17 'Siapa dia?"

1.4K 196 2
                                    

Malam harinya dikediaman iqbaal...



"Mas mau nambah lagi makannya?"

Iqbaal menggeleng disaat ia mengunyah suapan terakhir, "Enggak usah dinda, Aku udah kenyang.."

Dinda terkekeh, "Oh yaudah,"

Iqbaal melirik pada ponselnya yang menyala, Ada pesan. Dengan segera ia membuka pesan itu. Senyumannya terpatri. Kedua jempolnya menari indah dilayar ponselnya

Dinda yang melihat itupun hanya terdiam, "Asik banget mas iqbaal,"

Setelah mengirimkan balasan pesan iqbaal kembali meletakkan ponselnya dipinggir, ia kembali melanjutkan makan

"eum-- Dinda,"

"ya? kenapa mas?"

"Tolong kupasin jeruk ya?"

"iya mas, sebentar!" Dinda dengan segera mengambil jeruk itu lalu ia kupas, Setelah selesai ia berikan pada Iqbaal

"Makasih,"

"iya samasama,"

Baru melahap dua atau tiga buah jeruk, Iqbaal bangkit dari duduknya

"Mas mau kemana?"

"Mas mau ke toilet sebentar,"

Dinda melihat kepergian iqbaal. Tak lama ponsel suaminya itu berbunyi, Ia melirik sekilas

"Ada yang telfon," Desis Dinda

Dinda sangat ingin untuk mengangkat namun ia ragu, Ia takut iqbaal marah padanya karna ia telah lancang mengangkat telfon

Karna dering ponsel suaminya itu yang belum juga berhenti akhirnya ia memutuskan untuk mengangkat, dilihatnya tidak ada nama hanya ada emoticon "😻" Saja

"Hal--"

"Mas iqbaal? Aku kangen mas.."

Deg

"Kangen?" Desisnya tanpa suara

"Mas? kok diem sih mas?"

Nafas dinda tercekat kala seseorang yang menelfon ini berucap Rindu pada suaminya. Karna sudah tidak kuat, akhirnya ia mematikan sambungan telfon itu, ia kembali meletakkan ponsel iqbaal diposisi yang semula

Dinda menepis airmatanya, Ia menggeleng kecil, "Salah sambung mungkin,"

Tak lama datanglah Iqbaal. Pria itu kembali terduduk di bangkunya. Pria itu menatap heran pada Istrinya

"Dinda? Kamu nangis?"

"Hah?" Dinda menggeleng seraya tersenyum kecil, "Enggak mas, Enggak! Aku tadi cuman nangis garagara masakan aku terlalu pedes aja,"

Iqbaal tersenyum lega, "Aku kira kamu nangis,"

Dinda tersenyum tipis, "Kenapa mas harus bohong sama aku?"

Sementara ditempat lain (namakamu) mendecak sebal, ia terus saja menggerutu tak jelas

"Mas iqbaal kok malah mutusin sambungan telfon sih? Mana gak ngomong lagi!"

"Ck!" Ia melempar ponselnya ke ranjang, Ia bangkit dari duduknya lalu ia naik keatas ranjang

"Kangen kamu mas," Gumamnya disaat ia sudah terbaring untuk tertidur

Ia mengubah posisi duduknya kesebelah kiri, (namakamu) berusaha untum tertidur namun tak bisa! Rasa rindu pada Mas-nya sangat menghantuinya saat ini

"Mass, kangen kamuuuu.." Rengeknya sembari meremas selimbutnya

tling!

Dengan malas (namakamu) menyalakan ponselnya. Dan itu telfon dari iqbaal dengan segera ia mengangkatnya tak lupa ia bangkit dari tidurnya

"Mas! Mas kenapa tadi matiin telfonnya? Aku kangen tau mas!" Kesalnya

"Aku matiin telfon? Prasaan enggak deh sayang,"

(Namakamu) menghela nafasnya, Kekasihnya ini berucap sembari berbisikbisik. Ia tahu dimana posisi kekasihnya ini berada

"Tadi tuh aku telfon mas, Trus mas angkat! Trus tibatiba aja mas matiin, Kesel tau gak!"

"Demi apapun aku gak--"

Ucapan iqbaal terpotong dan hal itu membuat (namakamu) mengeryit, "Mas? Kok berhenti sih? Kenapa?"

"Sayang, Gawat!"

"Gawat? Gawat kenapa sih mas? Jangan bikin aku khawatir deh,"

"Kamu bilang... Kamu bilang kan tadi kamu telfon, Trus aku ngangkat telfon kan?"

"iya tapi mas tibatiba aja matiin,"

"Waktu kamu telfon itu, Aku lagi ada ditoilet sayang. Aku mana tau kamu telfon, Orang aku gak bawa hp aku ke toilet,"

"Jadi?"

Terdengar helaan nafas berat iqbaal, "Kemungkinan besar..." Pria itu seperti tidak sanggup untuk melanjutkan ucapannya, membuat (namakamu) mendecak

"Mas? Kenapa sih? Kemungkinan besar apa?"

"Kemungkinan besar, Dinda yang ngangkat telfon kamu sayang," lirih iqbaal membuat (namakamu) terkejut

"H-hah?! Kamu serius mas?"

"Iya sayang, Aku yakin. Soalnya waktu aku abis bales chat kamu, Gak lama dari itu aku pergi ke toilet, trus waktu aku balik lagi ke meja makan, Aku ngelihat dinda kaya abis nangis gitu, Tapi dinda bilang-- Dia cuman kepedesan garagara makanan,"

(Namakamu) menelan salivanya kuatkuat, ia menggeleng pelan "M-Mas, G-gimana dong?!"

"Aku nggak tau sayang, Ohiya-- Kalau boleh aku tau, Kamu ngomong yang aneh-aneh gak?"

(Namakamu) memejamkan kedua matanya, Ia sangat terkejut saat ini

"Sayang,"

"Mas, Aku-- Aku bilang kangen sama mas," Ia mendecak, "Tapi kan aku mana tau kalau itu mba dinda yang ngangkat! Jadi bukan salah aku dong?!"

"iya sayang, Ini bukan salah kamu. Ini salah aku, Seharusnya aku bawa hp aku ke toilet tadi."

"Tapi mas, Mba dinda kirakira tau gak ya itu aku? Maksud aku, Dia ngenalin suara aku nggak ya?"

"Mudahmudahan, Dia gak tau sayang! Semoga,"





"Ternyata mas benerbener selingkuhin aku?"

tes!

"K-kenapa sesakit ini yatuhan? Shh!"

Itu adalah Dinda. Wanita itu sedang berdiri di balik tembok. Ia mendengar percakapan iqbaal dengan-- selingkuhannya itu

"S-sakit yatuhannn," Ringisnya sembari memegang dadanya yang terasa sesak ini

"Hiks! Mas tega sama aku,"





bersambung...

𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 𝟐 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang