7

3.1K 187 0
                                    

Kiera membuka matanya saat sinar matahari mulai menyusup ke dalam kamarnya, membuat matanya silau.

Kiera mengerang sambil meregangkan tubuhnya, lalu duduk di pinggir ranjang.

Kiera melihat ke arah jam yang tertempel di dinding dan sekarang jam menunjukkan pukul 09.00. Benarkah?

Kiera baru teringat bahwa Terrence menginap di rumahnya semalam. Kiera segera membuka kunci pintunya dan berjalan keluar dari kamar.

"Oh, kau sudah bangun, babe? Aku memasak sesuatu untukmu." Kiera melihat Terrence menoleh ke arahnya, disusul dengan Grandma yang juga melihatnya. Pemandangan yang Kiera lihat di depannya saat ini adalah Terrence dan neneknya sedang memasak bersama di dapur kecil itu.

Pemandangan tersebut bisa dibilang adalah pemandangan yang Kiera sukai, karena walaupun terlihat sederhana, tetapi kedua orang terdekatnya bisa rukun dan terlihat bahagia.

"Kau masak apa?" Kiera berjalan mendekat ke arah Terrence dan neneknya, mengintip sedikit ke arah panci, penasaran dengan apa yang Terrence dan neneknya masak untuk dirinya.

"Omelette dengan keju dan sosis di dalamnya. Kesukaanmu, bukan?" Terrence menoleh ke arah Kiera, memberi kecupan singkat di bibir wanita itu. Bertha pun hanya memilih untuk diam dan menatap kagum ke arah pasangan yang kelihatan jatuh cinta itu.

Bertha sangat bersyukur karena Kiera bisa bertemu dengan Terrence. Entahlah, menurut Bertha, mereka berdua memang ditakdirkan untuk bersama.

"Mmm. Thank you, babe." Kiera mendekatkan tubuhnya ke kedua orang tersebut, lalu memeluk keduanya dengan erat.

"I love you both so much. Jangan pernah meninggalkanku, okay? Kalian berdua adalah segalanya bagiku." Kiera mengatakan itu sambil memejamkan matanya. Memang benar bahwa neneknya dan Terrence merupakan segalanya baginya.

"Love you too, honey? Sekarang bisakah kau melepas pelukanmu karena kau mencekikku?" Komentar dari nenek Kiera membuat dua orang muda disana tertawa terbahak-bahak, lalu Kiera sontak langsung melepas pelukannya.

"I love you too, babe. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku berjanji."

***

Beberapa hari kemudian...

"Terrence..."

"Ada apa?" Terrence menatap curiga ke arah Kiera saat melihat raut wajah wanita itu. Oh, Terrence sangat mengetahui apa yang akan Kiera katakan setelah ini. Wanita itu pasti akan memohon sesuatu padanya sebentar lagi.

"Hari ini teman-teman SMA-ku mengajak untuk reuni. Bolehkah aku pergi?" Kiera menatap Terrence dengan memohon.

"Dengan siapa saja?"

"Dengan teman-temanku. Kebetulan saja mereka sedang berkunjung ke LA."

"Siapa, Ki?" Kiera memutar bola matanya, merasa sedikit kesal dengan sifat posesif yang keluar dari calon suaminya di saat-saat seperti ini.

"Apa kau yakin akan tahu jika aku menyebut nama mereka sekali pun?"

"Just... Say it."

"Ada banyak. Ada Carren, Agnes, Claudia, William..."

"William? No way. Kau tak akan pergi."

"Oh, come on. Sebenarnya apa yang terjadi antara kau dan William? Kenapa kau begitu membencinya?"

"Bukankah sudah jelas, Ki? Aku membencinya karena dia menyukaimu."

"Tapi itu sudah 10 tahun yang lalu, Terrence. Demi Tuhan! Kau masih menyangkut masalah yang terjadi 10 tahun yang lalu?!" Kiera sedikit meninggikan suaranya.

Dear Ex [CFS #2] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang