30

3.7K 217 5
                                    

Sudah enam bulan Kiera berada di New York dan sekali pun dia tak pernah mengijinkan Terrence untuk datang kemari. Kiera tidak masalah jika mereka bisa melihat satu dengan yang lain melalui video call, tapi untuk pertemuan secara langsung... Kiera belum sanggup.

Tiffany pun menjadi sosok penolong dalam hubungan Kiera dan Terrence. Selama di Los Angeles, Tiffany selalu menceramahi kakaknya itu bagaimana seharusnya pria tidak boleh menyakiti hati wanita. Tiffany terus mendukung kakaknya agar selalu bersabar menunggu Kiera. Anggap saja ini hukuman untuk kakaknya akibat perbuatan bodohnya selama ini.

Mulai dari mengabaikan Kiera karena setiap kali melihat wanita itu tidak bisa hamil Kiera selalu bersedih, dimana seharusnya Terrence selalu berada di samping Kiera dan memberinya support, bukan justru mengabaikannya. Lalu kecemburuan Terrence yang tidak ada kontrolnya menurut Tiffany. Terrence tahu keposesifan kakak-kakaknya yang terlalu berlebihan. Tetapi untuk Terrence, seharusnya bisa lebih percaya dengan Kiera dimana mereka sudah saling kenal sejak 14 tahun yang lalu. Oh, man. Itu waktu yang sangat lama. Tiffany juga mengatakan pada kakaknya bahwa seharusnya dia tidak egois dan bisa mendengarkan kata-kata Kiera juga karena setiap masalah yang muncul bukan selalu salah Kiera. Bisa saja karena dirinya sendiri yang terlalu kekanak-kanakan.

Sedangkan selama di New York, Tiffany selalu berada di samping Kiera dan menemaninya agar wanita itu tak merasa sendiri. Walaupun Tiffany jarang menemukan Kiera merasa kesepian, karena memang Kiera adalah seorang introvert ditambah lagi dengan pekerjaannya sebagai penulis yang butuh suasana tenang, tetapi Tiffany bisa menyadari bahwa terkadang Kiera juga butuh keluar dari rumahnya, menghirup udara segar, dan mencari inspirasi.

Pernah sekali Tiffany menasehati Kiera masalah William. Menurut Tiffany tidak ada salahnya dia bergaul dengan William, tetapi Tiffany juga menyarankan untuk memberi sedikit jarak pada William dan menjelaskannya pada sahabatnya itu. Karena jika William memang betul sahabatnya, tentu saja dia akan paham. Tiffany juga berusaha mengatakan pada Kiera, berharap bahwa Kiera bisa memahami sifat kakaknya yang sangat posesif itu. Karena Tiffany tahu dibalik sifat posesifnya itu, kakaknya memang benar-benar mencintai Kiera.

Tiffany juga pernah dua kali membawa Elvano ke New York, karena tidak bisa dibantah lagi bahwa Elvano merindukan ibunya. Walaupun ada ayahnya dan anggota keluarganya yang lain, Elvano tetap membutuhkan ibunya. Elvano pun sudah mengalami perkembangan yang pesat dan mulai bisa berjalan sendiri, membuat Kiera jadi gemas sendiri saat melihat anaknya.

Dan selama enam bulan itu, rutinitas baru sudah terbentuk. Akan ada satu minggu dimana Tiffany dan Elvano menemaninya disini, lalu tiga minggu berikutnya akan dia habiskan dengan menulis novelnya.

Kiera sangat bersemangat untuk novelnya yang kali ini karena dia membuat serial novel fantasi yang terdiri dari 7 buku. Tentu saja dia harus bekerja keras.

Ada juga beberapa waktu, Kiera menyempatkan untuk datang ke toko kue milik Pamela, bertukar kabar sesekali dengan kekasih William. Dan selama kurun waktu enam bulan ini, Kiera bahkan hanya berjumpa dengan William dua kali. Wow.

Ini semua juga bukan karena permintaan Kiera sepenuhnya. Tetapi memang akhir-akhir ini William sibuk dengan pekerjaannya karena dia akan naik jabatan sebentar lagi. Tentu saja sebagai sahabat yang baik, Kiera tidak ingin mengganggunya.

Hari ini Kiera memutuskan untuk berbelanja setelah melihat isi kulkasnya yang kosong, tak tersisa apapun selain air mineral dingin dan telur. Lagipula Kiera sudah bosan mendekam di rumahnya.

Kiera mencepol rambutnya asal, lalu melihat dirinya di cermin dan pakaiannya tidak kelihatan buruk. Kaos lengan panjang warna abu-abu dengan celana panjang santai warna putih.

Tidak terlalu buruk untuk dijadikan pakaian di luar rumah.

Selama perjalanannya ke supermarket, hanya satu hal yang bisa Kiera pikirkan. Kiera merindukan semua orang yang ada di hidupnya.

Terutama neneknya. Kiera masih ingat kejadian itu, dimana neneknya mengalami kecelakaan tepat di depan matanya.

Kiera terlalu sedih jika harus mengingat kejadian beberapa tahun lalu yang merenggut nyawa neneknya. Walaupun orang yang menabrak neneknya itu sudah ditemukan, tetapi Kiera pun juga tidak bisa terlalu marah dengan orang tersebut karena semuanya telah terjadi. Marah dan mendendam pada orang lain tidak akan menyelesaikan segalanya, bukan?

Pada saat itu, orang itu memohon dengan sangat agar Kiera bisa memberinya waktu lebih lama untuk memberikan uang tanggung jawab karena orang itu sedang terlilit utang dan tak sanggup membayar uang sekolah anaknya. Kiera bisa melihat raut wajah orang itu yang putus asa, membuat Kiera melepaskannya begitu saja.

Untuk melupakan kesedihannya itu, Kiera pun juga bisa dibilang jarang berkunjung ke makam neneknya. Bukan karena Kiera tidak sayang dengan neneknya. Tetapi jika dia datang, Kiera seakan-akan mengorek luka di hatinya yang paling dalam. Kejadian dimana dia yang ada di samping neneknya tetapi tidak bisa membuat neneknya tetap ada yang membuat Kiera dipenuhi rasa bersalah dan merasa tak sanggup berjumpa dengan neneknya.

Kiera sudah menjalani hidup seperti ini dengan cukup lama dan entah kenapa Kiera merasa bahwa ini saat yang tepat untuk berjumpa dengan neneknya.

Kiera memutuskan untuk menunda perjalanannya ke supermarket dan memilih untuk pergi ke toko bunga, lalu berjalan ke arah pemakaman yang tak terlalu jauh dari sana.

Adegan itu yang terus terputar di otak Kiera, hatinya juga mulai merasakan perih yang amat sangat.

Sesampainya di depan makam neneknya, Kiera berjongkok di samping nisan, lalu meletakkan bunga di atas makam neneknya.

Kiera tertunduk, lalu tangisnya tak bisa dia bendung lagi.

Grandma. Kiera rindu Grandma. Seandainya saja Grandma masih ada disini dan menemaniku. Kiera pasti tidak merasa terlalu tertekan seperti sekarang. Terrence datang, Grandma. Aku bahkan mempunyai anak dengannya. Namanya Elvano. Dia sangat mirip dengan ayahnya dan Kiera sangat mencintainya. Grandma, Kiera tak tahu sebenarnya apa yang dirancangkan oleh Tuhan dengan hubungan Kiera dan Terrence. Kiera mencintainya sejak dulu hingga sekarang, tapi Terrence sekarang terasa jauh. Kiera dan Terrence berusaha memperbaikinya. Semoga yang terjadi adalah yang terbaik untukku dan Terrence. Oh, Grandma. Seandainya Grandma ada disini dan Kiera bisa memeluk Grandma. Kiera minta maaf jika Kiera baru datang sekarang, Grandma. Kiera takut. Kiera takut luka ini kembali memenuhi hati Kiera. Tapi Kiera berkata yang sejujurnya, bahwa Kiera cinta Grandma. Dan akan selalu seperti itu.

Kiera mengatakan itu dalam hati sambil mengusap nisan neneknya. Kiera benar-benar merindukan neneknya. Neneknya adalah tempat curahan isi hati Kiera yang pertama. Neneknya adalah sosok yang selalu menjaganya dari dia kecil hingga sekarang. Neneknya yang selalu ada untuk Kiera saat orang lain tidak ada.

Kiera berusaha menenangkan dirinya, merasakan angin yang tertiup dan beberapa daun berterbangan.

Setelah berhenti menangis, Kiera mengusap sisa air mata, lalu berdiri.

"I love you, Grandma. Kiera berjanji akan datang lagi kesini. Mungkin ke depannya dengan Terrence dan Elvano. Bye, Grandma." Kiera memasang senyum di wajahnya. Entah kenapa kini hatinya terasa lebih lega. Mungkin setelah dia sudah mengeluarkan segala unek-uneknya sehingga hatinya lebih tenang sekarang.

Kiera kini mulai menyesali kenapa butuh bertahun-tahun sampai Kiera berani kembali kesini. Bukan berarti jika kau kehilangan seseorang, mereka akan hilang begitu saja. Kalau memang mereka begitu berarti untukmu, mereka akan selalu menetap di hatimu.

Kiera membalikkan tubuhnya, siap berjalan pergi dari makam neneknya, tetapi terkejut dengan adanya sesosok pria menggunakan kacamata hitam yang berdiri sambil bersandar pada pohon yang kokoh.

Tentu saja itu Terrence.

Terrence berjalan menghampirinya, lalu langsung memberi pelukan pada Kiera.

Mereka hanya saling diam, tak mengatakan apa-apa. Kiera mempererat pelukannya, merindukan pria ini sepenuhnya.

Dalam keadaannya yang seperti ini, tentu saja Kiera membutuhkan orang lain yang dia sayang berada disini. Dan Terrence ada disini, bersamanya dan sedang memeluknya.

Terrence mendekatkan mulutnya ke telinga Kiera, membisikkan sesuatu.

"Aku disini, Ki. Aku selalu ada untukmu. By the way, aku sangat merindukanmu."

Selamat membaca semua 💜 Jangan lupa vote + comment ya 😍 Kalian paling suka siapa di novel ini? Kalau author sih sukanya sama Elvano hihihi 😆 Follow ig'ku ya jangan lupa @ johannahelina_

Dear Ex [CFS #2] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang