Cha Ajeng

402 49 72
                                    

"Hidupku adalah milikku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hidupku adalah milikku."
Cha Ajeng










Seoul N Tower

Cha Ajeng, 15th.


"Ayah, ayo kita naik keatas menara. Pasti sangat indah."

"Ibu, ayo pergi kesana."

"Ayah, ayah cepat."



















Ajeng, tersenyum kecut memandang kearah keluarga yang sedang berwisata di menara seoul yang begitu terkenal. Ajeng menghela nafas pelan, pemandangan banyak keluarga yang sedang berjalan-jalan disana membuat hatinya terus berdesir. Rasanya dirinya hanyalah seorang diri yang merasakan kepahitan dalam hidupnya. Sejak umur duabelas tahun, Ajeng sudah ditinggalkan oleh kedua orangtuanya karena kecelakaan, dan sejak itu pula gadis itu harus hidup bersama dengan Bibi dan Pamannya yang tak memiliki anak.

"Cha Ajeng."

Gadis itu menoleh mendengar suara berat seorang pria yang selama ini menjadi teman baiknya, teman yang selalu ada untuknya, membantunya kapanpun ia membutuhkannya. Pria itu adalah Jung Chanwoo. Pria gembul yang tumbuh bersama Ajeng sejak umur enamtahun. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama, Ayah dan Ibu Chanwoo begitu baik padanya, bahkan sudah menganggapnya sebagai putrinya sendiri.

"Apa? Kau menemukan sesuatu?"

"Tidak. Hanya ingin membuatmu tersadar dari lamunanmu."

Ajeng berdecak pelan mendengar jawaban Chanwoo yang menurutnya nyeleneh. Ajeng pun mengalihkan pandangannya kearah lain dan tak sengaja melihat seorang pria yang sedang duduk sendirian dibangku taman. Pria itu tampak begitu murung. Ajeng menghembuskan nafas pelan lalu mengulum bibirnya kemudian gadis itu menepuk bahu Chanwoo sedikit kasar hingga pria itu tersentak kaget.

"Apasih? Bikin kaget aja." Chanwoo menoleh kearah Ajeng sembari memegangi dadanya. Ajeng hanya diam, dia menunjuk kearah pria yang duduk dibangku, Chanwoo pun mengikuti arah pandang Ajeng. "Sepertinya dia sedang sedih. Ingin menghampirinya?" tanya Chanwoo seraya menatap kearah Ajeng kembali.

Ajeng menggeleng pelan. "Kau tahu aku ini orangnya mudah lupa, dia hanya orang asing. Ayo pergi saja." ajak Ajeng lalu menarik Chanwoo untuk pergi dari tempat mereka berdiri. Namun hatinya gusar, disela perginya Ajeng kembali menoleh kearah pria yang sedang duduk tersebut. Pria itu masih memasang wajah muram.

THE DAY WITH YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang