35

5.4K 243 3
                                    

Sekitar tiga minggu kemudian, bisa dibilang Terrence sudah sembuh total dan diijinkan untuk pulang. Kiera bisa melihatnya dengan jelas bahwa Terrence sangat bersemangat untuk pulang. Walaupun memang Kiera selalu ada untuk menemaninya, dan keluarganya yang lain juga tidak jarang mengunjunginya, tetap saja berada di rumahmu sendiri adalah yang terbaik, bukan?

Saat ini pun gips sudah diperbolehkan untuk dibuka oleh dokter dan Terrence bersemangat dengan ini semua. Melihatnya membuat Kiera juga ikut senang.

Masalah tulisan yang ditulis oleh Kiera di gips yang Terrence kenakan, Terrence sudah membacanya semua. Setiap detailnya.

Kebanyakan dari kata-kata yang diberikan oleh Kiera adalah bagaimana wanita itu, Elvano, dan keluarganya merindukan Terrence. Terrence sendiri sedikit kecewa karena sampai sekarang pun Kiera belum pernah mengucapkan 'I love you' padanya. Terrence sempat berpikiran negatif bahwa jangan-jangan Kiera sudah tidak lagi mencintainya, tetapi wanita itu mau mengurusnya hanya karena kasihan padanya.

Terrence segera menghilangkan pikiran negatifnya itu, lalu memasukkan bekas gips itu ke dalam bungkusan dan memutuskan untuk menyimpannya. Ini bisa jadi bahan godaan untuk Kiera ke depannya, pikir Terrence dalam hati.

Kiera baru saja keluar dari kamar mandi, lalu wanita itu tersenyum padanya.

"Apa kau sudah siap?" Terrence mengangguk, lalu tersenyum balik ke Kiera.

"Apa tanganmu baik-baik saja? Bagaimana? Sudah tidak ada yang sakit lagi?"

"Iya, Ki. Kau tak usah khawatir. Aku pria yang kuat." Kiera memutar bola matanya, lalu berjalan meninggalkan kamar inap Terrence terlebih dahulu.

Terrence terkekeh, lalu mengikuti langkah kaki wanita itu.

Setelah mengurus segala urusan administrasi, mereka berjalan menuju ke lobi dan ternyata rintik-rintik air mulai muncul. Hujan.

Sebenarnya mobil sudah terparkir di luar sana, tetapi karena hujan akhirnya Kiera berkata.

"Aku rasa kepulangan kita tertunda, Terrence. Kita tunggu sampai hujan reda, okay?" Kiera berkata.

Kiera dibuat terkejut saat tiba-tiba Terrence terus berjalan ke depan dan kini pria itu sudah basah kuyup karena tak ada atap yang menutupi tubuhnya itu dari serangan hujan.

Kiera membulatkan matanya, lalu menatap pria itu dengan sedikit marah.

"Terrence, apa yang kau lakukan?! Kau baru saja sembuh!" Kiera harus agak berteriak karena pria itu tak akan bisa mendengar suaranya jika dia berbicara dengan volume seperti biasanya.

"Datanglah kemari, Ki."

"Apa kau gila?!" Kiera berusaha mendekat. Rencananya dia ingin menarik Terrence untuk kembali berteduh dengannya.

Tetapi kelihatannya Kiera melupakan bahwa Terrence memiliki tenaga yang jauh lebih besar darinya, sehingga bukannya Kiera yang berhasil menarik Terrence ke bawah atap, tapi justru Kiera yang ditarik oleh Terrence untuk hujan-hujanan.

Dan... Sekarang mereka berdua basah kuyup karena ulah Terrence. Kiera tak paham sebenarnya apa yang dipikirkan oleh pria itu.

"Bukankah ini yang kau sukai, Ki? Hujan-hujanan." Terrence berputar sekali sambil merentangkan tangannya, lalu kembali menghadap ke Kiera dan tertawa bahagia.

Apa Terrence sudah gila?

"Aku suka, tetapi di saat yang tepat, Terrence. Kau baru saja sembuh! Jangan aneh-aneh dan kita harus berteduh sekarang juga." Kiera berusaha menarik Terrence, tetapi usahanya sia-sia.

"I love you, Ki. Tidakkah kau mau membalas pengakuan cintaku?" Terrence mendekatkan tubuhnya ke Kiera, memeluknya.

"Terrence, ini hujan deras dan kita ada disini. Sebenarnya apa yang kau pikirkan?"

Dear Ex [CFS #2] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang