bagian tigapuluh satu

86 18 41
                                    

happy birthday to me, hehe
thankyou for your reading this story
i love u so much.























Fania terdiam didalam tendanya sembari memikirkan tentang Hanbin yang tengah marah padanya sekarang. Fania tidak tahu kenapa Hanbin sekesal itu padanya, Fania berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Hanbin tetapi Hanbin justru mengabaikannya sekarang. Fania merasa sangat sedih ketika Hanbin datang dan hanya melaluinya saja tidak mengatakan apapun padanya. Bahkan disaat-saat dirinya sangat membutuhkan Hanbin disisinya, justru Jungkook yang selalu bersamanya. Fania menghela nafas pelan lalu menatap layar ponselnya, Fania ragu apakah dirinya akan kembali menelpon Hanbin atau membiarkannya sampai Hanbin mau bicara dengannya. Fania benar-benar merasa hampa dan kacau, dirinya tak ingin kehilangan Hanbin.

"Fania."

Fania mendongak begitu mendengar suara berat yang tak asing ditelinganya, lantas Fania menoleh kebelakang dan mendapati Hanbin yang menunggunya diluar tenda. Mata Fania membulat mengetahui Hanbin berada disana. Hanbin menatap Fania dengan sorot mata teduhnya, sorot mata yang biasanya Fania lihat dengan penuh kelembutan.

"Keluar. Jangan lupa pakai baju yang hangat." ucap Hanbin sesaat sebelum ia berdiri dan melangkah pergi sementara Fania menghela nafas lalu memutuskan untuk keluar dan pergi menyusul Hanbin yang sudah berjalan terlebih dahulu darinya.

Hanbin berjalan didepan sembari memegang lampu penerangan karena jalan yang mereka lalui sedikit gelap, beberapa anak sudah terlelap ditenda mereka masing-masing kecuali Junhoe, Ajeng, Chanwoo, Jungkook, bahkan Bobby ikut bergabung dengan mereka memakan ramen sembari bermain kartu bersama. Fania menatap punggung Hanbin yang tak jauh darinya, jantungnya berdetak kencang, selain itu Fania berusaha menetralkan dirinya karena tubuhnya bergetar ketika berada didekat Hanbin, namun disisi lain Fania merasa lega karena Hanbin mau bicara dengannya dan mengajaknya pergi.

Fania mengedarkan pandangannya begitu Hanbin memberhentikan langkahnya, Fania tertegun karena melihat tempat yang begitu romantis ditengah hutan, dengan lampu-lampu hias yang berwarna-warni. Fania tersenyum senang melihat pemandangan yang ada disekitarnya. Hanbin pun menoleh menatap kearah Fania yang kini menampakan raut wajah bahagianya, Hanbin ikut tersenyum senang. Hanbin merasa tidak tenang melihat wajah sedih Fania karena itulah Hanbin mengajaknya keluar dan ke tempat yang indah.

"Kau menyukainya?" tanya Hanbin seraya menatap kearah Fania yang tengah menikmati pemandangan didepannya. Fania mengangguk senang tanpa menatap kearah Hanbin. Hanbin menghela nafas lalu tersenyum lebar lalu melepas jaketnya dan langsung memakaikannya pada Fania, membuat gadis itu tersentak kaget lalu menoleh menatap kearah Hanbin yang tengah memakaikan jaket padanya. "Sudah kubilang untuk memakai baju hangat. Disini dingin." ucap Hanbin lalu menarik Fania untuk duduk disebuah bangku. "Kenapa kau menelponku?" tanya Hanbin kemudian menatap wajah Fania.

"Kenapa kau kembali?" tanya balik Fania tanpa menjawab pertanyaan yang Hanbin ajukan padanya.

"Untuk apalagi? Ya bertemu denganmu." jawab Hanbin cepat seraya menatap Fania dengan raut wajah kesal.

"Kenapa?"

"Karena aku merindukanmu, dasar bodoh." ujar Hanbin kesal seraya mendengus membuat Fania justru tertawa kecil membuat Hanbin menautkan alisnya heran. "Kau tertawa?"

"Aku bahagia."

"Benarkah?"

"Ya, aku sangat bahagia." jawab Fania sembari tersenyum senang menatap kearah Hanbin yang terlihat keheranan dengan sikap Fania.

THE DAY WITH YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang