bagian tigapuluh sembilan

94 19 56
                                    

happy reading yeorobun





























5:31pm


Ajeng menatap heran kearah Junhoe yang sedang terdiam sembari duduk didepan minimarket dengan mengepalkan tangannya diatas meja. Semenjak melihat peristiwa yang ada didalam video dari flashdisk yang tak sengaja ia temukan, Junhoe berubah menjadi lebih dingin dan serius, tidak seperti biasanya, hal itu membuat Ajeng merasa jika harinya akan dipenuhi dengan ketegangan Junhoe bukan lagi celotehan konyol yang keluar dari mulut berbisa Koo Junhoe.

Jungkook menepuk pelan bahu Ajeng yang termangu didepan kasir, Ajeng menoleh kearah Jungkook yang mengisyaratkan pembeli yang menunggu Ajeng meng-scan makanannya, Ajeng pun menghembuskan nafas pelan lalu mulai kembali fokus bekerja.

"Ada apa dengan mereka?" tanya Taehyung keheranan menatap kearah Ajeng dan Junhoe bergantian sementara Jungkook hanya menggelengkan kepalanya, karena pemuda Jeon itu memang tidak tahu apapun.

Jungkook memutuskan untuk mengganti beberapa barang yang sudah hampir mendekati tanggal kadaluarsa, sementara itu Taehyung hanya mengamati Junhoe dari kejauhan. Sebenarnya, sejak ia melihat video itu tempo hari, Taehyung berpikir jika akan lebih baik jika memberitahukan semuanya pada Fania tentang peristiwa dibalik kecelakaannya dulu, tetapi setelah dipikir lagi, Taehyung bahkan belum mengenal Fania saat kecelakaan itu terjadi, ia tidak bisa mengatakan segalanya pada Fania terlebih dirinya tidak memiliki bukti.

Setelah selesai menyelesaikan pekerjaannya, Ajeng lantas menghampiri Junhoe yang masih duduk didepan minimarket.

"Sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Ajeng seraya menarik kursi disebelah Junhoe yang masih menatap lurus kedepan. Ajeng memanyunkan bibirnya lalu menggebrak meja pelan hingga Junhoe terkejut dan menoleh kearahnya. "Kau memikirkan perkataan Yoojung kan?!" tebak Ajeng penuh selidik.

"Aku hanya memikirkan bagaimana kita bisa mendapatkan semua bukti itu." ucap Junhoe pelan lalu mengalihkan pandangannya kearah lain membuat Ajeng mengerutkan keningnya heran. Bukankah flashdisk itu menjadi bukti yang jelas? Mengapa Junhoe pusing memikirkan cara menemukan bukti? Ajeng sungguh tidak mengerti.

"Bukankah flashdisk itu bukti nyata?" tanya Ajeng sembari memasang wajah polosnya membuat Junhoe memutar kedua bolamatanya malas.

"Flashdisk itu hanya selipan, kita butuh bukti yang lebih memberatkanㅡ"

"Apa maksudmu? Semua terlihat jelas didalam flashdisk itu, video itu menjelaskan segalanya. Kita bahkan bisa melihat bagaimana mobil Fania bisa kecelakaan saat itu, bukankah itu menjadi bukti nyata jika kecelakaan itu sudah direncanakan?" potong Ajeng sebelum Junhoe menyelesaikan bicaranya membuat Junhoe menoleh menatap Ajeng dengan tatapan herannya.

"Lalu membiarkan Ayah Hanbin menanggung beban kesalahan yang bukan kesalahannya? Begitu maksudmu?" Ajeng terdiam begitu mendengar ucapan Junhoe, matanya melebar begitu Junhoe menyebutkan Ayah Hanbin dengan penekanan. Junhoe mengalihkan pandangannya dari Ajeng yang kini terdiam sembari menundukan kepalanya.

"Lalu kita harus bagaimana?" tanya Ajeng bingung.

"Kita harus cari kasus baru, sesuatu yang sedang rencanakan sekarang pasti tak terlepas dari keluarga Hanbin. Perjodohan Hanbin dan Yoojung sudah dibatalkan, pasti mereka merencanakan sesuatu. Aku yakin." ujar Junhoe dengan sangat yakin lantas kembali menoleh kearah Ajeng yang menatapnya dengan raut wajah serius. "Bagaimana kita bisa mengetahui itu?"

THE DAY WITH YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang