Dua tahun kemudian...
Kiera kembali merenung saat baru saja melihat jam yang terletak di dinding, dimana jarum pendek menunjuk angka satu. Bukan jam satu siang, tapi jam satu malam. Apakah jam satu masih bisa dibilang malam? Mungkin subuh.
Tak terasa air matanya mulai menetes perlahan. Kenapa? Kenapa suaminya berubah? Terrence Carsson, pria yang sangat dia cintai, tak kunjung pulang hingga sekarang.
Kiera mengambil smartphonenya yang terletak di meja samping tempat tidur, lalu mengetikkan sesuatu.
Terrence, kau dimana? Kenapa belum pulang?
From: Kiera
To: TerrenceJari Kiera tertahan selama beberapa saat, ragu saat mengingat bagaimana Terrence begitu marah saat beberapa hari yang lalu Kiera mengirim pesan seperti ini juga saat pria itu tak kunjung pulang.
***
"Terrence! Terrence! Berhenti!" Kiera mengikuti suaminya dari belakang, berusaha membuat suaminya berhenti melangkahkan kaki.
"Not now, Ki. Aku lelah."
"Oh, tidak. Berhenti dulu. Kau lebih baik menjelaskan kenapa kau hanya membaca pesan dariku tanpa membalasnya?"
"Ki... Stop it." Terrence mengingatkan istrinya itu agar dia berhenti berbicara.
"Tidak. Lebih baik kau menjelaskannya padaku! Bisa-bisanya kau mengabaikan diri..."
"Aku sudah bilang aku lelah! Kenapa kau tak bisa memahami kata-kataku sama sekali?!" Terrence meneriakkan kata-kata itu di depan wajah Kiera, membuat wanita itu sedikit terkejut.
"Kau berubah. Jadi sekarang kau lebih mencintai pekerjaanmu daripada aku, hmmm? Fine." Kiera berjalan meninggalkan Terrence, membuat pria itu terpaku disana.
Saat Kiera menutup pintu kamar dengan membantingnya, Terrence langsung berteriak kesal sambil menjambak rambutnya dengan kedua tangan.
Oh, God. Kiera benar-benar tak membantunya sama sekali sekarang.
***
Kiera mengedipkan matanya berkali-kali, kembali ke dunia nyata. Akhirnya Kiera pun memutuskan untuk tak mengirim pesan itu.
Jujur saja, dia sudah lelah dengan pertengkaran yang sering terjadi antara dirinya dan suaminya itu.
Kiera tidak tahu bagaimana caranya hubungannya dengan Terrence jadi seperti ini. Awalnya pernikahan mereka berjalan dengan sangat harmonis, tapi semakin ke sini, Terrence semakin tergila-gila dengan pekerjaannya.
Apa memang betul alasannya karena Kiera tak kunjung hamil? Kesedihan Kiera semakin mendalam saat dia mengingat permasalahan ini.
Okay, Kiera dan Terrence selalu mengusahakannya di awal-awal pernikahan, tetapi mereka terus menerus menemui jalan buntu. Apa ini alasan Terrence mengabaikannya? Karena dia tak bisa memberi keturunan untuk pria itu?
Atau jangan-jangan suaminya itu berselingkuh? Kalau memang itu yang terjadi, Terrence benar-benar pria brengsek.
Pemikiran Kiera yang semakin lama semakin kemana-mana terhenti saat dia mendengar pintu terbuka dari luar.
Okay, Ki. Kalau kau memang mau memperbaiki hubungan kalian, lebih baik jangan mulai pertengkaran.
Kiera menghampiri Terrence, membantu melepaskan jas kerja yang dipakai oleh pria itu.
"Bagaimana harimu, Terrence?" Kiera memasang senyum di wajahnya.
"Apa kau tak bisa melihat dari wajahku? Just... Go away, Ki." Terrence melangkah pergi dari Kiera yang dibiarkan tertegun sambil memegang jas kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Ex [CFS #2] (COMPLETED)
RomanceThe second book of Carsson Family Series [CFS #2] Tujuan hidup seorang Terrence Carsson? Tentu saja menikahi Kiera, kekasih yang sudah menjalin hubungan dengannya selama bertahun-tahun. Tujuan hidup itu tercapai, Terrence berhasil menikahi Kiera. Di...