37 'Roti dan Nasi goreng'

1.2K 171 9
                                    

"Pagi,"

"Pagi mas,"

"Mas sini duduk disamping aku,"

"Ehh- disini aja mas,"

"Apaan sih kamu?! Mas iqbaal harus duduk disini!"

"Enak aja! Gak! Mas disini aja mas,"

"NGGAK BOLEH--"

"DIAM!!!"

Seketika perdebatan antara (namakamu) dan Dinda terhenti ketika iqbaal berteriak.

Iqbaal menatap secara bergantian kearah (namakamu) dan Dinda, Ia menghela nafasnya, "Dinda, Kamu duduk disamping kiri mas, Dan kamu (nam) kamu duduk disamping kanan mas, Paham?" Dengan segera kedua wanita itu duduk dengan sedikit grasak-grusuk membuat Iqbaal menggeleng kepalanya

"Mas mau makan sama apa? roti? Sama roti aja ya mas, Nasi gorengnya pasti gaenak, Biar aku yang--"

"Aku aja yang ambil!" Hardik (namakamu) seraya mengambil alih piring yang ada ditangan Dinda dengan kasar

"Eh-- ehh! Gak bisa gitu dong! Aku yang awalnya ambil itu piring, Kenapa jadi kamu yang ambil sih?! balikin gak?!" Omel Dinda dengan sorotan mata tajam

"OGAH! Mas," ia tersenyum manis pada iqbaal, "Mas mau sarapan sama nasi goreng buatan aku ya? Nasi goreng aku enak kok," ia melirik sinis pada Dinda, "Special buat mas,"

"Jangan mas, Mending roti aja. Rotikan lebih bergizi gak ada minyak-minyakkan kayak nasi goreng, nih aku buatin ya!"

"Mending nasi goreng, Daripada roti melulu, Gak sehat!" Sindir (namakamu)

Iqbaal menatap kearah kedua istrinya yang sedang menyiapkan sarapan untuknya, yang satu lagi nyendokin nasi goreng, yang satu lagi, lagi ngolesin selai cokelat kesukaannya ke roti. Iqbaal dibuat kebingungan, Apa ia harus memakan keduanya? Kalau tidak, Bisabisa terjadi perdebatan lagi

"Nih, mas dimakan ya!"

"Ayo mas dimakan,"

Iqbaal menelan salivanya kuatkuat, ketika melihat dua piring dengan berbeda menu yang ada di hadapannya, Sebenarnya ia ingin makan roti karna itu simple dan gak ribet. Tapi kalau milih roti, pasti (namakamu) ngambek, Pikirnya

"Mas iqbaal pasti milih nasi goreng buatan aku, daripada harus makan roti." desis (namakamu)

"Sok tau! Pasti rotilah! Roti itu bergizi dari gandum, Simple lagi dimakan,"

(namakamu) terkekeh miris, "Heh! Kamu jadi istri males banget sih? Masa tiap pagi harus ngasih mas iqbaal roti mulu?! Kali-kali masak kek! Dasar pemalasan!"

Iqbaal lagi-lagi menghela nafasnya, Ia terdiam sejenak sampai kapan kedua istrinya ini berhenti bertengkar dihadapannya LAGI

"Aku bukan males ya?! Tapi aku ngertiin mas iqbaal, Dia pasti gak mau nunggu-nunggu buat sarapan,"

"Bangun pagi dong! Bangun pagi! Gitu aja repot! Makanya kamu siapin alarm jam 5 subuh, Iya kan mas?" Tanya (namakamu) melirik pada iqbaal yang tengah terdiam, ia melirik pada nasi gorengnya yang belum disentuh oleh iqbaal sedikitpun, "Lho mas kok belum dimakan sih?"

"Iya mas, Kok roti aku juga belum dimakan?" lanjut Dinda

"Udah ributnya?"

