Dua bulan kemudian...
Semalaman hanya diisi dengan memejamkan mata tanpa tertidur bagi Kiera. Bagaimana tidak? Hari ini dirinya akan menikah dan apa yang ada di pikirannya hanyalah kekhawatiran jika terjadi sesuatu yang tak diharapkan.
Bertha, neneknya, sampai-sampai harus menemaninya di kamar dengan harapan agar hati Kiera lebih tenang dan mempercayai bahwa semuanya akan berjalan baik-baik saja.
Saat pagi telah tiba, Kiera langsung bangkit dari ranjang yang kemarin dia tiduri dan duduk di depan meja rias.
Oh, God. Dia terlihat sangat kacau. Wajahnya tampak lusuh dan ada lingkaran hitam di bawah matanya. Tentu saja hal itu bisa terjadi karena Kiera benar-benar tidak tidur semalaman.
Pagi itu Kiera ditemani neneknya untuk didandani dan juga menggunakan gaun pernikahannya. Setelah semuanya sudah siap, Kiera bisa melihat wajahnya tampak berbeda dari biasanya.
Tentu saja berbeda karena dia mengenakan make up tebal saat ini, tidak seperti biasanya dimana Kiera hanya mengenakan make up tipis.
Kiera menahan dirinya agar tidak menggigit bibirnya, kebiasaan saat dia nervous, karena dengan menggigit bibirnya maka sama saja dengan menghancurkan polesan lipstick yang sedemikian rupa tertempel indah di bibirnya.
Kiera memainkan kedua tangannya satu sama lain, tidak bisa diam karena terlalu nervous.
"Hey, honey. Semuanya akan baik-baik saja. Sebentar lagi kau akan resmi menjadi Mrs. Carsson. Percaya pada Grandma. Semua akan baik-baik saja dan sebentar lagi kau akan hidup bahagia, okay? Grandma loves you so much, honey." Bertha memeluk cucunya, berusaha menghilangkan kenervousan yang saat ini begitu tampak di raut wajah maupun tindakan yang cucunya lakukan itu.
Oh, bagaimana Bertha menjadi kembali mengingat saat dia juga melakukan hal yang sama pada ibu Kiera. Berusaha menenangkan anaknya itu bahwa semuanya akan baik-baik saja.
"Love you too, Grandma. Tapi aku benar-benar nervous saat ini. Bagaimana jika tiba-tiba Terrence tak datang karena dia akhirnya menyadari bahwa aku dan dia bukan jodoh?"
Bertha yang mendengar perkataan yang baru saja keluar dari mulut Kiera, hanya terkekeh.
"Mana mungkin itu terjadi, sayang? Grandma sangat tahu bahwa Terrence benar-benar mencintaimu dan akan selalu menjagamu. Trust me." Grandma menggenggam kedua tangan cucunya.
Beberapa saat kemudian, pintu terbuka dari luar, membuat Bertha dan Kiera menolehkan kepala ke arah pintu.
Kiera bisa melihat Tiffany serta Chelsea yang sedang menggendong anaknya, berdiri disana.
"Oh My God, Ki. You're so pretty." Tiffany menghampiri Kiera, lalu memeluk sahabatnya itu. Apa yang keluar dari mulut Tiffany bukanlah kebohongan. Kiera benar-benar tampak cantik dan anggun, membuat dirinya sebagai sahabat jadi terharu.
Betapa beruntungnya Kiera dan juga Chelsea bisa mendapatkan cinta dari kedua kakaknya.
"Hey, Ki. Yeah, betul kata Tiffany. Kau sangat cantik. Bukan begitu, Mark?" Chelsea menoleh ke arah Mark, anak laki-laki yang berada dalam gendongannya, dan sebagai respon dari pertanyaan ibunya, Mark hanya tertawa khas anak kecil sambil bertepuk tangan.
"Thanks, little Mark." Kiera mencubit pipi Mark karena anak Chelsea dan Theodore memang begitu menggemaskan.
"Tiff..."
"Yeah?"
"Terrence... Ada, bukan?"
"Maksudmu? Kau berpikiran bahwa Terrence akan kabur di hari pernikahannya? Tentu saja tidak, Ki. Dia amat sangat mencintaimu." Kiera menggangguk pelan, berusaha menenangkan hatinya yang berdebar amat kencang saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Ex [CFS #2] (COMPLETED)
RomanceThe second book of Carsson Family Series [CFS #2] Tujuan hidup seorang Terrence Carsson? Tentu saja menikahi Kiera, kekasih yang sudah menjalin hubungan dengannya selama bertahun-tahun. Tujuan hidup itu tercapai, Terrence berhasil menikahi Kiera. Di...