bagian tigapuluh lima

82 15 55
                                    

happy reading gais






























6:04am




Hanbin menatap heran kearah sang kakek yang berdiri didepan pintu kamarnya tepat ketika ia membuka pintu. Hanbin mengerutkan keningnya, ia berniat untuk berangkat ke sekolah namun dicegah oleh sang kakek membuat Hanbin bingung.

"Ada apa kek? Aku harus pergi ke sekolah." ujar Hanbin seraya menatap sang kakek dengan raut wajah keheranan.

"Mulai hari ini kau tidak akan berangkat ke Hannyeong, tapi kau akan sekolah manajemen dikamarmu bersama dengan sekretaris Jung." ucapan sang kakek membuat Hanbin melebarkan matanya tak percaya. Hanya tinggal dua minggu untuk ujian akhir semester dan sang kakek dengan sepihak menyuruhnya untuk sekolah manajemen?

"Kakek tidak bisa melakukan ini, hanya tinggal dua minggu sebelum ujian akhir mengapa kakek menyuruhku sekolah manajemen?!" pekik Hanbin setengah tak percaya jika kakeknya akan melakukan hal seperti ini padanya.

"Kakek tidak peduli. Cepat masuk ke kamarmu dan tunggu sekretaris Jung datang atau kakek akan mengurungmu didalam kamarmu selamanya!" bentak sang Kakek sembari menyuruh Hanbin untuk kembali masuk kedalam kamarnya membuat Hanbin mendesah frustasi, dengan terpaksa Hanbin kembali masuk kedalam kamarnya.

braakkk

Hanbin mendecak kesal. Hanbin begitu kesal dengan perlakuan sang kakek yang mengatur kehidupannya. Hanbin sangat membenci hal itu bahkan Hanbin tak bisa berangkat ke sekolah, untuk belajar atau menemui teman-temannya, jangankan teman-temannya, ia bahkan tak bisa menemui Fania, gadis yang sangat ia rindukan. Hanbin meninggalkan Fania tanpa sepatah katapun membuatnya menyesali perbuatannya. Hanbin sangat ingin menelpon Fania dan memberikan kabar pada gadis itu namun ponselnya saja disita oleh sang kakek.

"Kau tak ke sekolah?"

Hanbin menoleh kearah suara, Seokjin tengah berdiri diambang pintu kamarnya lalu berjalan menghampirinya yang duduk ditepi kasur.

"Kakek melarangmu?" tanya Seokjin seraya menatap kearah Hanbin yang hanya membalasnya dengan anggukan. Seokjin menghela nafas pelan lalu melirik jam tangannya. "Aku harus berangkat ke gallery, kau sarapan saja dulu dibawah." ajak Seokjin seraya menepuk bahu Hanbin.

"Kau tidak marah padaku?" tanya Hanbin tiba-tiba membuat Seokjin yang hampir mencapai pintu menghentikan langkahnya lalu menatap kearah Hanbin yang menatapnya. "Kau masih memperlakukanku selayaknya adikmu."

"Lalu aku harus bagaimana? Mengusirmu? Hyaa, kau kekanak-kanakan sekali, Kim Hanbin. Selama ini hubungan kita selalu dekat, kau juga menyayangiku seperti kakakmu sendiri, ibumu juga memberiku kasih sayang yang cukup sebagai seorang ibu, Hanbyul juga. Bagaimana bisa aku membencimu?"

Hanbin terdiam mendengar ucapan Seokjin yang sangat menyentuh hatinya, Hanbin tersenyum tipis lalu bangkit dari duduknya dan langsung memeluk Seokjin membuat Seokjin tersentak kaget.

"Terimakasih, kak. Kukira kau akan membenciku karena ternyata aku tak ada hubungan darah denganmu." ucap Hanbin lirih ditelinga Seokjin justru membuat Seokjin terkekeh pelan lalu merenggangkan pelukan Hanbin.

"Kau pikir aku orang seperti apa? Sudah, ayo sarapan dulu." ajak Seokjin seraya menarik Hanbin untuk turun kebawah namun langkahnya terhenti begitu sang kakek berdiri didepan pintu menatap mereka dengan tatapan tajam. "Kakek?"

THE DAY WITH YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang