20

4.9K 264 9
                                    

Setelah menyampaikan keinginannya pada Terrence saat itu, Terrence hanya terus ada di sampingnya dan tak pernah meninggalkannya.

Malam itu Terrence menginap di rumahnya. Tentu saja Kiera menyuruh Terrence tidur di luar, di sofa.

"Pulanglah, Terrence." Terrence langsung akting menguap saat itu sambil mengusap matanya, berpura-pura mengantuk.

"Aku terlalu lelah, Ki. Bolehkah aku menginap malam ini?"

"Kalau begitu akan kupanggil taksi untuk menjemputmu disini." Kiera mengeluarkan smartphonenya dari saku celananya, berencana menelepon taksi agar Terrence tak ada alasan untuk tak pergi dari rumahnya.

"Jangan, Ki." Terrence menahan tangan Kiera, menurunkan tangan Kiera yang tadinya sudah mengetik sesuatu di smartphonenya.

"Please. Malam ini saja. Aku akan tidur di luar. Aku tidak akan macam-macam. Kau terlihat lelah dan aku sebagai ayah ingin membantumu menangani El. Siapa tahu dia terbangun di malam hari."

Kiera terdiam beberapa saat. Sebenarnya hati kecilnya ingin mengijinkan Terrence ada disini. Tapi dia tak boleh terlihat berserah begitu saja di depan Terrence, bukan?

"Fine. Tapi hanya karena El."

"Thanks, babe." Terrence yang terlalu kegirangan tanpa sadar mendekat ke arah Kiera dan memeluk wanita itu, membuat Kiera berdeham.

"Maaf, Ki. Itu hanya reaksi spontan..."

"It's okay." Kiera sedikit menunduk, berusaha menutupi wajahnya yang dia yakin sudah semerah tomat saat ini, lalu melangkah masuk ke dalam kamar.

"Good night, babe. I love you." Terrence meneriakkan kata-kata itu dari luar, berharap Kiera dapat mendengar pernyataan cintanya itu.

Asal Kiera tahu saja, Terrence memang masih mencintai Kiera. Cintanya untuk Kiera tak pernah berubah.

***

Paginya Kiera terbangun karena mencium wangi makanan dari luar kamar. Kiera membuka matanya perlahan, terkejut setengah mati karena Elvano tak ada di boks bayi.

Kiera langsung berdiri dari ranjang dan berjalan keluar kamar, melihat Terrence yang sedang bermain dengan anaknya di ruang tengah.

"Apa-apaan, Terrence! Kau membuatku terkejut setengah mati karena tak melihat El di boks bayi."

"Mama!" Kiera mendatangi kedua laki-laki itu, lalu memberi kecupan di kening Elvano.

"Good morning, my baby."

"Jangan pernah lakukan itu lagi! Aku takut." Kiera memasang wajah sedih sebelum menundukkan kepalanya. Terrence langsung dipenuhi rasa bersalah saat itu juga.

Terrence tak bermaksud membuat Kiera bersedih seperti ini. Pagi tadi Terrence memasak, menyiapkan makan pagi untuk dirinya dan Kiera. Tiba-tiba saja Terrence mendengar Elvano merengek, membuat Terrence melangkah masuk ke kamar Kiera dan menggendong anaknya itu agar berhenti menangis.

Terrence tahu Kiera pasti kelelahan sampai-sampai tak dengar rengekan anaknya.

"Maafkan aku, Ki. Aku tak bermaksud..."

"Sudahlah. Sudah terjadi." Kiera berdiri dan berjalan menuju dapur untuk membuat susu untuk Elvano.

Terrence menggendong Elvano, lalu melangkah menuju Kiera yang sedang sibuk sendiri.

"Aku memasak sop ayam favoritmu. Makanlah." Karena sudah terlalu kelaparan dan lelah untuk membantah Terrence, akhirnya Kiera hanya menganggukkan kepalanya.

Dear Ex [CFS #2] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang