29

3.2K 210 6
                                    

"Hey, Ki. Bagaimana kabarmu disana?"

"I'm fine, Will. Kau sendiri?"

"Hari ini aku sedang bersantai di rumah. Terry, come here!" Kiera bisa melihat William yang sedang menoleh ke arah lain, kelihatannya ke arah Terry. Iya, saat ini Kiera dan William sedang video call. Kiera hanya menanyakan kabar Terry, tetapi tiba-tiba saja William minta untuk video call. Kiera menerima saja video call dari William karena tidak ada alasan untuk menolaknya, bukan?

Elvano sekarang juga ada di pangkuan Kiera, terlihat antusias melihat William dan Terry.

"Mama.. Will." Elvano melihat ke arah Kiera, lalu menunjuk ke smartphone yang sedang dipegang oleh Kiera menggunakan tangan kanannya.

"Yes, baby. It's Uncle Will."

"Hey, little boy. Uncle sudah merindukanmu. Semoga kita cepat bertemu, okay?"

"Ki?" Pintu terbuka dari luar, menampakkan wajah Terrence. Kenapa Terrence bisa secepat ini kembali ke rumah? Bukankah seharusnya dia bekerja sampai larut malam, seperti biasanya? Argh. Kiera masih tidak bisa melupakan betapa menyebalkannya Terrence saat itu.

Sampai sekarang Terrence pun masih menyebalkan, tetapi dengan kasus yang berbeda.

Entah kenapa semua hal yang berkaitan dengan Terrence tiba-tiba saja jadi membuatnya frustrasi.

"Will, aku tutup dulu, okay? Semoga cepat bertemu denganmu. Bye."

"Kenapa kau telepon dengannya?"

"Kenapa? Apakah kau akan melarangku untuk saling memberi kabar dengan sahabatku?"

"Haruskah sampai video call, Ki?" Terrence menghela napas, berusaha menenangkan dirinya.

Entahlah. Bagi Terrence, wanita di depannya ini selalu membuatnya kesal sendiri. Tapi rasa cintanya lebih besar sehingga dia tetap merasa membutuhkan Kiera. Tak tahukah Kiera bahwa Terrence sangat membenci William? Terrence tahu bahwa pria itu sahabatnya tapi... Argh. Ini benar-benar membuatnya frustrasi.

Setahu Terrence, tidak ada yang namanya persahabatan antara pria dan wanita yang tidak melibatkan perasaan di dalamnya. Oleh karena itu, Terrence merasa waspada setiap kali Kiera berada di dekat William. Terrence percaya bahwa Kiera hanya melihatnya seorang diri, tapi bagaimana dengan William?

"Lalu haruskah kau mencium mantanmu di bibir, Terrence?" Okay. Mulailah pertengkaran mereka lagi.

"Aku tidak menciumnya, Ki. Dia yang menciumku."

"Aku pun juga hanya saling menanyakan kabar dengan Will. Ada apa denganmu sebenarnya?!"

"Aku tidak bisa melihatmu dekat dengan pria lain. Hanya itu. Kenapa sulit sekali kau memahaminya?!"

Kiera terkekeh, lalu tersenyum pahit.

"Jadi setiap pertengkaran yang terjadi di antara kita, ini selalu karena diriku?! Dulu kita bertengkar karena aku tidak bisa punya anak, sekarang kita bertengkar karena rasa kecemburuanmu. Sebenarnya kau ini ingin apa, Terrence?! Begitu aku menjauh, kau berusaha menarikku kembali. Tetapi di saat aku dekat, kau selalu saja membuatku sedih!" Kiera menangis, lalu langsung mengusapnya, tak ingin sama sekali menunjukkan bahwa dia sedang sedih di depan anaknya.

Kiera bahkan lupa bahwa seharusnya dia harus mampu menahan emosinya di saat Elvano bisa mendengar semuanya. Tidak baik Elvano mendengarnya dan Terrence bertengkar. Elvano pasti bingung.

Elvano menoleh ke arah ibunya, lalu memegang pipi ibunya, seakan-akan melarang Kiera untuk menangis.

"Ki..." Terrence mendekat, lalu duduk di sebelah Kiera di atas ranjang.

Dear Ex [CFS #2] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang