"Dok, bagaimana keadaan suamiku saat ini?"
"Saat ini keadaan Mr. Carsson bisa dibilang tidak stabil. Kepalanya terbentur cukup keras sehingga ada kemungkinan beliau mengalami amnesia ringan. Tangan bagian kanannya juga patah sehingga harus di gips untuk sementara waktu. Sisanya hanya butuh beberapa hari atau minggu untuk pulih kembali. Saat ini Mr. Carsson belum sadarkan diri. Apa yang bisa dilakukan saat ini hanya mendoakan Mr. Carsson agar beliau cepat tersadar."
"Baik, dok. Terima kasih. Kapan aku bisa melihat suamiku?"
"Kami akan memindahkannya ke ruang rawat inap sebentar lagi. Setelah itu Mr. Carsson bisa ditemui." Kiera mengangguk paham, lalu membiarkan dokter yang menangani Terrence itu melangkah pergi.
Tiffany menepuk bahu Kiera, lalu memeluknya.
"Apa yang sudah kukatakan? Kakakku itu kuat. Dia tak akan menyerah begitu saja."
"Yeah." Kini Kiera bisa bernapas sedikit lega karena mengetahui bahwa Terrence masih hidup. Pria itu masih bernapas dan ada di dunia yang sama dengannya. Apa yang harus Kiera lakukan saat ini adalah menemani suaminya itu, selalu ada untuknya, dan nanti akan tiba waktunya dimana Terrence akan membuka matanya dan dipastikan mereka akan menjadi keluarga kecil yang berbahagia.
Satu jam kemudian, Terrence sudah dipindah ke ruang rawat inap dan mereka bisa menjenguknya.
Kiera membuka pintu perlahan, lalu melihat Terrence yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
Kiera bisa melihat kepala Terrence diperban, tangan kanannya digips karena patah, serta beberapa luka baret dan lebam di sekujur tubuhnya.
Mata Kiera kembali berkaca-kaca melihat keadaan Terrence. Terrence tidak terlihat seperti biasanya. Kiera merasa asing dengan ini semua.
Kiera melangkah perlahan, lalu menggenggam tangan kiri Terrence. Kiera bahkan awalnya ragu untuk menyentuh Terrence. Kiera takut jika dia menyentuh Terrence, keadaan Terrence akan menjadi lebih buruk. Tetapi Tiffany mengatakannya bahwa tak apa-apa untuk menggenggam tangan Terrence karena tak ada luka disana.
Lagipula dengan dukungan dan kasih sayang dari pihak keluarga bisa mendukung seorang pasien untuk lebih cepat terbangun.
Satu jam kemudian, Tiffany, Timothy, dan Troy memutuskan untuk pulang dan membiarkan Kiera menemani Terrence seorang diri. Mereka yakin Kiera pasti butuh waktu untuk berduaan dengan Terrence saat ini.
Kiera mengelus telapak tangan pria itu, lalu menundukkan kepalanya dan memberinya kecupan di telapak tangan Terrence.
"Hey, Terrence. It's me, Kiera. Cepatlah bangun, Terrence. Aku merindukanmu. Aku disini, di LA, di sampingmu." Kiera terkekeh pelan. Air mata menetes lagi dari mata Kiera. Kiera tak tahu sekarang matanya sudah sebengkak apa. Oh, Kiera yakin matanya 100% bengkak parah karena sudah berjam-jam dia menangis. Kiera sendiri sekarang merasa agak lemas dikarenakan terlalu lelah menangis. Belum lagi perutnya kosong karena belum terisi selama beberapa jam.
"Maafkan aku, Terrence. Seharusnya aku melarangmu untuk kembali ke LA kemarin. Aku amat sangat menyesal. Seharusnya aku membiarkanmu berada di sampingku lebih lama lagi dan semua ini pasti tidak akan terjadi."
Sepanjang waktu Kiera manfaatkan untuk berdoa, meminta maaf, dan mengatakan sebetapa butuhnya Kiera akan adanya Terrence dalam hidupnya.
Kiera baru bisa memejamkan matanya saat dia tak sanggup lagi untuk terjaga dan akhirnya dia tertidur di samping Terrence, dengan posisi dia meletakkan kepalanya di ranjang Terrence dan Kiera tertidur dengan posisi terduduk.
Sekitar pukul delapan, Sherly datang dengan membawa Elvano.
Kiera terkejut dan terbangun saat mendengar suara tangisan anaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Ex [CFS #2] (COMPLETED)
RomanceThe second book of Carsson Family Series [CFS #2] Tujuan hidup seorang Terrence Carsson? Tentu saja menikahi Kiera, kekasih yang sudah menjalin hubungan dengannya selama bertahun-tahun. Tujuan hidup itu tercapai, Terrence berhasil menikahi Kiera. Di...