"El, jangan menangis terus." Kiera menggendong anaknya sambil menepuk-nepuk punggungnya, berusaha menenangkan Elvano yang sedari tadi tak mau berhenti menangis.
"Dada! Dada... Dadada!" Elvano berusaha menarik ibunya itu untuk berjalan ke depan pintu, seakan-akan Elvano tahu bahwa ayahnya tak ada di rumah.
"Daddy tidak tinggal disini, sayang. Ayo, Mommy temani kau bermain."
"Dadaaa!" Elvano terus menangis, membuat Kiera berdecak kecil. Sambil menggendong Elvano, Kiera berjalan menuju kamar tidurnya dan mengambil smartphonenya yang terletak di pinggir ranjang.
Kiera sempat termenung apakah keputusan yang baik menyuruh Terrence datang kembali kesini. Melihat wajah Elvano yang melemas dalam pelukannya karena kelihatannya sudah terlalu lelah menangis, akhirnya Kiera pun menelan segala egonya demi membuat anaknya itu bahagia.
"Mommy telepon Daddy, okay? Tapi El jangan menangis lagi." Elvano meletakkan kepalanya itu di bahu ibunya, sepenuhnya percaya perkataan ibunya.
Kiera menunggu beberapa saat sebelum telepon diangkat.
"Oh, wow. Aku cukup terkejut karena akhirnya kau tidak lagi mem-block nomor ponselku."
"Just shut up, Terrence. Bisakah kau datang kesini?"
"Apa? Kau memintaku datang kesana? Apakah kita akan bertengkar lagi dan nantinya kau akan mengusirku setelah itu?"
"Terrence, please." Mendengar perubahan suara Kiera, Terrence menjadi serius kembali.
"El ingin bertemu denganmu. Sedari tadi dia menangis karena menemukanmu tak ada disini." Karena mendengar namanya disebut, Elvano langsung mengambil alih smartphone yang ada di tangan ibunya, sepertinya menyadari bahwa yang ada di seberang telepon adalah ayahnya.
"Dadada..."
"Hey, my little El. What's wrong?"
"Dadadada.. Dadada..." Selanjutnya Elvano hanya bicara khas anak kecil yang hanya bisa dirinya pahami, membuat Kiera gemas melihat tingkah laku anaknya itu.
Setelah puas berbicara dengan ayahnya, Elvano mengembalikan smartphone ke ibunya.
"Aku akan datang. Apa kau ingin titip sesuatu?"
"Datanglah saja, Terrence."
"Fine. See you soon, babe."
***
Setengah jam kemudian, Kiera bisa mendengar suara mesin mobil dari luar rumah. Beberapa saat kemudian, Terrence masuk ke dalam rumah Kiera.
"Dada!" Melihat ayahnya, Elvano langsung bersemangat dan bergerak-gerak dalam gendongan ibunya, minta dibawa mendekat ke Terrence.
"Hey, boy. How are you?" Terrence menggendong Elvano dan memeluknya erat, menyadari bahwa dia juga merindukan anaknya seperti anaknya juga merindukan dirinya.
Elvano berbicara bahasa bayinya sambil menatap Terrence, seakan-akan memarahi ayahnya agar jangan pernah pergi lagi meninggalkan dia dan ibunya. Terrence mencium anaknya itu karena gemas melihatnya.
Andai saja dirinya dan Kiera bisa memperbaiki ini semua.
Setelah puas bermain, Elvano tertidur dalam pelukan ayahnya dan Terrence menggendong Elvano, meletakkannya ke dalam boks bayi.
"Bisakah aku pinjam kamar mandimu? Aku mau mandi. Tadi belum sempat pulang ke rumah dan kau memintaku kembali kesini lagi." Terrence melihat ke arah Kiera, menggodanya sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Ex [CFS #2] (COMPLETED)
RomanceThe second book of Carsson Family Series [CFS #2] Tujuan hidup seorang Terrence Carsson? Tentu saja menikahi Kiera, kekasih yang sudah menjalin hubungan dengannya selama bertahun-tahun. Tujuan hidup itu tercapai, Terrence berhasil menikahi Kiera. Di...