Baik (namakamu) maupun Dinda terdiam. Iqbaal menatap mereka berdua dengan tatapan datarnya

"Gimana aku bisa sarapan, Kalau pemandangannya kayak gini? Kalian ribut didepan aku, Saling sindir-sindiran didepan aku, Rebut ini rebut itu didepan aku, Ini masih pagi lho? Sebentar lagi aku mau kekantor harus ngerjain semua pekerjaan aku, Tadi selepas aku bangun tidur, Aku berharap akan dilayani baik sama kedua istri aku tanpa adanya keributan, Tapi ternyata ekspetasi aku gak sesuai realita, Baru aja aku turun dari tangga kalian udah ribut-ribut gak jelas, Sampai-sampai perut mas udah kenyang sama semua omongan kalian tadi," Ujar iqbaal dengan intonasi yang naik-turun

"Maaf mas,"

"Maafin aku mas,"

"Kalian gak perlu minta maaf, Mas gak nyalahin kalian. Harusnya kalian introspeksi diri kalian sendiri. Apa sih yang kalian ributin dari aku? Hm? apa? Apa pernah aku pilih kasih? Apa pernah aku tidur sama salah satu dari kalian diluar waktu jatah?"

"Pernah waktu itu," Sahut (namakamu) kecil

"Itu kan dulu sayang," Geram iqbaal

"Aku selalu kasih kalian uang bulanan sama rata, Gak ada yang aku lebih-lebihin ataupun aku kurang-kurangin. Semua sama rata, Aku selalu mengiyakan apa yang kalian inginkan,  Jadi perihal apa yang harus kalian ributin sih?"

"Aku gak mau kamu milih roti dia mas," Lagi, lagi (namakamu) yang berucap

Iqbaal mengeryit, "Itu sama aja aku pilih kasih dong sayang, Its not fair."

"Ya tapi kan--"

"Istri aku itu kalian. Kamu Dinda Annisa," ia menggengga erat tangan kanan Dinda lalu tatapannya beralih pada (namakamu), "Dan tentunya kamu juga sayang, (namakamu) Adhisa," Ia menggenggam erat tangan kiri (namakamu), Tak lupa ia usap punggung tangan kedua istrinya itu

"Kalian itu segalanya untuk aku, Kalian support system mas, Mas sayang dan cinta sama kalian berdua."

"Tapi Rasa sayang dan cinta kamu lebih besar untuk aku kan mas?" Tebak Dinda belum sempat Iqbaal menjawab (namakamu) sudah lebih dulu berucap

"GAK! Mas iqbaal lebih cinta dan sayang sama aku!"

"Gausah keegeran deh," Desis Dinda

"Kamu tuh yang kegeeran!"

Berdebatan itu muncul lagi membuat iqbaal melepas genggaman itu, Daripada membuang waktu lebih baik ia sarapan, Sepertinya siang nanti ia tidak akan pergi ke cafe, Yap! Karena pagi ini ia makan dengan dobel sekali, Nasi+Roti. Mantap!

(namakamu) menatap senang kearah iqbaal, "Yeayy, Lihat kan dinda?! Mas iqbaal lebih milih makan nasi goreng buatan aku, Wle!"

Dinda merasa sedih ia menatap kearah iqbaal yang dengan santainya memakan nasi goreng ketimbang roti buatannya, "Mas kok gak makan roti aku sih?"

"Makan kok sayang," Ujar iqbaal dengan nada yang tenggeleng akibat nasi yang ada dimulutnya

Dinda dan (namakamu) sama-sama mengeryit, "Maksud mas?"

Iqbaal meletakkan garpu dan sendok keatas piring yang sudah tadinya ada nasi goreng kini tandas habis, Sebelum memakan roti ia meminum air putih lalu ia mengambil roti itu lalu ia melahapnya dengan sangat tidak santai membuat Dinda dan (namakamu) sama-sama mengerdik

"Mas kalau kenyang, gausah dimakan mas," cicit Dinda

"Gak, Mas makan aja. Ntar kalian ribut lagi, lagi.."









bersambung...

gimana?



𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 𝟐 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang