2

3.1K 194 8
                                    

"Setelah sekian lama aku nggak melihat dia, Sekarang aku melihat dia lagi."

"Mas,"

Iqbaal yang tengah bergumam itu menoleh pada istrinya, "Kenapa sayang?"

"Aku tadi sebelum ke butik, Mampir sebentar ke rumah sakit. Untuk check tentang rahim aku,"

Iqbaal menghela nafasnya tangan kanannya ia ulurkan untuk mengelus rambut sang istri, "Gausah dibahas lagi ya? Aku gak mau kamu sedih lagi Dinda,"

Sang istri yang sudah diketahui namanya yaitu Dinda hanya tersenyum miris, "Maafin aku ya Mas. Aku gak bisa jadi istri yang sempurna untuk kamu,"

Iqbaal menangkup wajah Dinda dengan kedua tangannya, "Kamu sempurna untuk aku Dinda,"

Dinda menggeleng kecil dikala airmatanya yang menetes, "Aku gak sempurna mas, Aku gak bisa ngasih kamu anak."

Iqbaal menarik tubuh Dinda untuk ia peluk, "Ssstth! Jangan bilang kayak gitu,"

"Maafin aku mas,"

"Kamu gak salah apa-apa, Ini memang sudah takdir. Kalau nyatanya tuhan belum memberikan kita anak, Kita bisa apa? Kita hanya bisa terus berdoa dan berusaha,"

"Hikss, T-tapi aku gak bisa hamil mas, Aku gak bisa ngasih kamu anak,"

Iqbaal memejamkan kedua matanya, Sakit memang melihat istri yang ia cintai harus menangis didekapannya seperti ini. "Ssstth!"





*




"Ternyata mas iqbaal udah nikah. Aku fikir dia belum menikah,"

(Namakamu) Adhisa. Gadis itu kini tengah terduduk di atas ranjangnya dengan suasana yang sepi. Tv memang menyala namun ia mute

"Istri mas iqbaal cantik banget, baik, Ramah. Beruntung banget kamu mas,"

"Aku gak nyangka, ternyata customerku adalah istri dari mantan pacar aku, Ternyata... Dunia Se-sempit itu," kekehnya

"Setelah hampir 1 tahun aku lost contact dari mas, Sekarang kita ketemu lagi dengan penampilan yang berbeda,"





*




"Ssshh! Pusing banget,"

Pagi harinya (Namakamu) bangun dari tidurnya dengan rasa pusing yang menyerangnya secara tibatiba seperti ini. Padahal ia harus bersiap-siap untuk bekerja. Tapi kenapa pusing harus tibatina datang?

"Apa garagara aku pulang terlalu malam kali ya? Kemarin juga aku gak makan malem, shh! Lupa." Lirihnya sembari memijat keningnya

Tangan kanannya ia gunakan untuk mengambil ponselnya yang berada dinakas untuk menelfon atasannya

"Halo, Sshh! Selamat pagi bu,"

"Halo, pagi (namakamu). Kamu kenapa? sakit?"

(Namakamu) menggigit bawah bibirnya, "I-iya bu. Eum-- bu, hari ini saya izin gak masuk dulu tibatiba aja saya sakit kepala bu, pusing. Gak papa kan bu?"

"Yaampunn, Yaudah gapapa (nam). Kamu istirahat aja ya? Biar tiara yang gantiin kamu dulu,"

"Terima kasih ya bu, ssh!"

"Iya samasama, Kamu istirahat ya? Apa perlu saya panggil dokter kerumah kamu?"

"Gausah bu, terimakasih! S-saya.. Shh! Saya bisa pergi kerumah sakit sendiri, Mungkin besok saya bisa langsung sembuh,"

"Kalau kamu belum terlalu fit, Jangan maksain untuk masuk ya (nam), Saya gak mau kamu tibatiba aja pingsan, Fikirin dulu kesehatan kamu,"

"Baik bu, Kalau begitu saya tutup ya bu? Sekali lagi terimakasih bu!"

"iya (nam), Cepat sembuh!"

(Namakamu) melempar ponselnya asal, ia kembali meringis, "aduhh, sakit banget, Apa karena maagh aku kambuh lagi?"

*

"Obatnya diminum sesuai takaran dan jam waktu ya mba,"

"iya dok,"

(Namakamu) kini sedang berada dirumah sakit. Setelah menelfon bosnya, ia memutuskan untuk pergi ke rumah sakit guna mengecheck keadaannya

"Mba sebisa mungkin jangan lagi meninggalkan jam waktu makan ya mba, Karna itu bisa membuat maagh mba semakin menjadi,"

(Namakamu) tersenyum tipis, "iya dok, Saya janji. Kalau begitu saya permisi ya dok, Terima kasih!"

(Namakamu) berjalan keluar ruangan dokter yang tadi memeriksanya. Ia berjalan perlahan karena rasa pusing yang masih menyelimutinya namun tidak separah tadi, ia mengeratkan jaket yang ia pakai sekarang agar tidak terasa dingin

"Pusing banget," Lirihnya

Tibatiba saja tubuhnya merasa seperti melayang dan hampir saja terjatuh namun itu hampir-- karena untungnya ada yang segera menopang tubuh lemasnya itu

"(Namakamu)?? Kamu kenapa?!"

"M-mas iqbaal?" Lirihnya dengan mata yang sangat sayu

"Bibir kamu pucat (nam), Aku bawa kamu kedokter ya?"

"G-gausah mass, Aku udah dicek kedokter,"

"Yaudah-yaudah, Aku bawa kamu pulang aja ya?"

(Namakamu) mengangguk kecil dengan rasa pusing yang masih ia rasakan

*

"Gimana keadaan kamu?"

"Udah enakkan mas, Makasih ya?"

"Kamu kenapa? Sakit apa?"

(Namakamu) menggeleng pelan diakhiri senyuman kecilnya walau bibirnya masih terlihat pucat, "Aku gapapa mas, Maagh aku kambuh aja."

Iqbaal menghela nafasnya, "Masih dengan penyakit yang sama?" tanyanya dibalas anggukan

"Mas,"

"heum?"

"Lebih baik mas pulang, Aku gaenak sama istri mas, Apalagi sama tetangga disini," Ujar (namakamu) dengan lembut

"Tapi (nam)--"

"Mass,"

"yaudah, Aku pulang dulu. Kamu hatihati ya?"

(Namakamu) mengangguk kecil disertai senyuman lemahnya, "Hati-hati ya mas,"






bersambung...

𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 𝟐 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang