17

4.4K 271 5
                                    

Setelah mendapat nasehat dari Tiffany kemarin, Terrence mendapat secercah harapan untuk mencari wanitanya kembali.

Kini Terrence menyadari bahwa bisa saja dirinya kurang usaha sehingga sampai sekarang pun dia tak bisa menemukan Kiera. Jika dia dulu memilih untuk duduk diam tanpa mencari Kiera dan berharap wanita itu kembali padanya, maka sekarang sudah berbeda. Terrence memilih untuk mengerahkan segala energinya untuk mencari Kiera, bahkan dia pun menyewa orang untuk mencari informasi tentang keberadaan dan kabar Kiera.

Terrence sedang bertemu dengan salah satu kliennya untuk melakukan tanda tangan kontrak saat smartphonenya tiba-tiba berdering. Melihat nama Gary, orang yang dia percayai itu, Terrence pamit sebentar kepada kliennya untuk mengangkat telepon.

Tidak seperti biasanya dimana Gary akan memberi kabar lewat SMS dengan isi pesan yang selalu sama yaitu, 'Maaf Sir, aku masih belum bisa menemukannya', tapi sekarang Gary meneleponnya.

Terrence benar-benar berharap bisa mendapat kabar yang baik. Terrence hanya... Terlalu merindukan Kiera. Kebersamaannya dengan Kiera yang sudah terjalin selama 10 tahun, membuat Terrence merasa aneh jika wanita itu tak ada di sisinya.

"Mr. Carsson. Aku menemukannya." Terrence merasa bersemangat sekaligus jantungnya berdebar begitu kencang karena begitu senang.

Kata-kata berikutnya dari Gary membuat hati Terrence seperti tersengat.

"Tapi dia sekarang sedang bersama dengan seorang pria."

"Pria?" Kecemburuan yang amat dalam timbul dalam hatinya. Tidak boleh ada pria lain selain dirinya di samping Kiera. Kiera miliknya.

"Iya, Mr. Carsson."

"Amati mereka terus dan jangan sampai kehilangan jejak."

"Baik, Mr. Carsson."

"Kirim alamatnya dan aku akan segera kesana."

***

Hari ini adalah hari pembukaan toko kue milik Pamela, kekasih William. Berhubung ini adalah hari yang penting untuk Pamela, Kiera memutuskan untuk tidak membawa Elvano karena takut anaknya itu rewel. Akhirnya Elvano pun dititipkan pada ibu William, yang sudah memiliki peran seperti nenek kandung Elvano.

Kiera tentu saja dapat mempercayai Sharon, ibu William, karena Kiera dan William sudah saling kenal dari dulu dan Sharon selalu memperlakukannya dengan baik.

Berakhirlah Kiera hanya berangkat berdua dengan William. Untuk menghemat waktu, Kiera memutuskan untuk datang ke kantor William dan mereka akan berangkat bersama dari sana ke toko kue Pamela.

Sesampainya disana, Kiera langsung berteriak semangat dan mendatangi Pamela, memeluknya erat.

"Oh My God. Congratulation, Pam. Aku bangga sekali padamu."

"Enough, Ki. Sekarang bolehkah aku memeluk kekasihku?" William mengucapkan itu dengan nada sinis, seolah-olah tak terima Kiera menyerobotnya memberi selamat pada kekasihnya.

Kiera hanya memberi tatapan menggoda sambil berlalu dan memilih untuk bercakap-cakap dengan temannya yang lain.

Karena Pamela sedang sibuk bercakap-cakap dengan beberapa rekan kerjanya sekaligus menjelaskan toko kuenya yang baru buka itu dan William yang memilih untuk menemani Pamela, akhirnya Kiera memilih untuk duduk di meja yang berada di ujung untuk menikmati waktu kesendiriannya.

Kiera mengeluarkan tab miliknya, tempat dia mengeluarkan segala imajinasinya yang amat dipuja-puja oleh orang diluar sana. Dan sekarang dirinya mulai menulis.

Kiera menulis dan terus menulis tanpa menyadari bahwa ada orang lain yang duduk di depannya.

Baru beberapa detik kemudian dia mendongakkan kepalanya untuk meregangkan tubuhnya sesaat dan terkejut setengah mati saat melihat sosok itu.

"Hi, Ki. How are you?" Kiera ternganga, tak satu pun kata dapat terucap dari mulutnya.

Sekarang sosok yang ada di depannya adalah Terrence, mantan suaminya itu, dengan penampilan yang agak berbeda dari dua tahun lalu. Pria itu membiarkan dagunya ditumbuhi oleh rambut-rambut kecil, membuat wajahnya tidak terlihat segar seperti dulu.

Tapi ketampanan pria itu? Iya, tidak akan menghilang. Sampai sekarang pun Kiera tetap mengakui bahwa Terrence adalah pria paling tampan yang pernah ditemuinya. Anggap saja karena efek cintanya pada pria itu yang begitu besar.

"I miss you. Apakah sekarang aku bisa memelukmu?" Apa yang baru saja pria itu katakan? Memeluknya? Memeluk Kiera?! Mati saja dia.

"Memelukku? Setelah kau meninggalkanku seorang diri di dalam kamar dua tahun yang lalu? Setelah meninggalkanku saat Grandma baru saja meninggalkanku beberapa minggu sebelumnya?! Enyahlah, Terrence." Kiera langsung berdiri, tak sanggup menghirup udara yang sama dengan Terrence dalam ruangan sama lebih lama lagi.

Terrence menggenggam tangan Kiera, menahan wanitanya itu.

"Ki, aku bisa menjelaskan..."

"Tidak, kau tak bisa. Aku tahu hanya hal konyol yang akan keluar dari mulutmu jika aku memberimu waktu untuk menjelaskan." William yang kebetulan melihat ke arah Kiera, sedikit terkejut saat melihat tiba-tiba ada Terrence.

Sebagai sosok sahabat yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga hati sahabatnya, William datang ke mereka berdua.

"Lepaskan." Terrence menolehkan kepalanya ke arah William. Hatinya langsung dibakar amarah.

"Oh, sekarang kau dengannya, Ki? Maaf, tapi aku tak akan mengijinkannya karena kita belum selesai."

"Selamat sore, semuanya. El, ayo kita ke ibumu."

"Mamama..." Bagus, Sharon membawa Elvano masuk ke dalam toko kue itu, seakan-akan ingin memperkeruh keadaan.

"Hey, Ki. El terus menangis dan ingin bertemu denganmu. Lagipula El dan aku juga ingin melihat-lihat toko kue milik Pam. Benar bukan, little El?"

"Mamama..." Kiera tersenyum dan mengambil Elvano yang semula berada dalam gendongan Sharon, membiarkan Sharon menyapa Pamela yang ada di sudut lain dalam ruangan ini.

Oh, please. Jangan sampai Terrence sadar bahwa Elvano adalah anaknya. Bisa-bisa Elvano dibawa pergi darinya oleh pria brengsek itu.

"Will!" Elvano berseru dan meletakkan jari-jarinya yang kecil itu di wajah William sambil tertawa kencang, membuat William tak bisa menahan untuk memberi ciuman ringan pada anak Kiera.

Melihat seluruh adegan itu, tak ada satu pun pikiran bahwa Elvano adalah anaknya. Apa yang Terrence rasakan adalah kecemburuan tingkat tertinggi tanpa bisa melakukan apa-apa. Jadi Kiera telah bahagia dengan pria brengsek ini?! Mereka bahkan telah mempunyai anak. Sialan!

Terrence hanya memberi tatapan bencinya pada William, keluar dari toko kue itu, bahkan dia sekalipun tak menatap Kiera lagi.

"Dadadada...?" Elvano menatap ibunya itu dengan mata yang bundar, seakan-akan ingin mendapat jawaban bahwa pria yang baru saja pergi itu memang benar ayahnya.

Kiera hanya menatap mata anaknya dengan berkaca-kaca. Entah kenapa, kepergian Terrence tanpa melihatnya barang sekalipun membuat hatinya sangat kecewa. Apa semudah itu Terrence menyerah untuk mendapatkannya kembali?

Oh, diamlah, Ki. Apa kau berharap pria yang sama yang telah meninggalkanmu seorang diri dalam kamar dua tahun lalu, sekarang akan berjuang untuk mendapatkanmu kembali? Hidup itu berjalan dan Terrence hanya akan ada di masa lalumu saja. Tidak lebih.

"Apa kau baik-baik saja, Ki?" Kiera kembali duduk dengan Elvano yang ada di atas pangkuannya. Kelihatannya dia masih terlalu shock dengan kejadian barusan dan tak terasa setetes air mata jatuh dari matanya.

Baiklah. Kiera tak bisa menyangkalnya lagi. Kiera... Merindukan Terrence.

"Oh, Ki. Kau masih mencintainya, bukan?" William mendekat ke arah Kiera, lalu memeluk sahabatnya itu dari samping dengan erat.

Happy reading semuanya. Jangan lupa vote dan comment ya 💜 Follow ig'ku juga @ johannahelina_

Dear Ex [CFS #2] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang