18 'Secepatnya'

1.4K 198 12
                                    

⚠vote 100+
⚠ komen 5+
⚠ readers 100+

😉

996 word lho!










Seperti biasa pagi hari iqbaal sudah siap dengan pakaian kantornya. Sebentar lagi ia akan pergi untuk bekerja namun sebelum itu, Ia akan pergi sarapan bersama Dinda yang sudah ada dibawah-- lebih tepatnya dimeja makan. Istrinya itu pasti sedang menyiapkan sarapan untuknya

"Dinda,"

"iya mas? kenapa? Ayo sarapan."

Iqbaal meletakkan tas kantornya di sofa lalu ia melangkah mendekati Dinda yang tengah mengolesi selai ke roti. Namun atensi Istrinya itu beralih padanya

"Kamu lagi sibuk gak?"

"Enggak mas, Aku lagi nyiapin roti buat mas aja,"

Iqbaal tersenyum kecil ia menyodorkan dasi polos berwarna hitam pada Dinda. Dinda yang mengertipun langsung menerima dasi itu, Dengan telaten ia memakaikan iqbaal dasi itu

Iqbaal menatap lekat wajah Dinda yang ada didekatnya ini. Ada perasaan tidak tega untuk menduai istrinya ini, Tapi rasa cinta dan sayang untuk (namakamu) mampu mengalahkan rasa tidak teganya itu

Sementara dinda yang merasa ditatapun hanya terdiam, Ia purapura sibuk untuk memakaikan dasi itu padahal dalam hatinya ia merasa nyeri dalam hatinya ketika mengingat kejadian malam tadi

"Mas tega selingkuhin aku,"

Kalimat itulah yang kini terngiang-ngiang dalam benak dan juga otaknya. Rasa sakit dan pedih dihatinya sangatlah amat menyiksa batinnya. Baru kali ini ia diselingkuhin oleh seorang pria dan prianya itu adalah suaminya sendiri

"Udah selesai mas,"

"Makasih ya sayang,"

Dinda tersenyum miris ketika mendengar panggilan romantis iqbaal itu. Sayang yang dulu selalu membuat hatinya berbunga-bunga kini terasa hambar bagaikan sayur tanpa garam. Ia tahu, kini dihati iqbaal ada wanita lain selain darinya

"Yaudah mas, duduk. Sebentar lagi rotinya hampir jadi," Titahnya membuat Iqbaal hanya menurut

Iqbaal mengambil sepotong apel yang sudah dikupas dan tentunya dipotong oleh Dinda. Sehingga membuat iqbaal mudah memakannya, enak lu baal!

"Mas,"

"Kenapa dinda?"

"Aku boleh tanya sesuatu gak?"

Iqbaal hanya mengangguk karna ia sedang meminum susu cokelat hangat

"Eum--" Tangan kanannya terulur untuk mengambil satu slices roti lain, "Mas udah ada calon untuk dijadiin istri kedua mas?"

Pertanyaan itu mampu membuat iqbaal tersedak hampir saja ia semburkan susu yang ia minum itu ke wajah Dinda-- hampir! Sementara dinda yang melihat itupun terkejut

"Yaampun mas, Mas gapapa?" tanyanya dengan cemas

Iqbaal meletakkan gelas itu dengan keras sehingga menimbulkan suara seperti gertakkan, Lalu ia beralih menatap Dinda dengan tatapan tajam, "Maksud kamu apa nanyain soal itu!?"

Dinda menelan salivanya kuatkuat, ia jadi menciut ketika melihat tatapan iqbaal yang seperti ingin membunuhnya saja

"Jawab dinda!" Gertak iqbaal membuat Dinda menunduk

"M-maaf mas, A-aku.. Aku gak bermaksud untuk bikin mas marah," Cicit Dinda

Iqbaal mendengus kesal, ia bangkit dari duduknya seraya mengambil kasar tas kantornya yang tadi sudah Dinda ambil di sofa, Ia lagilagi menatap tajam dinda yang tengah menunduk, "Jangan pernah kamu tanyatanya tentang itu lagi!"

𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 𝟐 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang