32 'Berubah'

1.2K 171 23
                                    

permintaan someone. jd gue up

1000+ word just 4 u


(Namakamu) tengah memakai body lotion sembari duduk ditepi ranjang, sejenak ia melirik kearah jam dinding yang menunjukkan sudah pukul 8 malam. Keningnya mengerut bersamaan dengan itu ia beranjak dari duduknya

"Mas iqbaal kok belum ke kamar sih?"

Kedua kakinya melangkah secara perlahan menuju cermin besar dekat dengan meja riasnya, ia menatap pantulannya sendiri dengan sendunya

"Makin kesini kok aku perhatiin, badan aku gendutan ya?"

Ia menatap lekuk tubuhnya dengan kedua tangan yang berada dikedua pinggangnya, "Ck! Kalo gendut ntar mas iqbaal nggak sayang lagi gimana? Ntar dia malah deketdeketan sama si dinda lagi," cibirnya

Ia kembali terduduk di tepi ranjang sembari menunggu iqbaal. Detik demi detik, menit demi menit, waktu demi waktu, Suaminya itu belum juga kunjun masuk kekamar membuatnya kesal  "Ck! Mas iqbaal mana sih?! Udah malem juga!" Geramnya lalu dengan rasa kesal ia berjalan menuju pintu lalu ia keluar kamarnya

Kedua matanya menyipit tatkala ia melihat suaminya itu hendak masuk kekamar dengan Dinda diiringi dengan rangkulan mesra yang mereka tunjukan membuatnya dnegan cepat menghampiri mereka

"MAS!"

Iqbaal dan dinda sontak samasama menoleh, "kenapa (nam)?"

(Namakamu) menatap sinis pada mereka berdua, "Kenapa kamu bilang?! Aku daritadi nungguin kamu dikamar, Kenapa kamu malah disini sama dia?!"

Iqbaal menghela nafasnya, "eum-- aku mau tidur bareng dinda,"

"APA?!" emosi (namakamu) kini menaik dengan rasa kesal ia menatap tajam pada iqbaal, "Kamu apa-apaan sih mas?! Malam ini kan jatah aku tidur bareng kamu!"

Iqbaal menggeleng kecil, "iya aku tau, Tapi dinda tadi ngerasa pusing jadi aku--"

"JADI APA?! JADI MERASA IBA GITU?"

"(nam) aku bener-bener ngerasa pus--"

"AKU NGGAK LAGI NGOMONG SAMA KAMU YA!" bentak (namakamu) membuat seisi rumah ini menggema dengan tatapan amarahnya pada Dinda membuat wanita itu terdiam

"(NAMAKAMU)?!!" bentakkan iqbaal mampu membuat dinda dan (namakamu) terkejut namun tak lama (namakamu) terkekeh sinis

"Berani mas kamu bentak aku?" lirih (namakamu) dengan pelan

"Jangan sekalikalinya kamu bentak dinda," bela iqbaal dengan tegas bahkan dapat (namakamu) dengar dengan jelas membuat (namakamu) meneteskan airmatanya

"Kenapa kamu bela dia mas? KENAPA?! hiks!"

Iqbaal menatap datar pada (namakamu), "Aku lebih memilih membela wanita yang selalu menuruti keinginan aku, yaitu dinda. Sedangkan kamu?Apa yang udah kamu kasih hm?"

"Udah cukup aku terus bersabar sama sikap kamu yang berubah kayak gini (nam)," Lanjut iqbaal dengan nafas yang tercekat

"Mas aku--"

"Apa? Mau membela diri? Sekarang aku tanya sama kamu, Apa pernah kamu bikinin aku kopi? memasak makanan untuk aku?"

(namakamu) terdiam menunduk dikala tangisannya pecah, "hiks!"

"Enggak kan?"

"Bahkan.." iqbaal menelan salivanya kuatkuat seraya menatap sendu istri keduanya itu, "ketika aku ingin berhubungan intimpun, Apa pernah kamu turuti?"

Mendengar itu membuat Dinda terkejut, Apa? ini beneran? pikirnya

"Mas, sabar.." desis Dinda seraya mengelus pergelangan tangan kiri iqbaal

"Pernah! BUKTINYA KITA UDAH LEBIH DARI 2 KALI MAS, 2 KALI KITA--"

"TAPI ITU KURANG (NAMAKAMU)! KURANG!"

"Semua keinginan kamu, aku turuti (nam). Tapi kenapa disaat aku menginginkan segala hal, kamu selalu menolak? Apakah aku pernah membentak kamu ketika kamu tidak menuruti keinginanku sama seperti yang kamu lakukan sama aku? pernah?" Iqbaal menatap sendu (namakamu)

"Aku ingin cepat memiliki anak (nam), Tapi kenapa kamu selalu menolak permintaan aku?"

(namakamu) mendongakkan kepalanya seraya menatap sendu iqbaal dengan keduamata yang memerah, "Mas, aku belum siap--"

"AKU SUDAH TAU! AKU SUDAH TAU (NAM)!" gertak iqbaal

"Kamu.." ia menunjuk pada wajah (namakamu), "Memang tidak akan pernah mewujudkan keinginan aku (nam),"

"UNTUK SAAT INI AKU MEMANG BELUM SIAP MEMILIKI ANAK MAS! BELUM!"

"Bukan belum siap, tapi kamu tidak ingin memiliki anak dari aku!" tuduh iqbaal membuat (namakamu) menggeleng cepat

"Eng--enggak mas, hiks!"

Iqbaal menatap sinis pada (namakamu) yang menangis seperti itu, "Simpan semua airmata kamu (nam), Aku nggak suka kamu menangis dengan kepurapuraan itu," desis iqbaal dengan tajam

"Figur istri yang aku dapatkan dari kedua istriku ini hanya dari dinda saja! Dinda yang selalu bersikap baik sama aku. Kamu selalu sibuk sama semua kepentingan kamu, Kamu lebih mengutamakan penampilan daripada tugas kamu sendiri! Sampai-sampai.." ia terkekeh kecil, "Kamu acuhin aku,"

"MAS!" bentak (namakamu). Merasa sakit hati atas ucapan iqbaal yang terkesan merendahkannya

"Aku," ia menunjuk dirinya sendiri dengan tatapan tajamnya, "ngurusin penampilan juga buat kamu sendiri! Buat kamu sendiri mas! Lihat mba dinda, Dia sama sekali nggak pernah--"

"Dinda jauh lebih baik daripada kamu!" Sahut iqbaal

(namakamu) lagilagi meneteskan airmatanya, ia menatap sinis pada Dinda yang termenung

"Aku nyesel nikah sama kamu mas!"

"AKU JAUH LEBIH MENYESAL!" Gertak iqbaal

"Aku fikir kamu akan jadi istri yang baik untuk aku, Tapi apa yang aku dapat?" iqbaal menatap lekat penuh amarah pada (namakamu)

"Lebih baik aku memiliki istri yang lebih mementingkan tugasnya sebagai seorang istri," iqbaal merangkul dinda, "Daripada harus memiliki istri seperti kamu!" cibirnya lalu menarik dinda agar masuk kedalam kamar mereka meninggalkan (namakamu) yang menangis

"Hiks! Aku belum siap m-mass.. B-bukan nggak mau punya anak, hiks!"



bersambung....

𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 𝟐 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang