9

3K 179 0
                                    

Malam pernikahannya dan keesokan harinya, Terrence benar-benar tidak membiarkan Kiera beranjak dari ranjang sama sekali.

Kiera baru saja membuka matanya, tersenyum saat melihat suaminya terbaring di sebelahnya sambil memeluknya.

Oh, Kiera sangat menikmati pemandangan ini. Pemandangan dimana akhirnya kekasih satu-satunya yang dia miliki, berakhir menjadi suaminya. Iya, Kiera sangat yakin bahwa mereka pasti akan saling mencintai sampai akhir hidup mereka.

Apa yang Kiera tahu, Kiera mencintai Terrence.

"Babe? Kau sudah bangun?" Terrence mengerutkan kedua alisnya, kelihatan belum siap membuka kedua matanya. Kiera juga bisa mendengar suara serak yang keluar dari mulut suaminya itu.

"Yeah. Aku sudah bangun. Kau ingin makan apa?" Kiera melepas tangan suaminya yang tadinya melingkari tubuhnya, lalu Kiera mengambil pakaian yang tersampir di kursi kamar mereka.

"Apapun yang kau buat." Terrence menutup wajahnya dengan bantal, bersiap-siap untuk tidur kembali.

Kiera yang melihat hal tersebut hanya terkekeh kecil sambil menggelengkan kepalanya.

***

Setengah jam kemudian, Terrence sudah duduk di meja makan, bersiap-siap menyantap sarapan yang dibuat oleh istrinya itu.

Tiba-tiba saja smartphonenya berbunyi, membuat percakapan antara dirinya dan Kiera harus terhenti.

"Halo? Oh, memang harus sekarang? Yeah, tentu saja aku sedang bersama istriku. Hmm, baiklah kalau begitu. Okay."

"Siapa?" Kiera duduk di depan suaminya, memasang wajah bertanya-tanya.

"Theo. Aku rasa aku harus ke kantor sekarang, Ki. Apa... Tidak apa-apa?"

"Tentu saja tidak apa-apa. Kenapa? Ada masalah?"

"I think so. Tapi aku yakin aku dan Theo pasti bisa menghadapinya. Kau tak usah khawatir." Kiera menganggukkan kepalanya yakin, tahu bahwa suaminya pasti bisa mengatasi masalah apapun.

"Baiklah kalau begitu. Aku mau mandi dulu. Want to join me?"

"No! Just go!" Kiera menjawab dengan cepat, malu akan pertanyaan Terrence. Terrence hanya menggelengkan kepalanya sambil terkekeh saat melihat pipi Kiera memerah.

Kiera selalu sama. Tidak pernah berubah dari dulu.

Iya. Dia sangat mencintai istrinya itu.

***

Kiera mengetikkan sesuatu di laptopnya, lalu beberapa saat kemudian menghapusnya kembali. Entah kenapa, Kiera tak menemukan kata-kata yang tepat untuk melanjutkan novelnya.

Iya, Kiera adalah penulis terkenal, tetapi dia memutuskan untuk menjadi penulis yang tidak ingin menunjukkan jati dirinya. Jadi Kiera memilih nama samaran.

Bahkan yang tahu bahwa dirinya adalah seorang penulis hanya neneknya dan Terrence. Entah, Kiera selalu malu untuk memperkenalkan dirinya pada orang lain walaupun sebenarnya tak ada alasan untuk dia malu.

Kiera hanya seorang introvert.

Kiera menatap jam yang ada di dinding, menyadari bahwa sekarang sudah malam. Kiera rasa dia tahu alasan kenapa dirinya tak bisa menulis dengan lancar. Karena suaminya tak kunjung pulang dan tak memberinya kabar apapun.

Mungkin ini yang membuat Kiera was-was.

Seakan-akan menyadari kekhawatiran istrinya, tiba-tiba bel berbunyi.

Dear Ex [CFS #2] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang