Selama berada di Los Angeles satu minggu belakangan ini, Kiera bisa melihat kebahagiaan menghiasi wajah Elvano. Tentu saja Elvano bisa merasakan kebahagiaan yang besar karena dia menemukan banyak orang-orang yang menyayanginya disini. Ada Mark, sesama anak kecil, yang selalu mengajaknya bermain.
Hari ini Terrence mengajak Kiera dan Elvano ke kebun binatang beserta dengan Theodore, Chelsea, dan Mark.
Sesampainya di kebun binatang, Mark langsung berlari kencang, begitu antusias karena sudah lama kedua orang tuanya tidak mengajaknya ke kebun binatang.
Elvano yang ikut bersemangat, langsung bergerak-gerak di gendongan ayahnya, meminta agar ayahnya itu melangkah lebih cepat menyusul sepupunya, Mark.
"Lihat itu, El. Itu singa. Roar. Jangan nakal atau singa akan memakanmu." Terrence menjelaskan kepada Elvano sambil memperagakannya, membuat Kiera terkekeh melihatnya. Sedangkan Elvano hanya membulatkan matanya, memperhatikan singa itu yang berjalan-jalan di dalam kandang.
"Ayo kita susul Mark. Disana ada gajah." Terrence membawa anaknya ke tempat yang lebih luas lagi, tempat gajah berada.
"Daddy, aku mau memberi makan gajah." Mark menarik-narik celana ayahnya, memohon agar Theodore mau membelikannya wortel agar dapat memberi makan gajah.
"Baiklah, tapi kau jangan nakal, okay? Turuti kata-kata Mommy." Theodore memberikan uang itu kepada Mark, menyuruh anaknya membeli sendiri.
Elvano menunjuk-nunjuk ke arah sepupunya, sepertinya tertarik untuk memberi makan gajah juga.
"Kau mau memberi makan gajah juga?" Terrence bertanya pada Elvano. Elvano menganggukkan kepalanya.
"Baiklah. Ayo kita beli wortel juga."
Mark yang pertama memberikan wortel yang sudah dibelinya pada gajah itu dan dia tertawa bahagia. Chelsea sudah mengeluarkan kameranya dan mengambil beberapa gambar Mark yang terlihat bahagia.
Sekarang giliran Terrence dan Elvano untuk mendekat, memberi makan gajah tersebut. Semakin dekat ke gajah, Elvano memasang wajah sedikit panik, kelihatannya dia berpikir bahwa dia bisa saja disedot oleh gajah itu dengan belalainya yang panjang.
"Ini, sayang. Berikan pada gajahnya. Dia binatang yang baik." Terrence meletakkan satu wortel ke tangan Elvano, dan Elvano sedikit menjauhkan tubuhnya karena masih sedikit khawatir.
Elvano membuka mulutnya dan tertawa kecil saat belalai gajah itu menyentuh tangannya, kelihatannya geli.
Setelah sesi memberi makan gajah selesai, Kiera menghampiri pasangan ayah dan anak itu, lalu membersihkan tangan Elvano dengan tissue basah.
"Terrence, sini tanganmu." Kiera membantu membersihkan tangan Terrence secara bergantian.
"Kau istri yang romantis." Terrence berusaha menggoda Kiera.
"Aku bukan is..."
"Kau istriku, babe." Kiera hanya memutar bola matanya, lalu berjalan menyusul Chelsea, kelihatannya malu pada Terrence.
Beberapa saat kemudian, mereka menemukan ada beberapa burung yang bisa diajak berfoto.
Elvano menarik-narik ayahnya lagi agar dia dibawa kesana dan Terrence hanya mengikuti apa yang diinginkan anaknya itu.
"Ki, kau ikutlah berfoto." Kiera yang awalnya ingin mengambil foto saja, dipaksa oleh Chelsea untuk bergabung dengan Terrence dan Elvano.
Kiera pun akhirnya menuruti perkataan Chelsea, lalu Terrence meletakkan satu tangannya untuk memeluk bahu Kiera.
Mereka berfoto beberapa kali selayaknya keluarga bahagia.
Wisata mereka diakhiri dengan menonton pertunjukan lumba-lumba dan seperti biasa, kedua anak kecil itu terlihat antusias.
Saat pulang, mereka berpisah. Theodore dan Chelsea akan langsung pulang ke rumah mereka, sedangkan Terrence dan Kiera akan pulang ke rumah orang tua Terrence. Berhubung Sherly masih belum puas memanjakan cucu keduanya itu.
Sesampainya di rumah Terrence, Sherly langsung menyambut mereka hangat. Bahkan Sherly sudah menyiapkan makan malam untuk Terrence dan Kiera.
Selama Terrence dan Kiera makan, Sherly yang menjaga Elvano.
"Hey, El. Tadi kau kemana saja?"
"Zoo-Zoo."
"Oh My God. Are you happy?" Elvano mengangguk antusias sambil bertepuk tangan, membuat Sherly semakin gemas dengan cucu yang ada di gendongannya ini.
Selesai makan, Kiera mengambil alih Elvano, berusaha menidurkan Elvano karena ini sudah malam. Kiera dan Elvano masuk ke dalam kamar, sedangkan Terrence masih duduk di meja makan, mengurus pekerjaannya via online. Walaupun Terrence sudah jarang ke kantor saat ini karena dia masih ingin menikmati kebersamaannya dengan Kiera dan Elvano, Terrence tak begitu saja menelantarkan pekerjaannya.
"Terrence..."
"Yes, Mom?"
"Besok datanglah ke pesta kolega ayahmu dengan Kiera. Dad kurang enak badan sehingga besok dia tidak bisa datang. Kau bisa, bukan?" Bukan saja karena suaminya kurang enak badan, tetapi Sherly masih melihat kejanggalan di antara Terrence dan Kiera. Mereka masih kelihatan memberi jarak satu sama lain. Kesempatan untuk berduaan tentu saja bisa memperbaiki hubungan mereka, bukan?
"Nanti Mom yang akan jaga El. Kau dan Kiera tak usah khawatir."
"Tapi aku tidak tahu apa Ki mau..."
"Nanti Mom yang akan membujuknya. Dia pasti mau."
"Baiklah, Mom."
***
Tadi pagi Kiera mendapat serentetan bujukan dari Sherly untuk menemani Terrence ke pesta kolega ayah Terrence. Kiera awalnya terus menolak karena Kiera sendiri merasa kelelahan berhubung seharian kemarin dia menghabiskan waktu berjalan di kebun binatang. Selain itu, Kiera juga tidak mengetahui siapa lagi yang akan datang ke pesta itu selain Terrence. Itu berarti dia harus selalu berada di samping Terrence. Bukannya apa, tapi hubungan mereka saat ini lebih ke arah saling berkaitan karena ada Elvano.
Kiera memang memberi kesempatan untuk Terrence lagi, tapi dia masih belum menemukan motif pria itu yang berusaha mendekatinya kembali. Kiera bukanlah tipe perempuan yang mau memulai duluan. Dia lebih memilih untuk menjadi pihak yang menunggu saja.
Kiera akhirnya menerima bujukan Sherly karena Sherly berkata bahwa dia ingin menghabiskan waktu dengan cucunya lebih banyak lagi. Kiera jadi sungkan untuk menolak berhubung Kiera yang tak pernah memberi tahu bahwa Sherly mempunyai cucu darinya dan Terrence.
Sherly kelihatannya benar-benar sudah mempersiapkan segalanya, sampai-sampai siang tadi ada kiriman dress mewah berwarna hitam yang ditujukan untuk Kiera. Kiera pun terpaksa menerima walaupun awalnya sungkan.
Kiera menggerai rambutnya setelah dia sudah membubuhkan make up di wajahnya, melihat sekali lagi di depan cermin apakah dia terlihat baik.
Pintu kamar diketuk dan Terrence mengintip dari luar.
"Ki, apa kau sudah siap?"
"Yeah, I'm ready." Kiera berjalan keluar kamar, lalu menyempatkan waktunya untuk datang ke Elvano yang sekarang sedang digendong oleh Jason.
"El, Mommy dan Daddy pergi dulu, okay? Habiskan waktumu dengan Grandpa dan Grandma. See you again, baby." Kiera mencium kening anaknya, lalu tersenyum singkat ke Jason.
"Senang bisa melihatmu lagi, Ki. Anakku itu benar-benar kacau saat kau menghilang." Jason berkata. Dia masih ingat pernah sekali dia menonjok anaknya yang terus mabuk-mabukan setiap pulang ke rumah, seakan-akan tak ada harapan hidup lagi. Tapi baguslah, sekarang semuanya sudah baik adanya.
"Jaga anakku itu, bisakah?"
"Yes, Dad." Kiera tersenyum, lalu memeluk Jason singkat sebelum menyusul Terrence yang sudah ada di depan pintu, menunggunya dengan senyum yang merekah.
Happy reading all! Jangan lupa vote + comment + follow ig'ku ya @ johannahelina_ 😍💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Ex [CFS #2] (COMPLETED)
RomanceThe second book of Carsson Family Series [CFS #2] Tujuan hidup seorang Terrence Carsson? Tentu saja menikahi Kiera, kekasih yang sudah menjalin hubungan dengannya selama bertahun-tahun. Tujuan hidup itu tercapai, Terrence berhasil menikahi Kiera. Di...