bagian tiga

194 43 84
                                    

"Gadis itu menarik juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gadis itu menarik juga. hehe"
Koo Junhoe

"Asal kau tahu, aku tidak pernah main-main dengan apa yang sudah menjadi keputusanku."
Kim Hanbin





"Ajeng, kau didalam?"

"Iya, tunggu sebentar Bibi."

Ajeng bangkit dari duduknya lalu melangkah pergi untuk membuka pintu kamarnya. Begitu menbukanya Ajeng tersenyum menatap kearah wanita paruh baya yang berdiri dihadapannya, wanita yang sudah merawatnya sejak ia ditinggalkan kedua orangtuanya.

"Sejak pulang kau tidak makan, apa kau sakit?" tanya sang Bibi sembari mengusap wajah Ajeng pelan.

"Aku belum lapar Bibi, nanti aku akan makan jika aku lapar." jawab Ajeng seraya tersenyum.

"Jangan menunda untuk makan, Bibi sudah siapkan makan malam yang enak untukmu nanti."

"Kau memang yang terbaik Bibi."

"Jangan terlalu dipikirkan, kau bisa naik kelas itu sudah lebih baik. Tentang nilaimu jangan khawatir, Bibi sudah mendaftarkanmu les di tempat yang bagus."

Ajeng menautkan alisnya. "Les?"

"Itu untuk membantumu, kau tahu bukan Bibi tidak bisa mengerti materi pelajaranmu, kau akan kesulitan jika terus belajar sendirian."

Ajeng terdiam mendengar penuturan sang Bibi. Memang benar, jika ia terus mempelajari materi itu sendirian kepalanya mungkin akan pecah karena bingung.

"Terimakasih Bibi selalu pengertian." Ajeng mengukir senyumnya kearah sang bibi yang juga tersenyum kearahnya. Sang bibi mengusap kepala Ajeng pelan lalu melangkah pergi.

Ajeng mengulum senyumnya lalu kembali masuk kedalam kamarnya. Ajeng langsung merebahkan dirinya dikasur sambil menatap langit-langit kamarnya. Kehidupan yang ia jalani sekarang, apa bisa ia menghentikannya sesaat saja?

Ajeng merasa begitu sesak, meski dipenuhi kasih sayang paman dan bibinya tak dapat ia bohongi jika dirinya terus merindukan ayah dan ibunya. Kegelapan yang terus menerus menerpa dirinya ketika sedang sendirian.

Ajeng menghembuskan nafas panjang. Bertingkah gila, pecicilan, berlagak kasar dan selalu tertawa ; itu hanyalah topeng.

THE DAY WITH YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang