chaewon ketawa. Dia ngelepasin pelukannya ke Haechan, terus beranjak menuju kamar mandi buat cuci muka. Setelah dia udah bersih, dia balik lagi ke dapur. Niatnya mau bantuin Haechan masak, tapi kayak kemarin, Haechan gak ngebolehin.
"Padahal aku yang cewek," kata Chaewon.
"Cewek saya?"
"Ih?"
Haechan ketawa. "Lagian urusan masak doang harus pandang gender?"
Hhhhhhhhh iya deh terserah baginda Haechan ajaaaaa
Akhirnya Chaewon duduk aja di kursi makan, mandangin Haechan masak sambil scroll hp. Dia ngecek seluruh medsos, tapi kayaknya gak ada notif penting.
Chaewon ngebuka instagram nya, nontonin satu per satu instastory mutualnya. Sampe dia ngelihat instastory punya Felix, jarinya lama banget mencet layar.
Itu cuma foto Felix dengan dua temennya. Yang satu Chaewon gak kenal, tapi yang satu lagi —Jeon Somi.
"Hayo, stalking siapa?" tanya Haechan, bikin Chaewon segera mencet tombol home.
"Dih, ditutup? Mencurigakan," kata Haechan dengan mata memicing.
"Enggak, itu tadi instastory nya Felix," kata Chaewon.
"Hmmm.. terus?"
"Gak papa."
Haechan masih natap Chaewon dengan mata menyipit, tapi kemudian malah nona muda itu yang bikin Haechan bingung.
"Chan, kamu gak bakal macem-macem, kan?"
"Maksudnya?"
"Kejadian kemarin itu gak bakal terulang lagi, kan?"
Haechan natap Chaewon lama begitu tau kemana arah pembicaraan cewek itu. Dan dengan senyum kecil Haechan jawab, "Asal Non Chaewon percaya sama saya aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Abdi 2.0 ✔
Fanfiction[ bahasa | completed ] sequel ABDI 1.0 "berat ya jadi abdi." winterwoops ©2020