13

4.3K 270 5
                                    

Kiera terbangun karena Terry naik ke atas ranjangnya dan menjilat wajahnya, membuat Kiera sedikit mengeluh sambil tertawa.

"Terry, stop it." Kiera duduk di atas ranjang dan mengelus puncak kepala Terry.

"Ini jam berapa?" Terry menggonggong, seakan-akan ingin mengatakan sekarang pukul berapa kepada Kiera. Kiera menatap jam yang tertempel di dinding dan sekarang sudah cukup siang. Jam 10 dan dirinya baru saja terbangun.

"Aku rasa kau pasti lapar. Ayo kita makan." Kiera turun dari ranjang dan Terry mengikuti tuannya itu ke ruang tengah.

"Good morning, Grandma."

"Good morning, honey."

Kiera berjalan menuju ke kulkas, membukanya dan berdecak kesal saat melihat bahwa persediaan makanan di kulkas benar-benar minim. Kiera jadi penasaran sekaligus khawatir apakah neneknya ini makan dengan teratur saat dirinya tak ada disini.

"Grandma, jangan bilang selama aku tidak ada, Grandma hanya makan telur." Kiera menatap ke arah neneknya dengan sedikit sinis, menuntut jawaban jujur dari neneknya.

"Tidak usah khawatir, honey. Kau pikir nenekmu ini bisa sehat sampai sekarang karena apa? Pasti karena makanan yang sehat dan bergizi. Kau tidak usah khawatir, nenek hanya lagi malas berbelanja sehingga bahan makanan yang kau lihat di kulkas sekarang hanya telur."

Kiera mengangguk paham, lalu mengeluarkan dua butir telur dan memasaknya untuk dirinya dan Terry saja karena neneknya berkata bahwa dia sudah makan.

"Setelah ini aku dan Grandma akan pergi berbelanja, okay?" Kiera menuntut neneknya itu untuk ikut menemaninya. Bertha yang terus menerus dipaksa akhirnya menyetujui saja apa yang diinginkan cucunya itu. Lagipula dia juga sudah lama tidak keluar rumah.

Setengah jam kemudian, Kiera keluar dari kamar mandi dan masuk ke dalam kamarnya untuk memoles wajahnya dengan make up sederhana. Kiera memutuskan untuk mengucir rambutnya ekor kuda agar tidak gerah.

"Grandma, are you ready?"

"Of course. Let's go." Kiera berjongkok di depan Terry yang sedang bersantai, lalu mengelus kepalanya.

"Aku dan Grandma pergi belanja dulu, okay? Kau tunggu disini dan aku akan membelikanmu snack nanti."

Kiera dan Bertha keluar dari rumah, lalu menguncinya.

Sesampainya di supermarket, Kiera langsung melangkah dengan semangat dan membeli bahan-bahan makanan yang melimpah, membuat Bertha hanya mengikuti cucunya itu dari belakang sambil menggelengkan kepala.

Saat neneknya sedang ada di rak minuman, Kiera berjalan ke rak lain untuk mencari bahan membuat kue. Dalam beberapa hari neneknya akan berulang tahun dan tentu saja Kiera harus membuat kue untuk neneknya itu.

"Tepung... Tepung." Kiera menoleh ke kiri dan kanan, mencari tepung yang dia butuhkan.

Kiera langsung tersenyum saat menemukan barang yang dia perlukan itu, lalu berjinjit untuk mengambilnya karena tepung tersebut terletak di rak bagian atas.

Kiera terkejut saat ada tangan lain yang membantunya dan Kiera langsung tersenyum. Baiknya orang ini.

Kiera menolehkan dirinya ke arah orang yang membantunya itu, lalu terkejut saat William berdiri tepat di sampingnya.

"Hi, Ki."

"Terima kasih."

"Terima kasih untuk apa?" William berpura-pura tidak memahami perkataan Kiera.

Dear Ex [CFS #2] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang