vote komen ya gais. Itu sangat membantu untukku :)
1.30 am
Dinda tampak memasang wajah cemasnya, karena iqbaal belum juga pulang padahal waktu sudah menunjukkan Pukul 1 malam
"Mas, kamu kemana sih?"
"Sepenting apa sih hal penting yang kamu maksud itu?"
Srett!
Pintu rumah terbuka, Itu pasti iqbaal. Sontak hal itu membuat Dinda yang sedari tadi terduduk disofa terkejut dengan cepat ia berbaring-- purapura tidur agar iqbaal tidak mengetahuinya yang sedari tadi menungguinya
huh!
Terdengar helaan nafas dari pria itu, Dinda memejamkan kedua matanya rapat-rapat agar iqbaal tidak curiga
Iqbaal menoleh kearah ruang tamu dengan lampu yang masih tampak menyala, Sontak hal itu membuatnya melangkah kearah sofa dan mendapati Dinda-- istrinya itu sedang tertidur di sofa dengan refleks ia menghampirinya, ia jongkok tepat didepan wajah dinda yang tampak pulas tertidur. Ia menepis rambut-rambut yang menghalangi wajah istrinya itu
Sementara Dinda yang mendapatkan perlakuan seperti itupun hanya bisa terdiam dan terdiam. Ia takut iqbaal mengetahui kalau ia sedang berpurapura tertidur
"Kamu ngapain tidur disini sih?" desis iqbaal dengan lembut bahkan terdengar seperti berbisik
"Udah mas bilang kan, kamu gausah tungguin mas."
Iqbaal menghela nafasnya lalu ia menepuk pelan-- sangat pelan pipi kiri Dinda, "Dinda.."
Sudah berkalikali ia berusaha untuk membangunkan Dinda, tapi istrinya itu tidak kunjung bangun. Dan hal itu membuatnya sedikit merasa bersalah karena membuat istrinya itu tertidur disini
"Mas gak tega kalau harus pindahin kamu kekamar," ujar iqbaal kemudian ia bangkit dari jongkoknya lalu ia melangkah pergi menuju kamarnya membuat Dinda membuka kedua matanya-- hanya itu yang ia lakukan agar iqbaal tidak curiga
Tak lama iqbaal datang kembali membawa selimut dan membuat Dinda kembali memejamkan kedua matanya lagi. Ia menyelimuti seluruh tubuh istrinya itu dengan lembut. Ia kembali menjongkok dihadapan sang istri
"Selamat tidur,"
Dinda membuka kedua matanya menatap kepergian iqbaal yang melangkah menuju kamar mereka. Ia menghela nafasnya
"Mas gak biasanya gak nyium kening aku,"
*
keesokkan harinya..
"Dinda,"
"Kenapa mas? Mas nambah nasi gorengnya?"
Iqbaal menggeleng seraya meletakkan gelas dengan air yang tinggal setengahnya, "enggak. Mas cuman mau nanya sama kamu,"
Seperti biasa Iqbaal dan Dinda sedang sarapan pagi
"Nanya apa mas?"
"Tadi malam kenapa kamu tidur disofa?"
Dinda terdiam sejenak, ia sudah duga pasti iqbaal akan menanyakan hal itu padanya, "eum-- B-buat nungguin mas,"
Iqbaal menghela nafasnya, "Mas kan udah bilang, gausah nungguin mas pulang dinda," ujar iqbaal dengan lembut
"maaf mas,"
"Mas gamau kamu sakit, Untung mas lihat kamu disofa tadi malem terus bawain selimut, Kalau enggak gimana? Kamu pasti bakalan masuk angin,"
"Maaf mas, A-aku.. Aku cuman--"
"Jangan membela diri kalau nyatanya kamu salah dinda!" Ujar iqbaal dengan tegas dengan sedikit membentak
"i-iya mas, maaf!"
Iqbaal kembali melanjutkan makannya dengan wajah yang datar
"Mas,"
Iqbaal menatap pada dinda, "kenapa?"
"S-sebenernya... Mas tadi malem pulang jam berapa?"
Iqbaal tertegun, Haruskah ia berbohong? Ia berdehem, "M-mas pulang jam setengah dua belas malam, Kenapa?"
Dinda tersenyum miris mendengar pernyataan iqbaal. Kenapa suaminya ini harus berbohong padanya?
"Aku boleh tau gak, Kegiatan apa aja yang mas lakuin selama dikantor?"
Iqbaal mengeryit, "Dikantor?"
"Iya dikantor, Kan mas bilang, Mas harus pergi karna ada hal penting. Dan emang udah dipastikan kalau hal penting itu menyangkut dikantor kan?" pertanyaan itu membuat iqbaal mati kutu
Dinda mengeryit, "Apa mas bukan pergi kekantor?
Iqbaal tertegun, "Ah? i-iyaa," Ia mengangguk cepat guna menutupi kebohongannya, "M-mas emang kekantor! Dikantor mas harus bawa flashdish yang ketinggalan, Soalnya flashdish itu penting banget,"
"Kenapa mas bilang kalau itu penting?" tanya dinda sembari menaikkan sebelah alisnya
iqbaal terkekeh heran, "Kamu kenapa sih nanyanya sedetail itu? Kamu gak percaya sama mas?"
"Hah? eng-enggak! Aku bukannya gak percaya mas, Aku percaya kok!"
"Ya terus kenapa kamu nanyanya kaya gitu? Flashdish yang kemarin malam mas ambil itu sangat penting, karna itu menyangkut perusahaan mas, Isi dari flashdish itu sangat amat rahasia, hanya beberapa orang yang mas percaya untuk mengetahui isi dari flashdish tersebut. Sekarang kamu paham?" jelas iqbaal membuat Dinda mengangguk
"yaudah," ia bangkit dari duduknya seraya merapihkan sekilas jasnya, "Mas berangkat ya?"
Dinda bangkit dari duduknya lalu ia mendekat pada iqbaal, "Iya mas,"
"Kalau kamu mau keluar rumah, Kasih tau mas ya? Telfon mas."
"Tapi nanti ganggu mas gimana?"
"Gapapa, Kamu harus telfon mas ya? Hatihati dirumah!"
Dinda terkekeh, "iya mas, Hatihati ya!"
Iqbaal mengangguk lalu ia pergi tak lupa mengecup kening dinda sekilas
Dinda tersenyum kecil melihat kepergian iqbaal, "Gak tau kenapa, Mas akhir-akhir ini sikapnya aneh."
bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 𝟐 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) "𝐀𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐭𝐮𝐡𝐚𝐧?" - (𝐍𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐦𝐮) 𝐀𝐝𝐡𝐢𝐬𝐚 𝐃𝐚𝐧...