hari ini double update, scroll up kalo belum baca :)
happy reading~Rapat hari ini molor lebih dari setengah jam karena pimpinan Treasure Corps telat. Mana yang dateng cuma Junkyu, Lia absen lagi. Beberapa anggota tim yang lain kayaknya mulai menyayangkan sikap Lia, begitu juga Junkyu yang makin kesini makin keliatan kendor.
Kayak.. ini projek serius gak sih?
"Oke, rapat kita singkat aja ya hari ini," kata Chenle setelah masing-masing staf nyampein progress mereka, termasuk timnya Ten yang udah dua kali ini ikut nimbrung di rapat.
"Ada beberapa hal yang pengen aku sampeain, mungkin agak mengejutkan, tapi kayaknya kalo kita gini terus, malah kita kerja gak dapet apa-apa," sambung Chenle.
"Jadi, gini. Aku lihat tim Junkyu kendor banget belakangan, dan kayaknya kondisi perusahaan lagi kurang stabil, ya?"
Junkyu natap Chenle sebentar sebelum ngangguk. "Iya, bener."
"Nah, di Zhong Group pun sebenernya masih ada beberapa hal yang kayaknya butuh perhatian lebih, termasuk mundurnya Pak Suho dari jabatan CEO," kata Chenle. "Sebenernya ini hal yang berada di luar urusan kita, tapi kayaknya bawa dampak juga —mau gak mau."
"Jadi.. aku ngusulin buat nunda projek ini."
Semua orang keliatan kaget, mandang Chenle dengan tatapan bertanya. Begitu juga Junkyu, kilatan matanya langsung hidup waktu denger kalimat Chenle.
"Dari Zhong Group, mungkin bisa lanjut setelah serah terima jabatan. Gak tau gimana Treasure. Kalo setuju, kira-kira kapan kita bisa lanjut kerja?"
Semua mata yang tadi mengarah ke Chenle berganti natap Junkyu, bikin cowok itu gelagapan.
Dalam kondisi kayak gini, biasanya selalu Lia yang ngambil keputusan. Junkyu selalu ngikut arus, dia jalan ke manapun arah yang Lia tunjuk. Dan sekarang Lia gak di sini, Junkyu kehilangan arah.
Cowok itu bener-bener gak tau harus bilang apa.
"Kyu?" panggil Chenle.
"Eh, sorry," gagap Junkyu.
"Gimana? Kamu setuju gak kalo projek ini kita tunda dulu? Atau kamu ada usul lain?" tanya Chenle lagi.
"S-setuju-setuju aja.. tapi aku belum bisa mastiin sampe kapan," kata Junkyu pada akhirnya.
"Oke," angguk Chenle. "Temen-temen yang lain gimana? Ada pendapat?"
Ryujin angkat tangan. "Kayaknya kita tunda dulu aja, Bos. Bener kata Bos, kondisi kita kurang kondusif sekarang. Gak bakal bisa support buat nambah progress," katanya sambil ngelirik Haechan di sebelah Chenle, kemudian ke Junkyu yang ngelamun lagi mandangin meja depannya.
Chenle manggut-manggut, kemudian nepuk pundak Haechan. "Gimana, Chan? Karena Lia gak ada, kamu selaku wakilnya yang netapin keputusan."
Haechan menghela nafas. "Saya setuju sama Ryujin, projek ini kita tunda dulu aja. Karena Treasure Corps belum tau kapan bisa siap lagi, setelah Zhong Group selesai sama urusan serah terima jabatan, kita ngadain meeting lagi. Kita bahas kelanjutan projek ini lagi di sana nanti."
a b d i
Haechan ngelonggarin dasinya. Entah berapa kali dia menghela nafas berat sepanjang hari ini, Ryujin capek ngitungin. Apalagi Chenle juga sama kelihatan gloomy nya. Ryujin pusing.
"Ngopi lah hayuk," kata Ryujin, mecah keheningan. "Sumpah deh, ini kantor isinya orang-orang absurd tapi sepi banget kayak kuburan. Udah mati semua apa ya," omelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abdi 2.0 ✔
Fanfiction[ bahasa | completed ] sequel ABDI 1.0 "berat ya jadi abdi." winterwoops ©2020